Kriteria Kelayakan Pembentukan Kabupaten

57 Selanjutnya Sumodiningrat 1999, menjelaskan berkaitan dengan pemberian otonomi kepada daerah maka perlu untuk memperhatikan unsur-unsur sebagai berikut, yakni : 1 Kemantapan lembaga; 2 Ketersediaan sumber daya manusia yang memadai, khususnya aparat pemerintah daerah; 3 Potensi ekonomi daerah untuk menggali sumber pendapatannya sendiri.

2.5 Kriteria Kelayakan Pembentukan Kabupaten

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 129 Tahun 2000 tentang Persyaratan Pembentukan dan Kriteria Pemekaran, Penghapusan dan Penggabungan Daerah, maka suatu daerah otonom dapat dibentuk dengan memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut: 1. Kriteria kemampuan ekonomi, diukur dengan menggunakan indikator, PDRB dan PADS. PDRB diukur dengan menggunakan PDRB perkapita, laju pertumbuhan ekonomi, kontribusi PDRB terhadap PDB Produk Domestik Bruto. Sedangkan PDS diukur dengan menggunakan rasio PDS terhadap pengeluaran rutin dan rasio PDS terhadap PDRB. 2. Kriteria potensi daerah, diukur dengan indikator rasio bank per 10.000 penduduk, rasio bukan bank per Ahmad Muzzawir: Analisis Kebijakan Pemekaran Wilayah kabupaten Batu Bara Dalam Perspektif Peraturan Pemerintah No. 329 Tahun 2000, 2008. USU e-Repository © 2008 58 10.000 penduduk, rasio kelompok pertokoan per 10.000 penduduk, rasio pasar per 10.000 penduduk, rasio SD per penduduk usia SD, rasio SLTP per penduduk usia SLTP, rasio SLTA per penduduk usia SLTA, rasio penduduk usia perguruan tinggi per penduduk 19 tahun ke atas, rasio fasilitas kesehatan per 10.000 penduduk, rasio tenaga medis per 10.000 penduduk, rasio rumah tangga yang mempunyai kendaraan bermotor roda 2, 3 dan 4 atau lebih, persentase pelanggan telepon terhadap jumlah rumah tangga, persentase pelanggan listrik terhadap jumlah rumah tangga, rasio kantor pos termasuk jasa-jasa per 10.000 penduduk, rasio panjang jalan terhadap jumlah kendaraan bermotor, jumlah hotelakomodasi lainnya, jumlah restoran rumah makan, jumlah obyek wisata, persentase pekerja yang berpendidikan minimal SLTA terhadap penduduk usia 18 tahun ke atas, tingkat partisipasi angkatan kerja, persentase penduduk yang bekerja, rasio PNS terhadap penduduk. 3. Kriteria sosial budaya diukur dengan indikator rasio sarana peribadatan per penduduk, rasio tempat Ahmad Muzzawir: Analisis Kebijakan Pemekaran Wilayah kabupaten Batu Bara Dalam Perspektif Peraturan Pemerintah No. 329 Tahun 2000, 2008. USU e-Repository © 2008 59 pertunjukan seni per 10.000 penduduk, rasio panti sosial per 10.000 penduduk, fasilitas lapangan olah raga per 10.000 penduduk. 4. Kriteria sosial politik diukur dengan indikator rasio penduduk yang ikut pemilu terhadap penduduk yang mempunyai hak pilih, jumlah organisasi masyarakat. 5. Kriteria jumlah penduduk. 6. Kriteria luas daerah diukur dengan indikator luas daerah keseluruhan dan luas daerah terbangun. 7. Kriteria lain-lain diukur dengan indikator angka kriminalitas per 10.000 penduduk, rasio gedung terhadap kebutuhan minimal gedung pemerintahan, rasio lahan terhadap kebutuhan minimal untuk sarana dan prasarana pemerintahan, rata-rata jarak dan lama waktu perjalanan dari kecamatan ke pusat pemerintahan. Kemudian pertimbangan lain yang memungkinkan terselenggaranya otonomi daerah adalah faktor keamanan dan ketertiban, sarana dan prasarana pemerintahan, rentang kendali, provinsi yang akan dibentuk minimal terdiri dari 3 tiga kabupaten atau kota.” Ahmad Muzzawir: Analisis Kebijakan Pemekaran Wilayah kabupaten Batu Bara Dalam Perspektif Peraturan Pemerintah No. 329 Tahun 2000, 2008. USU e-Repository © 2008 60 Sementara itu, prosedur pembentukan daerah berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 129 Tahun 2000 pasal 16 dapat dijelaskan bahwa: “ada kemauan politik dari pemerintah daerah dan masyarakat yang bersangkutan, adanya studi awal oleh pemda, adanya usul pembentukan daerah yang disahkan melalui keputusan DPRD dan diteruskan kepada Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah, kemudian Menteri menugaskan Tim untuk melakukan observasi ke daerah yang hasilnya menjadi bahan rekomendasi kepada Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah, selanjutnya diusulkan kepada Presiden dan jika disetujui maka Rancangan Undang- undang dapat disampaikan kepada DPR Republik Indonesia untuk mendapat persetujuan. Ahmad Muzzawir: Analisis Kebijakan Pemekaran Wilayah kabupaten Batu Bara Dalam Perspektif Peraturan Pemerintah No. 329 Tahun 2000, 2008. USU e-Repository © 2008 61

BAB III METODOLOGI PENELITIAN