Hak dan Kewajiban Konsumen

Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat diberlakukan pemerintah mulai 5 Maret 2000. Undang-undang ini memuat suatu definisi tentang konsumen, yaitu setiap pemakai dan atau pengguna barang dan atau jasa, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan orang lain. 18 Hondius, pakar konsumen di Belanda, menyimpulkan, para ahli hukum pada umumnya sepakat mengartikan konsumen sebagai pemakai produksi terakhir dari benda atau jasa; uiteindedelijke gebruiker van goederen en diensten. 19 Dari rumusan itu, Hondius ingin membedakan antara konsumen bukan pemakai terakhir konsumen antara dan konsumen pemakai terakhir. Karena konsumen dalam arti luas mencakup kedua kriteria tersebut, sedangkan konsumen dalam arti sempit hanya mengacu kepada konsumen pemakai terakhir. Di dalam Pasal 1 Angka 2 Undang-Undang Perlindungan Konsumen UUPK memberikan pengertian Konsumen sebagai berikut: Konsumen adalah setiap orang pemakai barang danatau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik untuk kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.

2. Hak dan Kewajiban Konsumen

Pengaturan tentang hak dan kewajiban konsumen dijumpai dalam Pasal 4 dan Pasal 5 UUPK. Hak konsumen diatur dalam Pasal 4, yaitu: a. Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keseluruhan dalam mengkonsumsi barang danatau jasa; 18 Sidharta, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia, Jakarta, 2004, hlm. 2. 19 Ibid. M. Masril : Mekanisme Penyelesaian Sengketa Konsumen Terhadap Produk Cacat Dalam Kaitannya Dengan Tanggungjawab Produsen, 2009 USU Repository © 2008 b. Hak untuk memilih dan mendapatkan barang danatau jasa sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan; c. Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang danatau jasa; d. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang danatau jasa yang digunakan; e. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut; f. Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen; g. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif; h. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi danatau penggantian, apabila barang danjasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya; i. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya. Hak-hak konsumen yang diatur dalam Pasal 4 UUPK lebih luas dari pada hak- hak dasar konsumen sebagaimana yang pertama kali dikemukakan oleh Presiden Amerika Serikat Jhon. F. Kennedy di depan kongres pada tanggal 15 Maret 1962, sebagaimana yang dikutip oleh Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo 20 , yaitu terdiri atas: 20 Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo, Hukum Perlindungan Konsumen, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004, hlm. 39. M. Masril : Mekanisme Penyelesaian Sengketa Konsumen Terhadap Produk Cacat Dalam Kaitannya Dengan Tanggungjawab Produsen, 2009 USU Repository © 2008 1. Hak memperoleh keamanan Aspek ini terutama ditujukan pada perlindungan konsumen terhadap pemasaran barang danatau jasa yang membahayakan keselamatan jiwa atau diri konsumen. Dalam rangka penggunaan hal ini, pemerintah mempunyai peranan dan tanggung jawab yang sangat penting. Berbagai bentuk peraturan perundang-undangan harus ada dan telah dibentuk untuk penanggulangannya, sekalipun dibanding dengan mengikatnya produksi, karena pembangunan ribuan jenis barang danatau jasa dirasakan peraturan untuk menjaga keselamatan dan keamanan tersebut masih kurang. 2. Hak memilih Hak ini bagi konsumen sebenarnya ditujukan pada apakah ia akan membeli atau tidak membeli suatu produk barang danatau jasa yang dibutuhkannya. 3. Hak mendapat informasi Hak yang sangat fundamental bagi konsumen tentang informasi yang lengkap mengenai barang danatau jasa yang akan dibelinya, baik secara langsung maupun secara umum melalui media komunikasi agar tidak menyesatkan. 4. Hak untuk didengar Hak ini dimaksudkan untuk menjamin kepada konsumen bahwa kepentingannya harus diperhatikan dan tercermin dalam pola kebijaksanaan pemerintah termasuk di dalamnya turut didengar dalam pembentukan kebijaksanaan tersebut. 21 Keempat hak tersebut merupakan bagian dari Deklarasi Hak-hak Asasi Manusia yang dicanangkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB pada tanggal 10 Desember 1948, masing-masing pada Pasal 3, 8, 19, 21 dan Pasal 26, yang oleh Organisasi Konsumen Sedunia International Organization of Consumers UnionIOCU ditambahkan empat hak dasar konsumen lainnya, yaitu: a. Hak untuk memperoleh kebutuhan hidup; b. Hak untuk memperoleh ganti rugi; c. Hak untuk memperoleh pendidikan konsumen; 21 Ari Purwadi, Aspek Hukum Perdata pada Perlindungan Konsumen, Majalah Yudika, FH. UNAIR, 1992, hlm. 49-50. M. Masril : Mekanisme Penyelesaian Sengketa Konsumen Terhadap Produk Cacat Dalam Kaitannya Dengan Tanggungjawab Produsen, 2009 USU Repository © 2008 d. Hak untuk memperoleh lingkungan hidup yang bersih dan sehat. 22 Di samping itu, masyarakat Eropa Europese Ekonomische Gemeenschap atau EEG juga telah menyepakati lima hak dasar konsumen sebagai berikut: a. Hak perlindungan kesehatan dan keamanan; b. Hak perlindungan kepentingan ekonomi; c. Hak mendapat ganti rugi; d. Hak atas penerangan; e. Hak untuk didengar. Namun tidak semua organisasi konsumen menerima penambahan hak-hak tersebut, YLKI, misalnya, memutuskan untuk menambahkan satu lagi hak sebagai pelengkap hak dasar konsumen, yaitu hak mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat sehingga kesluruhannya dikenal sebagai panca hak konsumen. 23 Memperhatikan hak-hak yang disebut di atas, maka secara keseluruhan pada dasarnya dikenal 10 sepuluh macam hak konsumen yaitu: a. Hak atas keamanan dan keselamatan; b. Hak untuk memperoleh informasi; c. Hak untuk memilih; d. Hak untuk didengar; e. Hak untuk memperoleh kebutuhan hidup; f. Hak untuk memperoleh ganti kerugian; 22 Sidharta, Loc.Cit., hlm. 2. 23 Ibid., hlm. 16. M. Masril : Mekanisme Penyelesaian Sengketa Konsumen Terhadap Produk Cacat Dalam Kaitannya Dengan Tanggungjawab Produsen, 2009 USU Repository © 2008 g. Hak untuk memperoleh pendidikan konsumen; h. Hak untuk memperoleh lingkungan hidup yang bersih dan sehat; i. Hak untuk mendapatkan barang sesuai dengan nilai tukar yang diberikannya; j. Hak untuk mendapatkan upaya penyelesaian hukum yang patut. Selain dari pada ketentuan yang mengatur tentang hak-hak konsumen di atas, UUPK juga mengatur tentang apa saja yang menjadi kewajiban dari konsumen, yang diatur dalam Pasal 5: Kewajiban konsumen adalah: a. Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau pemanfaatan barang danatau jasa demi keamanan dan keselamatan; b. Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang danatau jasa; c. Membayar sesuai dengan nilai tukar yang lebih disepakati; d. Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen secara patut. 24

3. Hubungan antara Konsumen dan Produsen