Restrukturisasi utang PT. BAKRIE BROTHERS, Tbk.

Kemudian Holchim juga membeli semua saham dari pemegang sahan keluarga Hasyim Djojohadikusumo, sehingga negosiasi antara kreditur dengan pemegang saham baru menjadi lebih mudah dan kemudian dapat direstrukturisasi 3 Reschedulling = 50 Dengan telah dibeli nya utang hingga 50 dari total utang, maka utang Semen Cibinong hanya tinggal 50, terhadap utang ini, maka dilakukan penjadwalan kembali, dengan tingkat pelunasan utang yang lebih besar dari semula hanya 50 dapat meningkat hingga 100.

4. Restrukturisasi utang PT. BAKRIE BROTHERS, Tbk.

PT. Bakrie Brothers, Tbk selanjutnya cukup disebut Bakrie merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan umum, industri terutama produksi pipa baja, bahan bangunan dan bahan konstruksi lainnya, perangkat dan sistem komunikasi, barang elektronik dan elektrik, serta penyertaan modal dan investasi dalam perusahaan lain. 71 Restrukturisasi utang Bakrie 72 dimulai pada bulan Nopember 1997, dimana akibat krisis nilai tukar yang terjadi pada pertengahan 1997, utang Bakrie melonjak hingga 6 kali lipat. Hal ini dikarenakan pada saat Bakrie meminjam uang dari luar negeri, kurs Dolar Amerika Serikat terhadap Rupiah hanya sebesar Rp.2.300 dan pada saat puncak krisis kurs Dolar Amerika Serikat terhadap Rupiah mencapai Rp.16.200. Sehingga bunga yang harus dibayar pada saat itu adalah USD. 10 juta per bulannya sedangkan pendapatan Bakrie pada saat itu hanya mencapai USD 14-15 juta per bulannya. 73 Pada tanggal 9 Mei 2000, Bakrie telah menyampaikan usulan restrukturisasi utang Debt Reorganization Term Sheet atau “Debt Term Sheet” kepada para kreditur Bakrie. Melalui pemungutan suara secara tertulis Ballot Voting, Debt Term Sheet tersebut telah disetujui pada tanggal 13 Juni 2000 oleh mayoritas kreditur Bakrie dan Anak perusahaan Bakrie sebanyak 114 peserta yang mewakili tujuh puluh enam persen 76 dari nilai jumlah hutang Bakrie dan Anak perusahaan per tanggal 31 Desember 1997. 74 Pada tanggal 27 Juli 2000, usulan restrukturisasi utang Bakrie di atas disetujui oleh Komite Kebijakan Sektor Keuangan KKSK. Selanjutnya, pada tanggal 30 September 2000, Bakrie dan BPPN menandatangani “Memorandum of Understanding” MOU mengenai penyelesaian hutang Perusahaan sesuai dengan Rencana Perdamaian Debt Composition Plan. 75 71 “Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Maert 2002 dan 2001 PT. BAKRIE BROTHERS, Tbk dan Subisidiaries”, terakhir diakses pada tanggal 15 Agustus 2006. 72 Negosiasi antara Bakrie dengan lebih dari 150 kreditur nya di luar negeri menggunakan media Prakarsa Jakarta dalam waktu selama 1 tahun dan menghasilkan skema restrukturisasi yaitu dengan cara pengkonversian utang kreditur menjadi saham debt to equity swap. 73 Irwan Sjarkawi, “Restrukturisasi dalam PraktekStudi Kasus”, dalam Emmy Yuhassarie, Tim editor, hal.227. 74 “Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Maert 2002 dan 2001 PT. BAKRIE BROTHERS, Tbk dan Subisidiaries”, Op. Cit.. 75 Ibid. LINDIA HALIM : RESTRUKTURISASI UTANG UNTUK MENCEGAH KEPAILITAN, 2008. Dalam rangka melakukan restrukturisasi utang, Bakrie menyampaikan permohonan PKPU kepada Pengadilan Niaga Jakarta Pusat yang telah dikabulkan dengan surat No. 05PKPU2000PN Niaga Jkt. Pst tanggal 30 Oktober 2000. Selanjutnya Bakrie menyampaikan Rencana Perdamaian Pengaturan Kembali Hutang Debt Reorganization Composition Plan, selanjutnya disebut “Rencana Perdamaian” kepada para kreditur. Pada tanggal 28 Nopember 2000, di hadapan hakim Pengadilan Niaga Jakarta Pusat, dilakukan pemungutan suara untuk menyetujui atau menolak Rencana Perdamaian tersebut dimana mayoritas kreditur menyetujuinya. 76 Oleh karena itu, pada tanggal 29 November 2000, Pengadilan Niaga Jakarta Pusat mengesahkan Rencana Perdamaian menjadi Perjanjian Perdamaian yang memiliki kekuatan hukum dan mengikat Bakrie dan para kreditur. Perjanjian Perdamaian tersebut menjadi efektif apabila Bakrie telah memenuhi segala prasyarat condition precedent paling lambat satu tahun sejak ditetapkan. Pada tanggal 26 Oktober 2001, konsultan hukum para kreditur Baker Mckenzie, Wong Leow Singapore, menyatakan bahwa Bakrie telah memenuhi dan mematuhi semua persyaratan di dalam Perjanjian Perdamaian. 77 Atas dasar pernyataan tersebut, Bakrie mengirimkan dokumen Rencana Perdamaian yang terdiri dari: Pengaturan Kembali Hutang Debt Reorganization Composition Plan, Persyaratan Restrukturisasi condition precedent dan Distribusi Hasil Distribution Proceeds kepada Kreditur Peserta. Jawaban dari para kreditur telah diterima pada tanggal 9 Nopember 2001. Selanjutnya, pada tanggal 28 Nopember 2001, Bakrie mendistribusikan aset pertukaran dan saham baru kepada para kreditur sesuai dengan skema restrukturisasi utang. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Bakrie dinyatakan telah memenuhi dan menyelesaikan semua persyaratan dalam Perjanjian Perdamaian, dan karena itu pada tanggal 29 Nopember 2001 restrukturisasi utang Bakrie dinyatakan efektif. Dengan jumlah aktiva per Maret 2001 adalah sebesar Rp.9.669.638.303.000,- atau pada saat itu setara dengan USD 976.731.141,717. Dan jumlah utang adalah sebesar Rp.11.202.350.500.000,- atau pada saat itu setara dengan USD. 1.124.000.000 78

4. i Metodologi