melakukan restrukturisasi utangnya, maka akan timbul wanprestasi atau cacat yang dapat mengakibatkan masalah besar bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan.
Dampak yang akan timbul tersebut, antara lain : 1.
Pihak debitur akan mengalami kesulitan untuk memperoleh dana di masa yang akan datang
2. Nilai saham yang dimiliki oleh pihak debitur akan mengalami penurunan,
disamping itu nilai usaha yang dimilikinya pun juga akan mengalami penurunan nilai.
3. Pihak kreditur dapat mengumumkan bahwa pihak debitur yang bermasalah
tersebut sudah palilit atau bangkrut. 4.
Beban dan biaya yang dikeluarkan oleh pihak debitur akan dapat membengkak atau lebih besar daripada biasanya di dalam memperoleh dana di masa yang
akan datang.
5. Pihak debitur akan mempunyai reputasi yang jelek di dalam dunia usaha.
B. Peristiwa yang menyebabkan perlunya restrukturisasi
Restrukturisasi utang debitur hanya dapat dilakukan bila terjadi peristiwa sebagai berikut :
59
1. Perseroan sudah berada dalam keadaan tidak mampu membayar bunga danatau
utang pokoknya yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih, 2.
Perseoran dalam jangka waktu 6 enam bulan mendatang berada dalam keadaan tidak mampu membayar utang-utangnya
3. Perseroan berdasarkan putusan pengadilan atau suatu badan arbitrase yang telah
berkekuatan hukum tetap diwajibkan membayar utang atau ganti kerugian kepada pihak lain dan apabila perseroan memenuhi putusan pengadilan atau badan
arbitrase tersebut, maka besarnya biaya pembayaran kewajiban itu dapat mengakibatkan perseroan kehilangan sekurang-kurangnya 50 dari modalnya.
4. Perseroan sudah mengalami kerugian yang besarnya kerugian itu mengakibatkan
perseroan kehilangan modalnya sekurang-kurangnya 50 dari modalnya. 5.
Pada waktu tutup buku akhir tahun mendatang, perseroan diperkirakan akan mengalami kehilangan modalnya sekurang-kurangnya 50 dari modalnya.
6. Perseroan memiliki utang bermasalah yang besarnya setelah diperhitungkan
dengan cadangan, masih akan mengakibatkan perseroan kehilangan modalnya sekurang-kurangnya 50 dari modalnya.
7. Perseroan memiliki utang yang keseluruhannya berjumlah melebihi 500
dibandingkan besarnya modal perseroan. 8.
Perseroan memiliki utang yang keseluruhannya berjumlah melebihi 200 dibandingkan dengan nilai jumlah harta kekayaan perseroan seandainya perseroan
dilikuidasi karena dinyatakan pailit.
Peraturan Bank Indonesia Nomor 72PBI2005 Tanggal 20 Januari 2005 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum menyebutkan bahwa Bank hanya
59
Tim Kerja Pimpinan Syamsudin Manan Sinaga, Op. Cit, hal. 7-9.
LINDIA HALIM : RESTRUKTURISASI UTANG UNTUK MENCEGAH KEPAILITAN, 2008.
dapat melakukan Restrukturisasi Kredit terhadap debitur yang memenuhi kriteria sebagai berikut :
60
a. debitur mengalami kesulitan pembayaran pokok danatau bunga kredit ; dan b. debitur memiliki prospek usaha yang baik dan mampu memenuhi kewajiban
setelah Kredit direstrukturisasi Syarat-syarat lain yang harus dipenuhi untuk dapat dilaksanakannya
restrukturisasi, adalah apabila debitur tersebut : b.
bersedia bekerja sama kooperatif dan mempunyai itikad baik untuk menyelesaikan utang
c. kredit yang diperoleh telah diproses sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan sesuai dengan kebijakan serta prosedur perkreditan pada bank.
61
Restrukturisasi utang dilarang dilakukan untuk tujuan tertentu yang merugikan para kreditur misalnya hanya untuk mengulur-ulur waktu pengembalian
kredit, atau untuk menghindari penurunan penggolongan kualitas kredit. Restrukturisasi utang hanya dilakukan apabila terhadap debitur terdapat alasan-alasan
utama sebagai berikut:
62
a. Debitur merupakan aset nasional atau terlalu banyak kepentingan publik di
dalamnya sehingga harus dipertahankan b.
Penyelesaian utang Debitur merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari skema penyelesaian utang negara dan swasta Indonesia yang disepakati oleh
negara dan lembaga donor atau Kreditur
c. Kelangsungan usaha business sustainability Debitur masih bisa
menjanjiakan pengembalian utang di masa mendatang d.
Tingkat pengembalian recovery rate dengan usaha restrukturisasi masih lebih baik dibandingkan dengan eksekusi jaminan atau proses kepailitan
e. Dalam hal terdapat banyak Kreditur dengan berbagai macam fasilitas
pinjaman, terdapat kesepakatan mayoritas Kreditur untuk menyamakan persepsi dalam merestrukturisasi utang Debitur
f. Kreditur ikut berkontribusi dalam masalah-masalah yang dihadapi oleh
Debitur atau turut serta menjadikannya tidak mampu untuk mengembalikan utang
g. Dokumentasi transaksi pembiayaan mengandung banyak kelemahan sehingga
sulit untuk menjamin tingkat pengembalian recovery rate yang wajar h.
Diperolehnya komitmen dari pemegang saham pengendali dan manajemen Debitur untuk melakukan restrukturisasi utang yang bisa diterima oleh
Kreditur
i. Dukungan pemerintah Indonesia
j. Litigasi atau penyelesaian sengketa tidak menjamin tingkat pengembalian
yang tinggi dan proses yang cepat.
60
Peraturan Bank Indonesia Nomor 72PBI2005 Tanggal 20 Januari 2005 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum Pasal 51
61
Pasal 3 Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2002 tentang Restrukturisasi Kredit Usaha Kecil dan Menengah.
62
Arief T. Surowidjojo, Op. Cit, hal. 221
LINDIA HALIM : RESTRUKTURISASI UTANG UNTUK MENCEGAH KEPAILITAN, 2008.
C. Restrukturisasi atau penyehatan perusahaan debitur