keadaan mampu membayar utang-utangnya. Tindakan inilah yang seyogyanya terlebih dahulu ditempuh sebelum diajukan permohonan pailit. Dengan kata lain,
kepailitan seyogyanya hanya merupakan ultimum remidium.
6
Pendirian lembaga Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
7
selanjutnya disingkat dengan PKPU dalam UUK sejalan dengan konsep Reorganization yang
diatur dalam Chapter 11 U.S. Bankruptcy Act.
8
PKPU adalah suatu masa yang diberikan oleh hakim niaga kepada debitor dan kreditor untuk menegosiasikan cara-
cara pembayaran utang debitor, baik sebagian maupun seluruhnya, termasuk apabila perlu merestrukturisasi utang tersebut.
9
Permohonan PKPU diajukan dengan maksud untuk mengajukan Rencana Perdamaian yang meliputi tawaran pembayaran sebagian utang atau seluruh utang
kepada kreditor.
10
Rencana Perdamaian ini merupakan proposal akan tindakan- tindakan yang akan diambil Debitor dalam rangka penyehatan kembali
perusahaannya. Salah satu tindakan yang ditempuh debitor dalam rangka menyelesaikan utang-utangnya tersebut adalah dengan cara melakukan pengajuan
restrukturisasi atas utang nya.
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan tesis ini adalah :
1. Bagaimana pengaturan restrukturisasi utang dalam Undang-Undang Nomor
37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang ?
2. Bagaimana pengaturan restrukturisasi utang dalam konteks kepailitan?
3. Bagaimana pelaksanaan Restrukturisasi Utang dalam perbankan dan dunia
usaha di Indonesia?
C. TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan rumusan masalah yang telah tersusun, maka tujuan yang ingin dicapai dari penulisan ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaturan restrukturisasi utang dalam Undang-Undang
Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.
2. Untuk mengetahui pengaturan restrukturisasi utang dalam konteks kepailitan
3. Untuk mengetahui pelaksanaan restrukturisasi utang dalam perbankan dan
dunia usaha
6
Ibid. hal. 58-59
7
Pasal 222 ayat 1 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004.
8
Sutan Remy Sjahdeini, Loc. Cit.
9
Tim Kerja Pimpinan Syamsudin Manan Sinaga, ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TENTANG RESTRUKTURISASI UTANG PADA PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN
UTANG, Jakarta : Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia RI, 2000, hal. 2.
10
Pasal 222 ayat 2 jo. Ayat 3 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004
LINDIA HALIM : RESTRUKTURISASI UTANG UNTUK MENCEGAH KEPAILITAN, 2008.
D. MANFAAT PENULISAN
Dari penulisan ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut : 1.
Secara akademis-teoritis, penulisan ini dapat dijadikan sebagai masukan bagi ilmu pengetahuan, khususnya mengenai tindakan restrukturisasi utang yang
ditempuh dalam rangka mencegah terjadinya kepailitan.
2. Secara sosial-praktis, adalah memberikan sumbangan pemikiran terhadap
mahasiswa-mahasiswa atau praktisi-praktisi hukum dalam mengetahui tentang restrukturisasi utang dan bagaimana pengaturannya.
E. KEASLIAN PENULISAN
Setelah melakukan penelusuran kepustakaan, maka diketahui belum ada tulisan yang mengangkat mengenai Restrukturisasi Utang Untuk Mencegah
Kepailitan. Penulisan ini dilakukan berdasarkan literatur-literatur yang berkaitan dengan restrukturisasi utang, lembaga-lembaga yang dibentuk oleh Pemerintah
yang juga ditujukan untuk penyelesaian masalah utang piutang maupun lembaga Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang dalam Hukum Kepailitan. Oleh karena
itu, tulisan ini merupakan sebuah karya asli dan sesuai dengan asas-asas keilmuan yang jujur, rasional, objektif dan terbuka. Semua ini merupakan implikasi etis
dari proses menemukan kebenaran ilmiah. Sehingga tulisan ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
F. KERANGKA TEORI DAN KONSEPSI.