D. MANFAAT PENULISAN
Dari penulisan ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut : 1.
Secara akademis-teoritis, penulisan ini dapat dijadikan sebagai masukan bagi ilmu pengetahuan, khususnya mengenai tindakan restrukturisasi utang yang
ditempuh dalam rangka mencegah terjadinya kepailitan.
2. Secara sosial-praktis, adalah memberikan sumbangan pemikiran terhadap
mahasiswa-mahasiswa atau praktisi-praktisi hukum dalam mengetahui tentang restrukturisasi utang dan bagaimana pengaturannya.
E. KEASLIAN PENULISAN
Setelah melakukan penelusuran kepustakaan, maka diketahui belum ada tulisan yang mengangkat mengenai Restrukturisasi Utang Untuk Mencegah
Kepailitan. Penulisan ini dilakukan berdasarkan literatur-literatur yang berkaitan dengan restrukturisasi utang, lembaga-lembaga yang dibentuk oleh Pemerintah
yang juga ditujukan untuk penyelesaian masalah utang piutang maupun lembaga Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang dalam Hukum Kepailitan. Oleh karena
itu, tulisan ini merupakan sebuah karya asli dan sesuai dengan asas-asas keilmuan yang jujur, rasional, objektif dan terbuka. Semua ini merupakan implikasi etis
dari proses menemukan kebenaran ilmiah. Sehingga tulisan ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
F. KERANGKA TEORI DAN KONSEPSI.
Teori merupakan keseluruhan pernyataan yang saling berhubungan yang dikemukakan untuk menjelaskan tentang adanya sesuatu.
11
Sehingga kerangka teori merupakan kerangka pemikiran atau butir-butir pendapat, teori, tesis mengenai suatu
kasus atau pemasalahan yang menjadi bahan perbandingan, pegangan teoritis,
12
yang akan dijadikan sebagai landasar pemikiran dalam penulisan tesis ini.
Setiap orang yang berutang wajib melunasi seluruh utang-utangnya. Utang diberikan oleh kreditur kepada debitur dengan pemberian jaminan dari debitur kepada
kreditur untuk menjamin akan pelunasan utang debitur. Dalam hal debitur wanprestasi atau gagal memenuhi kewajibannya, maka akan diadakan tindakan
eksekusi terhadap aset-aset debitur yang dijadikan sebagai jaminanagunan.
UUK lahir guna mengatur mengenai cara menentukan eksistensi suatu utang debitur kepada kreditur, berapa jumlahnya yang pasti termasuk mengupayakan
perdamaian yang dapat ditempuh oleh debitur kepada para kreditur nya.
13
Kemudian tujuan dari hukum kepailitan bankruptcy law juga sebagai berikut :
14
1. Untuk menjamin pembagian yang sama terhadap harta kekayaan debitur di
antara para krediturnya 2.
Mencegah agar debitur tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat merugikan kepentingan debitur
11
J.J.H. Bruggink, “REFLEKSI TENTANG HUKUM” Alih bahasa : Arief Sidharta, Bandung : Citra Aditya Bakti, 1999, hal. 2.
12
M. Solly Lubis, Filsafat Ilmu dan Penelitian, Bandung : Mandar Maju, 1994, hal. 80.
13
Ibid., hal. 13
14
Ibid¸ hal. 37-39
LINDIA HALIM : RESTRUKTURISASI UTANG UNTUK MENCEGAH KEPAILITAN, 2008.
3. Memberikan perlindungan kepada debitur yang beritikad tidak baik dari para
krediturnya, dengan cara memperoleh pembebasan utang Sehingga beberapa asas dalam hukum kepailitan yang penting dalam
penulisan tesis ini antara lain : 1. Asas Keseimbangan
UUK memberikan perlindungan yang seimbang bagi kreditur dan debitur. Di satu pihak terdapat ketentuan yang dapat mencegah terjadinya penyalahgunaan
pranata dan lembaga kepailitan oleh debitur yang tidak jujur, di lain pihak terdapat ketentuan yang dapat mencegah terjadinya penyalahgunaan tersebut oleh kreditur
yang beritikad tidak baik.
15
2. Asas Kelangsungan Usaha Dalam UUK, terdapat ketentuan yang memungkinkan perusahaan debitur
yang prospektip tetap dilangsungkan.
16
UUK tidak semata-mata bermuara pada kepailitan dan tindakan eksekusi aset debitur, terdapat alternatif lain yaitu berupa
pemberian kesempatan kepada perusahaan-perusahaan yang tidak membayar utangnya namun masih memiliki prospek usaha yang baik dan pengurusnya beritikad
baik serta kooperatif untuk melunasi utang-utangnya, maka dapat diupayakan restrukturisasi atas utang-utangnya dan penyehatan kembali perusahannya, sehingga
kepailitan merupakan ultimum remidium.
17
3. Asas Keadilan Asas ini mencegah terjadinya kesewenang-wenangan pihak kreditur yang
mengusahakan pembayaran atas tagihannya tanpa memperhatikan kepentingan kreditur lainnya dan kepentingan debitur, misalnya dengan penagihan yang
sewenang-wenang, bagaimana kelangsungan usaha debitur dan bagaimana pelunasan terhadap kreditur yang lain.
4. Asas putusan yang didasarkan pada persetujuan Kreditur Mayoritas.
Permohonan pernyataan pailit yang hanya diajukan oleh kreditur minoritas dan tidak disetujui oleh kreditur mayoritas, tidak akan dikabulkan oleh Majelis
Hakim. Sebab pengabulannya akan membawa kerugian bagi kreditur mayoritas. Demikian pula rencana perdamaian dalam PKPU hanya akan dikabulkan apabila
disetujui oleh lebih dari ½ jumlah kreditur konkuren yang haknya diakui yang hadir pada rapat kreditur yang jumlah tagihannya mewakili paling sedikit 23 dari seluruh
jumlah tagihan dari kreditur yang hadir pada rapat.
Restrukturisasi merupakan langkah strategi yang universal. Tindakan restrukturisasi menjadi jalan keluar yang berlaku dalam lingkup internasional, dimana
pun dan kapan pun setiap kali unit-unit usaha termasuk perbankan dan lain-lain menghadapi finansial yang berat. Debitur yang mengalami kesulitan keuangan dapat
mengajukan permohonan keringanan pada para krediturnya.
18
Bila restrukturisasi ini berhasil dilaksanakan, sehingga akhirnya debitur berhasil melunasi seluruh utang-
utangnya, maka tindakan ini jauh lebih menguntungkan dibanding tindakan kepailitan yang mematikan usaha debitur.
15
Ibid.
16
Ibid.
17
Sutan Remy Sjahdeini, Op. Cit., hal. 58-59.
18
H. Masyhud Ali, Op.Cit, hal. 192
LINDIA HALIM : RESTRUKTURISASI UTANG UNTUK MENCEGAH KEPAILITAN, 2008.
Konsepsi adalah salah satu bagian terpenting dari teori. Peranan konsep
dalam penelitian adalah untuk menghubungkan dunia teori dan observasi, antara abstraksi dan realitas.
19
Konsep diartikan sebagai kata yang menyatakan abstraksi yang digeneralisasikan dari hal-hal yang khusus, yang disebut dengan defenisi
operasional.
20
Pentingnya defenisi adalah untuk menghindarkan pengertian atau penafsiran yang berbeda dari satu istilah yang dipakai. Oleh karena itu, dalam
penulisan tesis ini dirumuskan serangkaian defenisi sebagai berikut : Kreditur adalah pihak bank atau lembaga pembiayaan yang mempunyai
piutang karena perjanjian atau undang-undang Debitur adalah orang atau badan usaha yang memiliki utang kepada bank atau
lembaga pembiayaan lainnya karena perjanjian atau Undang-Undang Insolven adalah keadaan tidak mampu membayar utang
Utang adalah segala macam bentuk dan jenis kewajiban Debitor untuk membayar sejumlah dana kepada Kreditor yang timbul dari suatu perjanjian kredit,
surat utang, putusan pengadilan, putusan dewanbadan arbitrase, atau perikatan lain yang menjadi dasar hukum bagi timbulnya kewajiban tersebut, termasuk bunga dan
biaya-biaya yang wajib dibayar oleh Debitor.
Utang yang telah jatuh tempo adalah utang yang pelunasannya, baik sebagian atau seluruhnya, telah jatuh tempo sebagaimana ditentukan dalam Perjanjian Kredit,
surat utang, putusan pengadilan, putusan dewanbadan arbitrase, atau perikatan lain yang menjadi dasar hukum bagi timbulnya utang itu, termasuk bunga dan biaya-biaya
yang wajib dibayar oleh Debitor.
Utang yang telah dapat ditagih adalah utang, baik sebagian atau seluruhnya, yang jangka waktu pelunasannya telah sampai sebagaimana ditentukan dalam
perjanjian kredit atau surat utang atau perikatan lain yang menjadi dasar timbulnya utang itu, atau apabila terjadi salah satu atau lebih peristiwa yang dimaksudkan dalam
klausul events of default dari perjanjian kredit, surat utang, atau perikatan lain tersebut.
Restrukturisasi adalah restrukturisasi utang kepada para kreditur dengan atau tanpa penyehatan perusahaan.
Restrukturisasi Utang adalah langkah-langkah untuk mengupayakan agar debitur dapat memenuhi kewajiban-kewajibannya pada bank melalui pemberian
kelonggaran-kelonggaran tertentu, yaitu :a. Penurunan suku bunga kredit ; b. Pengurangan tunggakan bunga kredit ; c.Pengurangan tunggakan pokok kredit ;
d.Perpanjangan jangka waktu kredit ; e.Penambahan fasilitas kredit ; f.Pengambilalihan aset debitur sesuai dengan ketentuan yang berlaku ; g.Konversi
kredit melalui penyertaan modal sementara pada perusahaan debitur.
Penyehatan perusahaan adalah upaya untuk melakukan pembenahan terhadap perusahaan baik yang menyangkut manjemen, visi, misi, strategi, struktur organisasi
teknologi yang digunakan oleh perusahaan, budaya perusahaan, sistem, prosedur, kualitas, jumlah, sumber daya manusia dan aspek-aspek lain yang bertujuan
menyehatkan perusahaan agar restrukturisasi utang lebih terjamin keberhasilannya.
19
Masri Singarimbun dan Sifian Effendi, Metode Penelitian Survei¸Jakarta : LP3ES, 1989, hal. 34.
20
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1998, hal. 3
LINDIA HALIM : RESTRUKTURISASI UTANG UNTUK MENCEGAH KEPAILITAN, 2008.
Lembaga kepailitan merupakan sarana penyelesaian utang piutang yang ditujukan untuk mengatur dan melindungi keseimbangan kedua belah pihak
Kepailitan adalah sita umum atas semua kekayaan Debitor Pailit yang pengurusan dan pemberesannya dilakukan oleh Kurator di bawah pengawasan Hakim
Pengawas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.
PKPU adalah suatu masa yang diberikan oleh hakim niaga kepada debitor dan kreditor untuk menegosiasikan cara-cara pembayaran utang debitor, baik sebagian
maupun seluruhnya, termasuk apabila perlu merestrukturisasi utang tersebut dengan mengajukan Rencana Perdamaian yang disetujui oleh para kreditur.
Rencana Perdamaian merupakan proposal akan tindakan-tindakan yang akan diambil Debitor dalam rangka penyehatan kembali perusahaannya.
Bankcuptcy Act merupakan Undang-Undang Kepailitan Amerika Serikat.
G. Metode Penelitian