Kelayakan Rencana Perdamaian Rencana Perdamaian dalam Rangka PKPU 1. Pengajuan Rencana Perdamaian

c. setelah sidang dimaksud dalam Pasal 226 UUK, namun sebelum hari ke-45, setelah putusan PKPU ditetapkan diucapkan atau sebelum hari ke-270 setelah PKPU sementara ditetapkan. 44 Apabila Rencana Perdamaian telah diajukan, maka Rencana Perdamaian harus diletakkan di Kepaniteraan Pengadilan Niaga yang bersangkutan agar dapat dilihat oleh setiap orang secara cuma-cuma dan Pasal 268 UUK menentukan bahwa Hakim Pengawas harus menentukan : a. hari terakhir tagihan harus disampaikan kepada pengurus ; b. tanggal dan waktu Rencana Perdamaian yang diusulkan itu akan dibicarakan dan diputuskan dalam Rapat kreditur yang dipimpin oleh Hakim Pengawas. Tenggang waktu antara hari penyampaian tagihan dan hari diadakannya Rapat kreditur itu adalah paling singkat 14 hari. Meskipun PKPU dalam UUK dapat diajukan baik oleh debitur maupun oleh kreditur, namun Rencana Perdamaian dalam PKPU hanya dapat diajukan oleh debitur. 45

2. Kelayakan Rencana Perdamaian

Rencana Perdamaian yang diajukan oleh debitur hendaknya harus disusun sedemikian rupa sehingga para kreditur dapat menerima Rencana Perdamaian tersebut. Hanya Rencana Perdamaian yang dinilai layak atau feasible dan menguntungkan bagi para kreditur yang akan diterima oleh para kreditur. 46 Sebagian besar keputusan kreditur untuk menerima atau menolak rencana bergantung kepada empat pertanyaan sebagai berikut : 47 1. Apakah rencana feasible? 2. Seberapa besar nilai kalau ada yang diberikan rencana tersebut kepada kreditur? 3. Apakah kreditur menerima bagiannya secara adil dari pembagian nilai yang tersedia? 4. Apakah bentuk pemberian nilai tersebut dapat diterima? Rencana Perdamaian bertujuan untuk melakukan restrukturisasi terhadap perusahaan debitur. Menurut Sutan Remy Sjahdeini, utang debitur yang dianggap layak untuk direstrukturisasi apabila : 48 a. Perusahaan debitur masih memiliki prospek usaha yang baik untuk mampu melunasi utang atau utang-utang tersebut apabila perusahaan debitur diberi penundaan pelunasan utang atau utang-uang tersebut dalam jangka waktu tidak melebihi jangka waktu tertentu, baik dengan atau tanpa diberi keringanan- 44 Ellyana S., ProsesCara Mengajukan dan Penyelesaian Rencana Perdamaian pada Penundaan Kewajiban Pembayaran, sebagaimana dimuat dalam Rudhy A. Lontoh dkk, Op. Cit, hal. 272. 45 Lihat Pasal 222 ayat 2 dan ayat 3 UUK. 46 Sutan Remy Sjahedini, Ibid, hal. 366-37. 47 Mark S. Scarberry, Kenneth N. Klee, Grant W. Newton dan Steve H.Nickles, BUSINNESS REORGANIZATION IN BANKRUPTCY, St. Paul, Minnesota : West Publishing Co, 1996, hal. 789, sebagaimana dikutip dalam Bismar Nasution dan Sunarmi, Ibid 48 Sutan Remy Sjahdeini, Op.Cit. hal. 367 LINDIA HALIM : RESTRUKTURISASI UTANG UNTUK MENCEGAH KEPAILITAN, 2008. keringanan persyaratan dan atau diberi tambahan utang baru. Prakarsa Jakarta menentukan jangka waktu itu tidak lebih dari 8 tahun. b. Selain hal tersebut, utang debitur dianggap layak untuk direstrukturisasi apabila para kreditur memperoleh pelunasan utang-utang mereka yang jumlahnya lebih besar melalui restrukturisasi daripada apabila perusahaan debitur dinyatakan pailit. c. Apabila syarat-syarat utang berdasarkan kesepakatan restrukturisasi menjadi lebih menguntungkan bagi para kreditur daripada apabila tidak dilakukan restrukturisasi. Sehingga sebelum dilakukannya restrukturisasi pada suatu perusahaan debitur, terlebih dahulu harus dilakukan studi kelayakan yang bertujuan menyimpulkan apakah utang debitur layak atau tidak direstrukturisasi. Haruslah diyakini bahwa di akhir masa implementasi restrukturisasi itu, diperkirakan perusahaan debitur yang semula insolven dapat menjadi solven kembali. Sehingga dengan demikian, restrukturisasi dilaksanakan tidak hanya menguntungkan bagi para kreditur namun juga bagi debitur. 49

3. Isi Rencana Perdamaian