72
4.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Batu Bara
a. Luas Wilayah Kabupaten Asahan 4.624,41 km
2
, setelah dilakukan pemekaran berubah menjadi :
1.
Kabupaten Asahan Induk : 3.702,21 km
2
2.
Kabupaten Batu Bara : 922,20 km
2
b. Jumlah Kecamatan di Kabupaten Asahan adalah 20 dua puluh kecamatan.
Setelah dimekarkan berubah menjadi : 1.
Kabupaten Asahan Induk adalah 13 tiga belas kecamatan, yaitu : 1
Kecamatan Bandar Pasir Mandoge 2
Kecamatan Bandar Pulau 3
Kecamatan Pulau Rakyat 4
Kecamatan Aek Kuasan 5
Kecamatan Sei Kepayang 6
Kecamatan Tanjung Balai 7
Kecamatan Simpang Empat 8
Kecamatan Air Batu 9
Kecamatan Buntu Pane 10
Kecamatan Meranti 11
Kecamatan Air Joman 12
Kecamatan Kisaran Barat, dan 13
Kecamatan Kisaran Timur
Ahmad Muzzawir: Analisis Kebijakan Pemekaran Wilayah kabupaten Batu Bara Dalam Perspektif Peraturan Pemerintah No. 329 Tahun 2000, 2008.
USU e-Repository © 2008
73
2. Kabupaten Batu Bara adalah 7 tujuh kecamatan, yaitu :
1 Kecamatan Medang Deras
2 Kecamatan Sei Suka
3 Kecamatan Air Putih
4 Kecamatan Lima Puluh
5 Kecamatan Talawi
6 Kecamatan Tanjung Tiram, dan
7 Kecamatan Sei Balai
Wilayah Kabupaten Batu Bara terletak antara 2 03
1
– 3 05
1
LU dan 99 1
1
– 99
7
1
BT dengan batas-batas sebagai berikut : 1.
Sebelah Timur dengan Kecamatan Air Joman, Meranti. 2.
Sebelah Barat dengan Kabupaten Deli Serdang. 3.
Sebelah Selatan dengan Kabupaten Simalungun. 4.
Sebelah Utara dengan Selat Malaka. Wilayah Kabupaten Batu Bara yang terdiri dari 7 tujuh kecamatan dengan
7 tujuh kelurahan dan 94 sembilan puluh empat desa dengan luas wilayah 92.220 Ha 19,94 dari luas wilayah Kabupaten Induk Asahan adalah sebagai berikut :
1. Kecamatan Tanjung Tiram mempunyai luas wilayah 17.379 Ha.
2. Kecamatan Sei Balai mempunyai luas wilayah 10.988 Ha.
3. Kecamatan Talawi mempunyai luas wilayah 8.980 Ha.
4. Kecamatan Lima Puluh mempunyai luas wilayah 23.955 Ha.
Ahmad Muzzawir: Analisis Kebijakan Pemekaran Wilayah kabupaten Batu Bara Dalam Perspektif Peraturan Pemerintah No. 329 Tahun 2000, 2008.
USU e-Repository © 2008
74
5. Kecamatan Air Putih mempunyai luas wilayah 7.224 Ha.
6. Kecamatan Sei Suka mempunyai luas wilayah 17.147 Ha.
7. Kecamatan Medang Deras mempunyai luas wilayah 6.547 Ha.
Sementara apabila wilayah Batu Bara ini ditambah dengan luas lautan Selat Malaka 12 mil laut dari garis pantai sekitar 7.000 Ha.
Gambar. 1 Peta Kabupaten Batu Bara
Wilayah Batu Bara ini sangat strategis, menjadi kota transit antar kabupaten di Sumatera Utara seperti Simalungun, Asahan, Labuhan Batu, Serdang Bedagai dan
Deli Serdang. Kemudian juga letaknya merupakan perlintasan jalan lintas timur Sumatera menghubungkan antara Provinsi Sumatera Utara dengan Provinsi Riau.
Selain itu di wilayah ini terdapat pelabuhan ekspor-impor Kuala Tanjung dan dilalui jalur kereta api Medan – Rantau Prapat Tanjung Balai Kisaran.
Ahmad Muzzawir: Analisis Kebijakan Pemekaran Wilayah kabupaten Batu Bara Dalam Perspektif Peraturan Pemerintah No. 329 Tahun 2000, 2008.
USU e-Repository © 2008
75
4.1.1 Ibukota dan Sarana Pendukung
Ibukota Kabupaten Batu Bara adalah di Lima Puluh, sesuai dengan Keputusan DPRD Kabupaten Asahan yang secara permanen akan dibangun di atas
tanah milik PT. Kuala Gunung. Untuk sementara Kantor Bupati, DPRD, Dinas-dinas Badan terkait mengunakan beberapa gedung yang sudah tersedia di Kecamatan Lima
Puluh dan eks Kantor Proyek Bah Bolon.
4.1.2 Asset dan Kepegawaian
Pemerintah Kabupaten Asahan telah mempersiapkan personil yang akan diserahkan kepada calon Kabupaten Batu Bara yang sesuai dengan kualifikasi yang
dipersyaratkan, demikian juga struktur organisasi yang telah dipersiapkan sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 2003. Asset yang akan diserahkan dari
Pemerintah Kabupaten Asahan kepada Kabupaten Batu Bara telah dilakukan inventarisasi oleh Pemerintah Kabupaten Asahan.
4.1.3 Iklim, Suhu Udara dan Curah Hujan
Iklim di wilayah Batu Bara adalah iklim tropis dengan temperatur udara antara 23 – 27
C dan curah hujan rata-rata 1.702 mm tahun. Permukaan bumi relatif datar dan landai karena letaknya di tepi pantai dengan ketinggian dari permukaan laut
antara 0 – 80 m, sehingga sangat memungkinkan untuk dikembangkan menjadi pusat perkebunan, perdagangan, industri, jasa maupun permukiman.
Ahmad Muzzawir: Analisis Kebijakan Pemekaran Wilayah kabupaten Batu Bara Dalam Perspektif Peraturan Pemerintah No. 329 Tahun 2000, 2008.
USU e-Repository © 2008
76
Luas wilayah daerah Kabupaten Asahan 4.624,41 km
2
atau 462.441 Ha merupakan salah satu wilayah yang cukup luas di Provinsi Sumatera Utara dengan
jumlah 20 dua puluh kecamatan. Oleh karena itu untuk mengendalikan pertumbuhan wilayah Batu Bara yang semakin pesat baik di bidang perkebunan,
industri dan perdagangan harus dibarengi dengan tugas dan pelimpahan wewenang yang lebih besar, terutama dalam memberikan pelayan kepada masyarakat yang
tertinggal di wilayah Batu Bara. Untuk membantu mengatasi masalah tersebut dan juga untuk mempercepat
penataan pertumbuhan wilayah Batu Bara dalam rangka percepatan pelayanan pembangunan, pertumbuhan penduduk dan pemerintahan, maka kematangan dalam
menyusun rencana-rencana pembangunan harus bertumpu pada kesejahteraan masyarakat wilayah Batu Bara.
4.1.4 Kondisi Ekonomi
Dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan sehubungan dengan urusan Rumah Tangga Daerah, faktor kemampuan keuangan daerah sangat
menentukan. Untuk itu berdasarkan suatu kajian kemampuan wilayah Batu Bara dengan asumsi wilayah Batu Bara sekitar 19,94 dari luas wilayah Kabupaten
Asahan ditambah dengan annual fee dari PT. Inalum kondisi keuangan daerah dapat dilihat pada tabel dibawah :
Tabel. 2 Perkiraan Penerimaan Daerah
Jenis Penerimaan Perkiraan
Share
Ahmad Muzzawir: Analisis Kebijakan Pemekaran Wilayah kabupaten Batu Bara Dalam Perspektif Peraturan Pemerintah No. 329 Tahun 2000, 2008.
USU e-Repository © 2008
77
Penerimaan Rp I. PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH
A. Pajak Daerah
1. Pajak Pembangunan I PP-I 2. Pajak hotel restoran
6.979.000,00 0,01
3. Pajak hiburan
12.362.800,00 0,02
4. Pajak Restoran
35.202.155,76 0,06
5. Pajak reklame
7.271.121,00 0,01
6. Pajak Penerangan Jalan PPJ 1.981.666.591,56
3,23 7. Pajak Pemanfaatan ABT APU
900.000.000,00 1,47
8. Penerimaan Annual Fee PT Inalum 928.656.248,20
1,51 9. Pajak Penggalian Gol C
25.529.760,26 0,04
Jumlah A 3.897.667.676,78
6,35 B. Retibusi
Daerah 1. Persampahan dan Kebersihan
5.633.050,00 0,01
2. Parkir di tepi jalan umum 23.01 0.760,00
0,04 3. Retribusi Pelayanan Pasar
66.029.993,96 0,11
4. Retribusi Pasar Grosir atau Pertokoan 1.196.400,00
0,00 5. Pemakaian
kekayaan daerah
52.997.289,72 0,09
6. Terminal 33.898.000,00
0,06 7. Rumah Potong Hewan
12.136.231,75 0,02
8. Ijin Mendirikan Bangunan 83.292002,11
0,14 9. Ijin Bangunan HO
21.156.634,91 0,03
10. Pengelolaan Limbah Cair 27.715.249,20
0,04 11. Pelayanan Kesehatan
139.580.000,00 0,23
12. Penggantian Biaya Cetak KTP dan Aket 23.629.668,12
0,04 13. Ijin Usaha dan Jasa Konstruksi
10.219.250,00 0,02
14. Ijin dan Penggudangan 33.549.050,00
0,05 15. Retribusi Lainnya
35.079.046,20 0,06
Jumlah B 564.185.265,97
0,92 C. Lain-lain PAD yang sah
1. Sumbangan Wajib PN Daerah dan Swasta
132.547.333,46 0,22 2. Pendahuluan Biaya Pungut PBB
7.976.000,00 0,01
3. Jasa Giro
199.400,00 0,00
4. Pendapatan Lain-lain
598.200.000,00 0,97
Jumlah C 738.922.733,48
1,20
II PENERIMAAN DANA
PERIMBANGAN PBB
4.746.530.648,74 7,73
Biaya Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan
317.173.017,80 0,52
Ahmad Muzzawir: Analisis Kebijakan Pemekaran Wilayah kabupaten Batu Bara Dalam Perspektif Peraturan Pemerintah No. 329 Tahun 2000, 2008.
USU e-Repository © 2008
78
Pengembalian dari 20 penerimaan 0,00
0,00 BPHTB Pusat kepada Daerah
137.474.734,80 0,22
Bagi Hasil Pajak Penghasilan Pasal 21 623.639.771,04
1,02 Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
320.903.091,71 0,52
Pajak Kendaraan Bermotor 817.540.000,00
1,33 Jumlah 6.963.261.264,08
11,34 III POS DANA ALOKASI UMUM
DAU 46.569.870.000,00
75,87 Dana Penyeimbang
504.482.000,00 0,82
Jumlah 47.074.352.000,00 76,69
IV POS DANA ALOKASI KHUSUS Dana Reboisasi
37.332.066.80 0,60
V POS DANA ALOKASI KHUSUS 2.107.587.766,38
3,43 JUMLAH 61.383.309.133,50 100,00
Konsekuensi logis dari otonomi daerah yang nyata dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan pembangunan yang berkesinambungan, daerah dituntut untuk
dapat menggali potensi yang ada di daerahnya untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah. Dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah, maka daerah kabupaten dituntut
untuk semakin meningkatkan kemandirian keuangan daerahnya agar dapat melaksanakan dan membiayai urusan rumah tangga daerahnya sendiri. Untuk itu
daerah kabupaten perlu menggali sumber-sumber pembiayaan yang cukup dalam melaksanakan urusan pemerintahan dan pembangunan.
Dengan demikian, sebagai daerah otonom, daerah mempunyai wewenang dan tanggung jawab menyelenggarakan kepentingan masyarakat berdasarkan prinsip-
prinsip keterbukaan, partisipasi masyarakat, dan pertanggungjawaban kepada masyarakat. Prinsip dasar pemberian otonomi dimaksud didasarkan atas
pertimbangan bahwa daerahlah yang lebih mengetahui kebutuhan dan standar
Ahmad Muzzawir: Analisis Kebijakan Pemekaran Wilayah kabupaten Batu Bara Dalam Perspektif Peraturan Pemerintah No. 329 Tahun 2000, 2008.
USU e-Repository © 2008
79
pelayanan bagi masyarakat di daerahnya. Atas dasar pertimbangan ini, maka pemberian otonomi diharapkan akan lebih mampu memacu pertumbuhan ekonomi
dan kesejahteraan masyarakatnya. Dengan adanya otonomi daerah, maka diharapkan pemerintah daerah dapat memanfaatkan peluang dan mencari terobosan untuk
meningkatkan Pendapatan Asli Daerahnya sehingga dapat menjadi bagian sumber keuangan terbesar atau menjadi andalan untuk membiayai penyelenggaraan
pemerintahan. Sehubungan hal tersebut, Davey 1988 : 258 mengatakan bahwa otonomi
daerah menuntut adanya kemampuan pemerintah daerah untuk menggali sumber- sumber penerimaan yang tidak bergantung kepada pemerintah pusat dan mempunyai
kekuasaan di dalam menggunakan dana-dana tersebut untuk kepentingan masyarakat daerah dalam batas-batas yang ditentukan peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku. Posisi keuangan merupakan hal yang sangat penting terutama jika dikaitkan
dengan pelaksanaan otonomi. Artinya, keberhasilan otonomi daerah tidak terlepas dari kemampuan daerah dalam bidang keuangan, terutama kemampuan penerimaan
keuangan daerah sektor Pendapatan Asli Daerah. Namun demikian, hal ini tidaklah dimaksudkan bahwa semua kebutuhan daerah kabupaten dapat dibiayai sendiri oleh
kabupaten yang bersangkutan, karena sumber penerimaan Pendapatan Asli Daerah hanyalah merupakan salah satu sumber penerimaan daerah disamping subsidi dari
pemerintah pusat dan provinsi serta penerimaan yang sah lainnya yang ditentukan
Ahmad Muzzawir: Analisis Kebijakan Pemekaran Wilayah kabupaten Batu Bara Dalam Perspektif Peraturan Pemerintah No. 329 Tahun 2000, 2008.
USU e-Repository © 2008
80
oleh Undang-undang Nomor 32 tahun 2004. Oleh karena itu peran Pendapatan Asli Daerah sebagai sumber penerimaan yang murni di daerah, dijadikan salah satu tolak
ukur dalam pelaksanaan otonomi daerah yang nyata dan bertanggung jawab. Pajak Daerah wilayah Batu Bara berjumlah Rp 3.897.667.676,78 dan
Retribusi Daerah berjumlah Rp 564.185.265,97, Lain-lain PAD yang sah berjumlah Rp 738.922.733,48, Penerimaan Dana Perimbangan berjumlah Rp 6.963.261.264,08,
Pos Dana Alokasi Umum berjumlah Rp 6.963.261.264,08, Pos Dana Alokasi Khusus berjumlah Rp 2.107.587.766,38 masih jauh dari harapan dana yang dibutuhkan bagi
jalannya pemerintahan dan tidak dapat dipungkiri Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan sumber daya alam merupakan sumber pendapatan yang paling cepat dan
memungkinkan untuk meningkatkan Pendapatan Daerah di wilayah Batu Bara. Namun, tanpa kebijakan pengelolaan dan penegakan hukum yang jelas, maka apa
yang dialami daerah berkaitan dengan Pajak Daerah , Retribusi Daerah dan sumber daya alamnya akan bisa menjadi lebih buruk.
Berkaitan dengan hal tersebut, dalam mengoptimalkan pemanfaatan sumber- sumber penerimaan untuk peningkatan pendapatan daerah, maka kiranya perlu
dianalisis potensi ekonomi kontribusi dari masing-masing sektor termasuk di dalamnya adalah sektor perikanan, pajak daerah, industri dan pertanian. Sehingga
pada akhirnya dapat menyususun perencanaan pembangunan di daerah secara efektif dan efisien sebagai modal pembangunan dalam mewujudkan otonomi daerah.
Dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan sehubungan dengan Urusan Rumah Tangga Daerah, faktor kemampuan keuangan daerah sangat
Ahmad Muzzawir: Analisis Kebijakan Pemekaran Wilayah kabupaten Batu Bara Dalam Perspektif Peraturan Pemerintah No. 329 Tahun 2000, 2008.
USU e-Repository © 2008
81
menentukan. Untuk itu berdasarkan data-data di atas jelas bahwa kemampuan wilayah Batu Bara dalam hal keuangan masih banyak membutuhkan dana bagi
jalannya pemerintahan daerah nantinya dan pelayanan bagi masyarakat. Sehingga pemerintah daerah perlu melakukan pengembangan dan pengelolaan segala potensi
bagi penerimaan daerah yang bernilai secara efisien dan efektif dalam pembangunan dan berorientasi pada pelayanan masyarakat.
4.1.5 Potensi Daerah
Wilayah Batu Bara dengan luas ±
92.220 Ha mempunyai potensi wilayah yang dapat dikembangkan sebagai sektor pertanian dan perkebunan, industri,
perdagangan dan sektor-sektor lainnya. Kabupaten Batu Bara memiliki potensi daerah yang cukup menonjol di sektor perindustrian, pertanian, perikanan dan
perkebunan khususnya di sektor industri dengan keberadaan PT.INALUM, PT.Multimas Nabati dan PT.Domba Mas.
Potensi-potensi Wilayah Batu Bara Meliputi : 4.1.5.1 Pertanian
Ahmad Muzzawir: Analisis Kebijakan Pemekaran Wilayah kabupaten Batu Bara Dalam Perspektif Peraturan Pemerintah No. 329 Tahun 2000, 2008.
USU e-Repository © 2008
82
Tanaman pangan di wilayah Batu Bara adalah padi, ubi kayu dan jagung. Adapun hasil produksi tanaman pangan adalah sebagai berikut :
Tabel. 3 Jumlah Produksi Tanaman Pangan Wilayah Batu Bara No Komoditi Luas
Panen Ha
Produksi Ton
Rata-rata Kw Ha
1 Padi Sawah
39.867 181.377
45,50 2 Jagung
386 1.217
31,53 3 Ubi
Rambat 67
886 132,24
4 Ubi Kayu
419 13.023
310,81 5 Kacang
Kedelai 940
1.049 11,16
6 Kacang Tanah
52 62
11,92 7 Kacang
Hijau 117
89 7,61
Sumber Data : Statistik Asahan 1998 Kegiatan perekonomian masyarakat Batu Bara dari hasil produksi tanaman
pangan wilayah Batu Bara berupa padi sawah, jagung, ubi rambat, ubi kayu, kacang kedelai, kacang tanah, kacang hijau terpusat di pasar yang terletak di setiap
kecamatan- kecamatan. Keberadaan pasar Batu Bara tersebut sangat menunjang perekonomian masyarakat yang mengandalkan sektor pertanian dan perdagangan.
Selain menampung hasil pertanian setempat, pasar tersebut juga menampung hasil pertanian dari kecamatan-kecamatan lain yang ada di wilayah Batu Bara sebelum
didistribusikan ke berbagai tempat. Hal ini telah memberikan kontribusi dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat sekaligus memberikan
dampak positif bagi upaya meningkatkan pendapatan daerah.
4.1.5.2 Perkebunan
Ahmad Muzzawir: Analisis Kebijakan Pemekaran Wilayah kabupaten Batu Bara Dalam Perspektif Peraturan Pemerintah No. 329 Tahun 2000, 2008.
USU e-Repository © 2008
83
Hasil perkebunan di wilayah Batu Bara terdiri dari hasil perusahaan perkebunan dan hasil perkebunan rakyat. Produksi perkebunan ini didominasi oleh
kelapa sawit, karet, dan kakao. Hasil perkebunan lain yang juga dimiliki adalah kelapa, cengkeh dan kulit manis. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel. 4 Hasil Perkebunan Wilayah Batu Bara No
Jenis Komoditi Produksi ton
1 Kelapa Sawit
46.399,54 2 Karet
9.950,52 3 Kelapa
7.021 4 Kakao
1.855,89 Sumber Data : Statistik Asahan 1998
Dari tabel di atas sektor perkebunan merupakan komoditas yang banyak diusahakan oleh masyarakat Batu Bara adalah kelapa sawit, karet, kelapa, kakao.
Komoditi perkebunan tersebut merupakan komoditas yang memiliki prospek karena harga komoditas-komoditas tersebut cenderung berada di atas harga komoditas
pertanian pada umumnya. Untuk kondisi sekarang ini, komoditas kelapa sawit merupakan produk dengan harga yang cenderung tinggi dan stabil.
4.1.5.3 Perikanan
Potensi perikanan di wilayah Batu Bara terutama perikanan laut. Hal ini disebabkan letak geografis wilayah Batu Bara terletak di tepi pantai Selat Malaka.
Tabel. 5 Hasil Produksi Perikanan Laut Wilayah Batu Bara
Ahmad Muzzawir: Analisis Kebijakan Pemekaran Wilayah kabupaten Batu Bara Dalam Perspektif Peraturan Pemerintah No. 329 Tahun 2000, 2008.
USU e-Repository © 2008
84
No Jenis Ikan
Produksi ton
1 Ikan Kembung
17.318,78 2 Ikan
Pari 10.794,18
3 Ikan Bawal
8.486,30 4 Ikan
Selar 5.457,19
5 Ikan Aso-aso
2.019,40 6 Lain-lain
4.005,15 Sumber Data : Statistik Asahan 1998
Bila dilihat dari dari sisi geografis, kondisi wilayah Kabupaten Batu Bara sebahagian terdiri dari daerah laut. Sebahagian besar penduduk bermukim di wilayah
pantai dan pesisir, dengan mata pencaharian utama pada sektor perikanan nelayan dan perkebunan.
Kegiatan perikanan yang dilakukan terdiri dari penangkapan dan budidaya. Kegiatan penangkapan ikan terutama dilakukan di lepas pantai, hal ini disebabkan
wilayah Batu Bara merupakan daerah daratan dan sebahagian lagi lautan yang bersebelahan dengan Selat Malaka. Sedangkan kegiatan budidaya yang dilakukan
yaitu budidaya laut, kolam, maupun budidaya pantai. Sebelum pemekaran wilayah Kabupaten Batu Bara merupakan penghasil
ikan terbesar yang di dominasi ikan kembung yang terlihat pada tabel di atas. Sementara itu potensi di lingkungan darat budi daya tambak, terdapat di beberapa
tempat di wilayah Kabupaten Batu Bara. Potensi ini pada umumnya diperhitungkan pada kawasan hutan bakau yang direkomendasikan sebagai areal budidaya perikanan.
Seterusnya, potensi budi daya laut yang ada di wilayah Kabupaten Batu Bara pada umumnya berada di muara-muara sungai.
4.1.5.4 Industri
Ahmad Muzzawir: Analisis Kebijakan Pemekaran Wilayah kabupaten Batu Bara Dalam Perspektif Peraturan Pemerintah No. 329 Tahun 2000, 2008.
USU e-Repository © 2008
85
Industri yang berkembang di wilayah Batu Bara ini termasuk industri berskala nasional, yaitu PT. Inalum yang memproduksi aluminium. Selain itu di
wilayah Batu Bara terkenal akan industri kerajinan tenunan songket yang disebut Tenun Batu Bara.
4.1.5.5 Perdagangan
Perdagangan di wilayah Batu Bara dengan potensi pertanian dan industri yang cukup besar dan berkembang, memungkinkan berbagai usaha perdagangan
dikembangkan di wilayah ini baik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat lokal maupun untuk kebutuhan pengusaha industri dan masyarakat luar daerah. Hal ini
ditunjang dengan keberadaan pasar, koperasi dan perbankan serta bermacam jenis pertokoan baik besar maupun kecil yang tersebar di seluruh kecamatan.
4.1.5.6 Pariwisata dan Prasarana Hiburan
Dari sektor pariwisata ini, sarana dan prasarana yang tersedia meliputi prasarana hiburan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel. 6 Prasarana Hiburan No Jenis
Jumlah
1 Bioskop -
2 Taman Rekreasi
2 3 Rumah
Bola -
Sumber Data : Statistik Asahan 1998 Selain itu di wilayah Batu Bara terdapat 7 tujuh kawasan wisata, yaitu :
1. Pantai Kuala Sipore di Kecamatan Medang Deras
Ahmad Muzzawir: Analisis Kebijakan Pemekaran Wilayah kabupaten Batu Bara Dalam Perspektif Peraturan Pemerintah No. 329 Tahun 2000, 2008.
USU e-Repository © 2008
86
2. Pantai Kubah Padang di Kecamatan Medang Deras
3. Pantai Beting Bogak di Kecamatan Tajung Tiram
4. Istana Lima Laras di Kecamatan Tanjung Tiram
5. Perupuk di Kecamatan Lima Puluh
6. Danau Laut Tador di Kecamatan Air Putih
7. Pantai Pasir Putih di Kecamatan Air Putih
8. Pulau Pandan dan Pulau Salah Nama di Kecamatan Tanjung Tiram
4.1.5.7 Fasilitas Kesehatan
Fasilitas kesehatan yang dimiliki oleh wilayah Batu Bara meliputi Rumah Sakit Umum RSU, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Dokter dan Perawat, lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel. 7 Fasilitas Kesehatan dan Tenaga Medis No Jenis
Jumlah
1 RSU 1
2 Puskesmas 8
3 Puskesmas Pembantu
63 4 Dokter
31 5 Perawat
104 6 Bidan
148 Sumber Data : Statistik Asahan 1998
Dengan jumlah penduduk wilayah Batu Bara 336.868 jiwa, sementara itu jumlah Rumah Sakit Umum berjumlah 1 buah, Puskesmas berjumlah 8 buah dan
Puskesmas Pembantu 63 buah, Dokter berjumlah 31 orang, perawat berjumlah 104 orang dan bidan berjumlah 148 orang belum sepenuhnya sarana maupun tenaga
Ahmad Muzzawir: Analisis Kebijakan Pemekaran Wilayah kabupaten Batu Bara Dalam Perspektif Peraturan Pemerintah No. 329 Tahun 2000, 2008.
USU e-Repository © 2008
87
medis tersebut mampu melayani masyarakat dibidang kesehatan. Jadi jelas bahwa banyaknya masyarakat yang harus dilayani dibidang kesehatan, maka masih banyak
lagi sarana kesehatan dan tenaga medis yang harus difasilitasi oleh Pemerintah Kabupaten Batu Bara.
4.1.5.8 Fasilitas Pendidikan
Fasilitas pendidikan yang dimiliki wilayah Batu Bara mulai dari pendidikan dasar hingga sekolah lanjutan tingkat atas baik swasta maupun negeri yang tersebar di
seluruh wilayah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel. 8 Fasilitas Pendidikan Umum dan Agama Wilayah Batu Bara No Jenis
Jumlah
1 Taman Kanak-kanak
8 2 Sekolah
Dasar 248
3 SLTP 33
4 SLTA 21
5 Madrasah Ibtidaiyah
28 6 Madrasah
Tsanawiyah 30
7 Madrasah Aliyah
13 8 Perguruan
Tinggi -
Sumber Data : Statistik Asahan 1998 Dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia di wilayah Batu Bara, dari
jumlah Taman Kanak-kanak yang hanya berjumlah 8 delapan buah, Sekolah Dasar berjumlah 248 buah, SLTP berjumlah 33 buah, SLTA berjumlah 21 Buah, Madrasah
Ibtidaiyah berjumlah 28 buah, Madrasah Tsanawiyah berjumlah 30 buah, Madrasah Aliyah berjumlah 13 buah dan Perguruan Tinggi tidak ada, maka masih banyak
fasilitas pendidikan dan tenaga pendidik yang harus dipenuhi dan dapat diartikan
Ahmad Muzzawir: Analisis Kebijakan Pemekaran Wilayah kabupaten Batu Bara Dalam Perspektif Peraturan Pemerintah No. 329 Tahun 2000, 2008.
USU e-Repository © 2008
88
bahwa pendidikan belum sepenuhnya menyentuh masyarakat di wilayah Batu Bara dan perlu mendapat perhatian khusus oleh Pemerintah Kabupaten Batu Bara bagi
peningkatan kualitas sumber daya manusia wilayah Batu Bara.
4.1.5.9 Fasilitas Transportasi
Fasilitas sarana dan prasarana transportasi di wilayah Batu Bara ditunjang oleh ruas jalan lintas timur yang cukup panjang
± 50 Km dengan beberapa
jembatan. Adapun jenis alat angkutan yang merupakan sarana pendukung transportasi dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel. 9 Jenis Alat Angkutan No Jenis
Jumlah
1 Bus Umum
33 2 Bus
Mini 38
3 Truck 45
4 Sedan Jeep Pick Up
110 5 Sepeda
Motor 272
6 Becak Mesin
37 7
Becak Dayung barang 66
Total 601
Sumber Data : Statistik Asahan 1998 Dari data di atas menunjukkan bahwa sarana transportasi masih dibutuhkan
dalam jumlah yang cukup banyak lagi terutama bus umum, mengingat jumlah penduduk yang cukup banyak jumlahnya menggunakan jasa angkutan umum dalam
rangka untuk memudahkan segala urusan pekerjaan dan keperluan rutinitas lainnya, sehingga pemerintah Kabupaten Batu Bara perlu memperhatikan sarana dan
prasarana transportasi .
Ahmad Muzzawir: Analisis Kebijakan Pemekaran Wilayah kabupaten Batu Bara Dalam Perspektif Peraturan Pemerintah No. 329 Tahun 2000, 2008.
USU e-Repository © 2008
89
4.1.5.10 Fasilitas Komunikasi
Fasilitas komunikasi yang tersedia di Kabupaten Batu Bara adalah Sambungan Telepon Otomat STO, stasiun relay TV, kantor pos serta perkumpulan
radio amatir ORARI RAPI maupun radio SSB. Saluran sambungan telepon yang dimiliki masyarakat Batu Bara oleh PT. Telkom mencapai 2.165 pelanggan.
4.1.5.11 Fasilitas Peribadatan
Fasilitas peribadatan merupakan salah satu prasarana yang dibutuhkan dalam memenuhi kebutuhan batin masyarakat wilayah Batu Bara. Fasilitas peribadatan yang
ada di Batu Bara dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel. 10 Fasilitas Peribadatan No Jenis
Jumlah unit
1 Mesjid 194
2 Mushalla 322
3 Gereja 195
4 Vihara 7
5 Kuil 2
Total 720
Sumber Data : Statistik Asahan 1998 Dengan adanya semangat keberagamaan dan toleransi antar umat beragama
yang terjalin dengan baik, hal ini sangat mendukung proses pemantapan nilai-nilai spritual masyarakat, sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi segala kebijakan
yang diterapkan oleh pemerintah daerah yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada umumnya.
Ahmad Muzzawir: Analisis Kebijakan Pemekaran Wilayah kabupaten Batu Bara Dalam Perspektif Peraturan Pemerintah No. 329 Tahun 2000, 2008.
USU e-Repository © 2008
90
4.1.5.12 Fasilitas Kegiatan Sosial
Fasilitas kegiatan sosial yang ada sebagai wahana dalam pengembangan kebudayaan adalah 4 empat lembaga kebudayaan dan seni sebagai tempat berkreasi
melestarikan budaya bagi seluruh masyarakat. Sebagai sarana olah raga masyarakat wilayah Batu Bara memiliki 17 buah
lapangan olah raga yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk meningkatkan kesehatan, juga dapat dijadikan sebagai sarana mengukir prestasi pada berbagai
cabang olah raga. Sarana olah raga yang cukup memadai terutama ditunjang oleh keberadaan perusahaan perkebunan dan industri berskala besar di wilayah Batu Bara.
4.1.5.13 Sosial Politik
Sesuai dengan adanya konstitusi yang telah mengamanatkan bahwa segenap warga negara diberikan hak dan kesempatan yang sama dalam menyalurkan aspirasi
politik mendapat sambutan yang baik di wilayah Batu Bara. Kesadaran politik masyarakat wilayah Batu Bara dalam menyalurkan aspirasi politiknya terlihat bahwa
202.858 jiwa telah menggunakan hak pilihnya dari 247.388 jiwa yang mempunyai hak pilih.
4.1.6 Perkembangan Penduduk Kabupaten Batu Bara
Ahmad Muzzawir: Analisis Kebijakan Pemekaran Wilayah kabupaten Batu Bara Dalam Perspektif Peraturan Pemerintah No. 329 Tahun 2000, 2008.
USU e-Repository © 2008
91
Jumlah penduduk pada akhir tahun 1998 sebanyak 336.868 jiwa dan rumah tangga sebanyak 65.538 Kepala Keluarga, dari pertumbuhan penduduk tahun 1997 ke
tahun 1998 terdapat kenaikan sebanyak 3.869 jiwa. Kepadatan penduduk pada tahun 1998 sebayak 4 empat jiwa per Ha atau 365 jiwa per km
2
. Dari jumlah penduduk tersebut, pada umumnya tinggal di wilayah pedesaan
sehingga mayoritas penduduk merupakan penduduk rural dan minoritas tinggal di wilayah perkotaan. Hal ini menunjukkan wilayah Batu Bara juga memiliki lahan yang
cukup luas untuk dikembangkan sebagai pertanian dan perkebunan. Pada tahun 1998 jumlah penduduk wilayah Kabupaten Batu Bara berjumlah
336.868 jiwa yang terdiri dari 168.951 jiwa penduduk laki-laki dan 167.953 jiwa penduduk perempuan.
4.2 Hasil Penelitian