Status Perkawinan Keluhan Klimakterik Tingkat Pengetahuan

kemampuannya membayar jasa pemanfaatan pelayanan kesehatan maupun melakukan tingkat pencegahan. Seseorang kurang memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada mungkin oleh karena tidak mempunyai cukup uang untuk membeli obat, membayar transport dan biaya pemeriksaan. Ibu yang berprofesi hanya sebagai ibu rumah tangga kemungkinan akan berfikir bahwa uang yang diterimanya hanya cukup untuk kebutuhan rumah tangga sehingga jika ibu ingin memanfaatkan pelayanan kesehatan harus meminta dulu dari suaminya.

2.3.4. Status Perkawinan

Status perkawinan dikaitkan dengan adanya perhatian dan dukungan yang didapat dari masing-masing pasangannya. Dapat dipastikan bahwa ikatan perkawinan akan meningkatkan rasa tanggung jawab seseorang terhadap pasangannya. Pasangan hidup merupakan orang yang berharga lebih dipercayai di dalam memberikan masukan dan dukungan yang berguna bagi kehidupannya. Pasangan suami istri akan menanggapi secara positif bila melihat pasangannya sakit, dan akan berusaha membawanya pergi berobat. Konsep dasar timbulnya penyakit secara epidemiologis dapat menjelaskan bahwa status perkawinan merupakan faktor yang terdapat pada diri manusia dan dapat berperan sebagai determinan kejadian timbulnya penyakit. Seseorang yang tidak kawin lebih sering dihadapkan pada berbagai penyakit, hal ini dapat terjadi karena adanya perbedaan-perbedaan dalam gaya hidup yang berhubungan secara kausal dengan penyebab penyakit-penyakit tertentu. Dame Evalina Simangunsong : Hubugan Karakteristik Wanita Perimenopause Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Kota Pematang Siantar Tahun 2009, 2009

2.3.5. Keluhan Klimakterik

Keluhan klimakterik dapat dibedakan atas keluhan jangka pendek dan keluhan jangka panjang dan keluhan ini ada yang dirasakan dan ada pula yang tidak mengeluhkannya. Hutapea 1998 yang melakukan penelitian terhadap paramedis di beberapa Rumah Sakit di Medan menemukan pada kelompok usia 40 tahun atau lebih dijumpai 11,8 dengan gangguan haid, 26,9 keringat banyak terutama pada malam hari, 19,3 mengalami gejolak panas hot flush, 16,1 rasa panas pada vagina dan 10,7 nyeri pada saat senggama serta keluhan lainnya berupa perasaan nyeri pada sendi dan otot, pelupa dan mudah capek. Samil 1997 dalam Hutapea 1998 mengemukakan bahwa 98 wanita perimenopause menyatakan bahwa kesehatannya baik.

2.3.6. Tingkat Pengetahuan

Aspek kognitif pengetahuan yang dikemukakan oleh Benjamin S.Bloom merupakan salah satu psikologi belajar yang dapat diajarkan terintegrasi untuk mencapai tujuan suatu proses pendidikan dan pelatihan. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang overt behavior Notoatmodjo, 2003. Dame Evalina Simangunsong : Hubugan Karakteristik Wanita Perimenopause Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Kota Pematang Siantar Tahun 2009, 2009 Domain Kognitif dalam enam tingkatan, yang menitikberatkan pada aspek berpikir, dari yang paling sederhana sampai ke hal yang kompleks. Enam tingkatan pengetahuan tersebut adalah : a. Tahu know Kemampuan seseorang untuk mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, ditandai dengan kemampuan menyebutkan symbol, istilah, definisi, fakta, aturan, urutan, metode. b. Memahami comprehension Kemampuan seseorang untuk memahami tentang sesuatu hal dimana orang tersebut harus dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut, ditandai dengan kemampuan menterjemahkan, menafsirkan, memperkirakan, menentukan, menginterpretasikan. c. Aplikasi Application Kemampuan berpikir untuk menjaring dan menerapkan dengan tepat tentang teori , prinsip, symbol pada situasi baru atau nyata, ditandai dengan kemampuan menghubungkan, memilih, mengorganisasikan, memmindahkan, menyusun, menggunakan, menerapkan, mengklasifikasikan, mengubah struktur. d. Analisis Analysis Kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan atau memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui, ditandai dengan kemampuan membandingkan, menemukan, mengalokasikan, mengkategorikan. Dame Evalina Simangunsong : Hubugan Karakteristik Wanita Perimenopause Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Kota Pematang Siantar Tahun 2009, 2009 e. Sintesis Synthesis Yaitu kemampuan berpikir untuk memadukan konsep-konsep secara logis sehingga menjadi suatu pola yang baru, ditandai dengan kemampuan mensintesiskan, menyimpulkan, menghasilkan, mengembangkan, menghubungkan, mengkhususkan. f. Evaluasi Evaluation Kemampuan berpikir untuk dapat memberikan pertimbangan terhadap suatu situasi, system nilai, metoda, persoalan dan pemecahannya dengan menggunakan tolak ukur tertentu sebagai patokan, ditandai dengan kemampuan menilai, menafsirkan, mempertimbangkan dan menentukan. Pengetahuan tentang kesehatan adalah mencakup apa yang diketahui seseorang terhadap cara-cara memelihara kesehatan termasuk pengetahuan tentang fasilitas pelayanan kesehatan yang professional maupun yang tradisional. Pengetahuan wanita tentang masa kehidupannya perlu disosialisasikan, karena diantara masa kehidupan tersebut ada suatu periode peralihan dari masa reproduktif ke masa tidak reproduktif yang disebut dengan masa klimakterium. Berbagai hasil penelitian mengungkapkan bahwa pengetahuan ibu tentang gejala-gejala klimakterium sangat rendah serta berbedanya keluhan sindrom klimakterik yang dialami tiap-tiap wanita Hutapea, 1998 : Hanafiah, 1999. Keadaan ini akan berdampak pada ketidaksiapan ibu untuk menerima keadaan menopause sehingga berakibat pada gangguan psikologisnya yang menyebabkan Dame Evalina Simangunsong : Hubugan Karakteristik Wanita Perimenopause Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Kota Pematang Siantar Tahun 2009, 2009 keluhan klimakterik akan semakin serius dan akan menagganggu kualitas hidupnya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Muharram terhadap 1350 wanita menopause di Indonesia ditemukan bahwa responden yang tidak mengetahui terapi sulih hormone sangat tinggi yaitu 65 sedangkan yang tahu hanya 8 saja.

2.4. Landasan Teori