BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN
MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN
A. Perlindungan Konsumen
1. Pengertian Konsumen
Istilah konsumen dan alih bahasa dari kata consumer Inggris-Amerika, atau consumentKonsument Belanda, secara harfiah arti kata consumer adalah setiap
orang yang menggunakan barang
16
. Mariam Darus mendefinisikan konsumen dengan cara mengambil alih pengertian uang dipergunakan oleh kepustakaan Belanda, yaitu
“ Semua individu mempergunakan barang dan jasa secara konkrit dan riil”.
17
Sebelum munculnya UUPK yang diberlakukan pemerintah mulai 20 April 2000, hanya
sedikit pengertian normatif yang tegas tentang pengertian konsumen dalam hukum positif di Indonesia. Dalam Garis-garis Besar Haluan Negara GBHN dalam
Ketetapan Majelis PermusyawaratanTAP MPR Nomor IIMPR1993 disebutkan kata konsumen dalam rangka membicarakan tentang sasaran bidang perdagangan namun
sama sekali tidak ada penjelasan lebih lanjut tentang penjelasan pengertian konsumen itu sendiri. Salah satu ketentuan normatif yang memberikan definisipengertian
konsumen adalah Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek
16
AZ. Nasution, Hukum Perlindungan Konsumen Suatu Pengantar, Cetakan Kedua, Penerbit Diadit Media, Jakarta, 2002, hlm. 3. Mengutip pendapat A.S. Hornby Gen.Ed, Oxford Advance
Learner’s Dictionary of Current English, Oxford: Oxford University Press, 1987, hlm. 183, “opp. To producer person who uses goods”.
17
Mariam Darus Badrulzaman, Pembentukan Hukum Nasional dan Permasalahannya Kumpulan Karangan, Alumni Bandung, 1981, hlm. 48.
M. Masril : Mekanisme Penyelesaian Sengketa Konsumen Terhadap Produk Cacat Dalam Kaitannya Dengan Tanggungjawab Produsen, 2009 USU Repository © 2008
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat diberlakukan pemerintah mulai 5 Maret 2000. Undang-undang ini memuat suatu definisi tentang konsumen, yaitu
setiap pemakai dan atau pengguna barang dan atau jasa, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan orang lain.
18
Hondius, pakar konsumen di Belanda, menyimpulkan, para ahli hukum pada umumnya sepakat mengartikan konsumen sebagai pemakai produksi terakhir dari
benda atau jasa; uiteindedelijke gebruiker van goederen en diensten.
19
Dari rumusan itu, Hondius ingin membedakan antara konsumen bukan pemakai terakhir konsumen
antara dan konsumen pemakai terakhir. Karena konsumen dalam arti luas mencakup kedua kriteria tersebut, sedangkan konsumen dalam arti sempit hanya mengacu
kepada konsumen pemakai terakhir. Di dalam Pasal 1 Angka 2 Undang-Undang Perlindungan Konsumen UUPK memberikan pengertian Konsumen sebagai
berikut: Konsumen adalah setiap orang pemakai barang danatau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik untuk kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun
makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.
2. Hak dan Kewajiban Konsumen