keringanan persyaratan dan atau diberi tambahan utang baru. Prakarsa Jakarta menentukan jangka waktu itu tidak lebih dari 8 tahun.
b. Selain hal tersebut, utang debitur dianggap layak untuk direstrukturisasi apabila
para kreditur memperoleh pelunasan utang-utang mereka yang jumlahnya lebih besar melalui restrukturisasi daripada apabila perusahaan debitur dinyatakan
pailit.
c. Apabila syarat-syarat utang berdasarkan kesepakatan restrukturisasi menjadi lebih
menguntungkan bagi para kreditur daripada apabila tidak dilakukan restrukturisasi.
Sehingga sebelum dilakukannya restrukturisasi pada suatu perusahaan debitur, terlebih dahulu harus dilakukan studi kelayakan yang bertujuan menyimpulkan
apakah utang debitur layak atau tidak direstrukturisasi. Haruslah diyakini bahwa di akhir masa implementasi restrukturisasi itu, diperkirakan perusahaan debitur yang
semula insolven dapat menjadi solven kembali. Sehingga dengan demikian, restrukturisasi dilaksanakan tidak hanya menguntungkan bagi para kreditur namun
juga bagi debitur.
49
3. Isi Rencana Perdamaian
Inti dari PKPU adalah diajukannya Rencana Perdamaian oleh debitur untuk memperoleh persetujuan dari para kreditur. Apabila para kreditur menyetujui isi
Rencana Perdamaian yang diajukan debitur, maka PKPU tetap akan berakhir dan tercapai perdamaian dalam masalah utang piutang antara debitur dengan kreditur.
Restrukturisasi Utang merupakan salah satu langkah yang dapat ditempuh debitur dalam Rencana Perdamaian. UUK tidak mengatur rincian apa saja yang
diatur dalam suatu rencana perdamaian. Rencana perdamaian ini diajukan dengan maksud untuk memperoleh persetujuan dari para kreditur agar debitur dapat
merestrukturisasi seluruh utang maupun kewajibannya dan pada saat yang sama juga memungkinkan bagi debitur untuk melanjutkan kegiatan usahanya.
Rencana Perdamaian ini yang membuat PKPU berbeda dengan kepailitan. Yang mana dalam rencana perdamaian debitur dapat mengupayakan kesempatan
untuk melakukan restrukturisasi perusahaannya maupun restrukturisasi terhadap utang-utangnya sehingga debitur dapat tetap eksis sebelum dinyatakan pailit oleh
hakim.
50
4. Pemungutan Suara dan Pengesahan Terhadap Rencana Perdamaian.
Rencana Perdamaian diterima apabila disetujui oleh lebih dari setengah jumlah kreditur konkuren yang haknya diakui atau sementara diakui yang hadir dan
mewakili paling sedikit dua pertiga bagian dari seluruh tagihan yang diakui atau yang
49
Ibid, hal. 367-368.
50
Sunarmi, “Perbandingan Sistem Hukum Kepailitan Antara Indonesia Civil Law System dengan Amerika Serikat Common Law System”, hal. 21,
http:library.usu.ac.iddownloadfhperdata-sunarmi5.pdf , terakhir kali diakses pada tanggal
19 Mei 2007
LINDIA HALIM : RESTRUKTURISASI UTANG UNTUK MENCEGAH KEPAILITAN, 2008.
sementara diakui dari kreditur konkuren atau kuasanya yang hadir dalam rapat pemungutan suara.
51
Selanjutnya apabila Rencana Perdamaian telah diterima, Hakim Pengawas pada tanggal yang telah ditentukan, wajib menyampaikan laporan kepada Pengadilan
guna keperluan pengesahan perdamaian. Pada tanggal tersebut, kreditur dapat menyampaikan alasan yang menyebabkan ia menghendaki pengesahan atau
penolakan perdamaian, dan debitur juga dapat menyampaikan pembelaannya apabila kreditur mengemukakan penolakan terhadap Rencana Perdamaian yang
diajukannya.
52
Apabila Rencana Perdamaian ditolak, maka Hakim Pengawas wajib segera memberitahukan penolakan itu kepada Pengadilan dengan cara menyerahkan
salinan Rencana Perdamaian dan salinan Berita Acara Rapat kepada Pengadilan dan Pengadilan setelah menrima laporan penolakan tersebut harus menyatakan debitur
pailit
53
.
51
Lihat Pasal 281 ayat 1 UUK.
52
Lihat Pasal 287 UUK.
53
Lihat Pasal 289 UUK.
LINDIA HALIM : RESTRUKTURISASI UTANG UNTUK MENCEGAH KEPAILITAN, 2008.
BAB III BENTUK-BENTUK RESTRUKTURISASI UTANG DALAM
PERBANKAN DAN DUNIA USAHA DALAM MENCEGAH KEPAILITAN
A. Pengertian Restrukturisasi Utang Perusahaan-perusahaan yang terjebak dalam kesulitan ekonomi menempuh
jalan restrukturisasi baik restrukturisasi aset finansial dan restrukturisasi atau penyehatan perusahaan.
54
Suad Husnan dalam buku ke-2 Manajemen Keuangan-Teori dan Penerapan Keputusan Jangka Pendek, menyatakan bahwa restrukturisasi merupakan kegiatan
untuk merubah struktur perusahaan. Restrukturisasi dapat berarti memperbesar atau memperkecil struktur perusahaan.
55
Restrukturisasi utang merupakan suatu proses untuk merestruktur utang bermasalah
56
dengan tujuan untuk memperbaiki posisi keuangan debitur. Restrukturisasi utang adalah pembayaran utang dengan syarat yang lebih
lunak atau lebih ringan dibandingkan dengan syarat pembayaran utang sebelum dilakukannya proses restrukturisasi utang, karena adanya konsesi khusus yang
diberikan kreditur kepada debitur. Konsesi semacam ini tidaklah diberikan kepada debitur apabila debitur tersebut tidak dalam keadaan kesulitan keuangan.
Kesulitan keuangan yang dihadapi oleh perusahaan bisa bervariasi antara kesulitan likuiditas technical insolency, di mana perusahaan tidak mampu
memenuhi kewajiban keuangan sementara waktu, sampai kesulitan solvabilitaas bangkrut, di mana kewajiban keuangan perusahaan sudah melebihi kekayaannya.
57
Kebanyakan kesulitan keuangan disebabkan oleh kesalahan manajemen, baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyak terjadi serangkaian keputusan yang
salah menyebabkan kondisi perusahaan memburuk. Penyebab pokok kebangkrutan perusahaan adalah inkompetensi manajerial.
58
Restrukturisasi utang merupakan suatu tindakan yang perlu diambil sebab perusahaan tidak lagi memiliki kemampuan atau kekuatan untuk memenuhi
commitment-nya kepada kreditur. Commitment yang dimaksud adalah dimana debitur tidak dapat lagi memenuhi perjanjian yang telah disepakati sebelumnya dengan
kreditur, sehingga mengakibatkan gagal bayar. Dan apabila perusahaan tidak
54
Agnes Sawir, KEBIJAKAN PENDANAAN DAN RESTRUKTURISASI PERUSAHAAN, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2004, hal 236
55
Gunadi, RESTRUKTURISASI PERUSAHAAN DALAM BERBAGAI BENTUK PEMAJAKANNYA, Jakarta : Salemba Empat, 2001, hal. 11.
56
Ada tiga macam kategori Utang bermasalah menurut Dardmaji , antara lain : a.
Kredit kurang lancar, merupakan pinjaman yang masih dikembalikan tetapi pengembalian tersebut sifatnya tidaklah rutin atau tepat pada saat jatuh tempo
pembayaran. b.
Pinjaman yang diragukan, merupakan utang yang tidak lagi sekedar tidak lancar, tetapi kemampuannya untuk melakukan pembayaran diragukan oleh kreditur.
c. Pinjaman yang benar-benar macet, merupakan pinjaman yang sudah benar-benar tidak
dapat lagi dikembalikan.
57
Agnes Sawir, loc. Cit., hal. 235.
58
ibid
LINDIA HALIM : RESTRUKTURISASI UTANG UNTUK MENCEGAH KEPAILITAN, 2008.