Maruwandi Y. Simaibang : Analisis Finansial Usahatani Kopi Arabika Varietas Unggul Di Kabupaten Pakpak Bharat Kasus : Desa Kuta Mariah, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat, 2008.
USU Repository © 2009
4. Sarana Produksi bibit, pupuk, obat-obatan dan alat-alat pertanian a.
Bibit
Petani di Desa Kuta Meriah hampir seluruhnya memiliki kebun kopi arabika selain daripada kopi robusta. Alasan pemilihan bibit tersebut adalah
karena lebih cepat berproduksi yaitu lebih kurang 2 tahun setelah penanaman, dalam teknik pemeliharaan tidak terlalu rumit, kemampuan produksi yang cukup
tinggi serta permintaan pasar terhadap komoditi yang sangat baik. Rata-rata jumlah bibit yang ditanam oleh masyarakat di daerah penelitian adalah 535
Batang. Petani di Desa Kuta Meriah pada umumnya menanam bibit yang berasal
dari pembibitan masyarakat setempat yang berkualitas baik yaitu bibit kopi arabika dengan varietas pucuk merah yang dijual dengan harga berkisar antara
Rp 750–Rp 1500,00batang. Namun tidak jarang juga pemerintah daerah memberikan bantuan dalam bentuk penyediaan bibit unggul bagi usahatani kopi
arabika yang diperuntukkan bagi masyarakat setempat. Ketersediaan bibit yang mudah didapat oleh petani menunjukkan bahwa pengadaan bibit di Desa Kuta
Meriah dapat terpenuhi sesuai dengan jumlah bibit yang dibutuhkan.
b. Pupuk
Salah satu sarana produksi yang sangat mempengaruhi produksi suatu tanaman adalah pupuk. Pupuk digunakan untuk mempercepat pertumbuhan
tanaman dan meransang pembentukan buah baik secara kuantitas maupun kualitas. Petani kopi arabika di Desa Kuta Meriah umumnya tidak teratur dalam
pemberian pupuk dan umumnya tidak mengetahui prosedur pemberian pupuk
Maruwandi Y. Simaibang : Analisis Finansial Usahatani Kopi Arabika Varietas Unggul Di Kabupaten Pakpak Bharat Kasus : Desa Kuta Mariah, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat, 2008.
USU Repository © 2009
karena hanya mengandalkan pengalaman dalam usahatani serta informasi dari pertain lain yang telah sukses dalam melaksanakan usahataninya.
Pemupukan yang dilakukan oleh petani umumnya dilaksanakan pada saat pemeliharaan dan periode pemupukan. Jenis pupuk yang umumnya digunakan
adalah pupuk Kandang Kompos, pupuk Urea, pupuk KCL, pupuk ZA dan pupuk TSP. pupuk kandang dijual dengan harga Rp 5000Sak. Berdasarkan keterangan
yang diperoleh dari petani didaerah penelitian umumnya berpendapat bahwa hasil produksi dari tanaman kopi arabika akan lebih jauh meningkat apabila diberikan
pupuk secara teratur akan tetapi karena akibat dari keterbatasan biaya dalam pemeliharaan dan kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pupuk bagi
tanaman mengakibatkan kurangnya dosis pemupukan bagi tanaman kopi arabika bahkan terkesan hanya memberikan pupuk Kandang Kompos. Masyarakat juga
dipusingkan oleh keterbatasan jumlah pupuk dipasaran termasuk pupuk bersubsidi seperti pupuk Urea dan harga sarana produksi yang semakin tinggi dari tahun ke
tahun. Pemberian pupuk di Desa Kuta Meriah tidak dilakukan secara optimal sehingga produksi tanaman cenderung berfluktuasi dan belum mencapai hasil
maksimal baik dari segi kualitas maupun kuantitas apabila dibandingkan dengan petani dari daerah lain yang melaksanakan usahatani secara intensif dan teratur.
Tabel 16. Rata-rata Penggunaan Pupuk No
Jenis Pupuk Rata-rata pupuk KgHa
1 Kandang
1312,75 2
Urea 33,25
3 KCL
9 4
Za 4,875
5 TSP
29,125
Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 4 2006
Maruwandi Y. Simaibang : Analisis Finansial Usahatani Kopi Arabika Varietas Unggul Di Kabupaten Pakpak Bharat Kasus : Desa Kuta Mariah, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat, 2008.
USU Repository © 2009
Petani memperoleh pupuk dari toko-toko yang berasal dari Kota Salak ataupun Kota Sidikalang serta agen-agen pupuk yang berada di Kecamatan
Kerajaan sehingga petani tidak kesulitan mendapatkan pupuk sesuai dengan kebutuhan hanya permasalahan harga yang tinggi sehingga petani menjadi malas
untuk menggunakan pupuk dalam usahataninya. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan akan pupuk di Desa Kuta Meriah cukup tersedia.
c. Obat-obatan