antara 1999-2005. Indonesia dan Malaysia telah mendapat tekanan internasional lebih besar daripada Singapura dalam masalah keamanan Selat
Malaka, mengingat keteguhan kedua negara ini dalam memegang kedaulatan atas keamanan Selat Malaka dengan prinsip rezim lintas damai. Indonesia dan
Malaysia berulang kali menegaskan keinginan mereka untuk menegakkan kedaulatan perairan teritorialnya di Selat Malaka
175
A. Kepentingan Nasional Indonesia secara eksternal
.
Pada akhirnya dengan mengkaji permasalahan yang meliputi eksternal dan internal, penulis akan sampai kepada pembahasan inti dari kajian penelitian,
yaitu :
IV. Tantangan pengelolaan Selat Malaka bagi Kepentingan Negara Indonesia dengan pendekatan konsepsi Geopolitik dan Kepentingan
Nasional Indonesia
1. Meneguhkan prinsip lintas damai innocent passage
Dengan adanya penambahan luas laut wilayah kedaulatan Indonesia yang dari 12 mil berdasarkan Deklarasi Juanda menjadi selebar
200 mil di tahun 1980 diukur dari garis pangkal wilayah laut Indonesia dimana pada zona tersebut segala sumberdaya hayati maupun alami lain
yang berada di bawah permukaan laut, di dasar laut dan di bawah laut menjadi hak ekslusif Negara Republik Indonesia. Segala kegiatan
175
Catherine Zara Raymond, Piracy and armed robbery in the Malacca Strait: a problem solved?, Naval War College Review 2009.
Universitas Sumatera Utara
eksplorasi, eksploatasi serta riset di zona tersebut harus mendapat izin terlebih dahulu dari pemerintah Republik Indonesia
176
Geopolitik fokus pada perkembangan dan kebutuhan akan ruang bagi suatu negara. Geopolitik menurut Rudolf Kjellen adalah ilmu yang
mengkaji masalah-masalah geografi, sejarah dan ilmu sosial dengan merujuk kepada politik internasional. Salah satu pokok teorinya adalah
negara merupakan suatu sistem politik yang meliputi ekonomi politik .
Atas dasar inilah yang semakin mempertegas posisi Selat Malaka berada di Zona Ekonomi Ekslusif ZEE Indonesia dan berada di Alur
Laut Kepulauan Indonesia. Dengan posisi Selat Malaka berada di Zona Ekonomi Ekslusif ZEE Indonesia menjadi hak ekslusif Negara
Indonesia dalam pengaturan penggunaan rezim perlintasan berada dalam kedaulatan Negara Indonesia yang sepenuhnya untuk memenuhi
Kepentingan Nasional Indonesia, terkhususnya untuk kemajuan ekonomi Indonesia.
177
Posisi Geopolitik Selat Malaka seharusnya membawa pengaruh positif pada kemajuan perekonomian Negara Indonesiadan sudah
seharusnya Indonesia memiliki strategi politik dalam memanfaatkan .
Antara politik dan ekonomi merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan karena kedua hal tersebut saling mempengaruhi dalam
perkembangannya.
176
Ibid.
177
A. Harsawaskita. 2007. Great Power Politics. Bandung: Graha Ilmu. hal. 45.
Universitas Sumatera Utara
posisi strategis Selat Malaka semata-mata untuk kemajuan perekonomian Negara Indonesia dan menciptakan kestailan politik dalam negeri dan
memiliki politik interasional yang tepat seperti dalam mengatasi rezim lintas di Selat Malaka dimana Indonesia memiliki pandangan yang
berbeda dengan dunia internasional atas rezim yang berlaku di Selat Malaka.
Tetapi pada faktanya mengenai rezim lintas yang berlaku di Selat Malaka bukanlah rezim lintas damai innocent passage seperti yang
diingankan oleh Negara Indonesia yang memegang kedaulatan atas Selat Malaka. Pada kenyataannya menunjukkan bahwa, rezim pelayaran
internasional free transit dari Singapura lebih diterapkan. Singapura yang merupakan sebuah negara berukuran kecil, memang menghendaki
di Selat Malaka menjadi perairan internasional free transit dengan tujuan untuk memajukan perekonomian negaranya. Singapura dengan
rezim lintas internasional free transit nya mampu mengalahkan rezim lintas damai innocent passage yang diingankan oleh Indonesia.
Indonesia selaku negara yang memiliki kedaulatan atas Selat Malaka tidak memiliki ketegasan dalam mengelola Selat Malaka, sehingga posisi
strategis Selat Malaka tidak memberikan kontribusi optimal bagi Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
2. Menggalakkan kerjasama keselamatan pelayaran di Selat Malaka Tripartitie Ministerial MeetingTMM, Tripartitie Senior Official
MeetingTSOM, Tripartitie Expert GroupTTEG
Kerjasama TMM, TSOM, TTEG merupakan sebuah realisasi kerjasama yang terwujud atas dasar kesepakatan bersama antara Negara
Indonesia, Singapura dan Malaysia. Dimana tujuan awal kerjasama itu adalah untuk melakukan koordinasi upaya keselamatan pelayaran dan
survey hydrografis di Selat Malaka. Dengan semakin banyaknya terjadi kecelakaan kapal-kapal di Selat Malaka, pada tanggal 24 Februari 1997
Tripartitie Ministerial Meeting TMM , menghasilkan perjanjian tentang
keselamatan pelayaran di Selat Malaka, dan semenjak itu kerjasama ketiga negara tepi terus dilakukan melalui pertemuan tahunan atau
Tripartitie Export Group TTEG dalam rangka melaksanakan Pasal 43
Konvensi Hukum Laut 1982 perlu didukung dan dilanjutkan
178
Kondisi Geografis Negara Indonesia mengakibatkan posisi Selat Malaka selain paling menguntungkan juga mengandung sejumlah
. Dalam upaya peningkatan keselamatan pelayaran di Selat Malaka hasil survei ini
mengusulkan pembentukan Jalur Pemisah Lalu Lintas Pelayaran atau Traffic Separation Scheme = TSS dan diberlakukannya persyaratan
prinsip kedalaman air di bawah lambung kapal Under Keel Clearance = UKC minimal 3,5 meter.
178
UNCLOS, ibid., hlm. 33-34
Universitas Sumatera Utara
kerawanan yang kompleks. Kerawanan ini muncul akibat multiaspek, mulai dari aspek yuridis, geografis, navigasi, ancaman ekologis dan
ancaman keamanan lainnya. Namun demikian, meskipun Selat Malaka memiliki fitur-fitur navigasi yang tidak bersahabat, selat tersebut tetap
merupakan jalur strategis dan diperlukan oleh kapal-kapal internasional dibandingkan rute alternatif lainnya seperti Selat Sunda dan Selat
Lombok-Makassar. Sesuai dengan fungsi geostrategis Indonesia, yaitu sebagai daya
tangkal dan pengembang potensi kekuatan, maka aspek geostrategis Selat Malaka tidak hanya dilihat sebatas pada bagaimana meminimalisir
berbagai faktor ancaman dari aspek keamanan dan keselamatan pelayaran saja, akan tetapi juga harus mampu mencakup pengembangan
potensi dan peluang strategis yang bisa dimanfaatkan Indonesia. Terutama dari kenyataan bahwa Selat Malaka adalah jalur perdagangan
dunia yang menantang Indonesia untuk mengambil manfaat dari peluang tersebut guna meningkatkan Ketahanan Ekonomi Nasional Negara
Indonesia. Bentuk-bentuk kerjasama tersebut diharapkan tidak merugikan
Indonesia sebagai negara yang berdaulat atas Selat Malaka, tetapi harus menguatkan Kepentingan Nasional Indonesia. Karena Kepentingan
nasional adalah tujuan mendasar dan penentu utama yang mendasari para pembuat keputusan dalam membuat sebuah kebijakan berupa politik luar
Universitas Sumatera Utara
negeri. Kepentingan nasional suatu negara khas dengan konsep umum yang di dalamnya terdapat bagian-bagian yang paling penting bagi
sebuah negara. Di dalamnya terdapat penjagaan terhadap diri sendiri, kemerdekaan, integritas teritorial, keamanan militer dan kesejahteraan
ekonomi. Ketahanan Ekonomi Indonesia atas pemanfaatan Posisi Geopolitik
Selat Malaka merupakan wujud dari terpenuhinya Kepentingan Nasional Negara Indonesia di bidang ekonomi. Konsep kepentingan nasional
merupakan dasar untuk menjelaskan perilaku luar negeri suatu negara. Para penganut realis menyamakan kepentingan nasional sebagai upaya
negara untuk mengejar kekuatan dimana kekuatan adalah segala sesuatu yang dapat mengembangkan dan memelihara kontrol atas suatu negara
terhadap negara lain. Dalam teori ini menjelaskan bahwa untuk kelangsungan hidup
suatu negara, maka negara harus memenuhi kebutuhan negaranya dengan kata lain yaitu mencapai kepentingan nasionalnya. Dengan tercapainya
kepentingan nasional maka negara akan berjalan dengan stabil, baik dari segi politik, ekonomi, sosial, maupun pertahanan keamanan dengan kata
lain jika kepentingan nasional terpenuhi maka negara akan tetap bertahan.
Tantangan terbesar Indonesia di Selat Malaka di abad ini adalah menghidupkan secara terus menerus orisinalitas konsep Wawasan
Universitas Sumatera Utara
Nusantara agar menjadi ruh dalam implementasi pengelolaan geostrategis Selat Malaka secara komprehensif. Tantangan keamanan dan
keselamatan security and safety Selat Malaka sebagai wilayah yang sangat strategis secara ekonomi dan politis, menjadi faktor penting tidak
hanya bagi pihak-pihak yang menggunakan jalur tersebut tetapi lebih kepada terpenuhinya kepentingan nasional Indonesia baik dari aspek
ekonomi maupun politis. Navigation safety dan pollution accidents di Selat Malaka dapat mengakibatkan gangguan yang sama merusaknya
sebagaimana yang disebabkan oleh faktor ancaman keamanan security threats
179
179
Lee Seng Kong. 2005. Enhancing Navigational Safety in the Malacca and Singapore Strait, di dalam buku Malacca Strait on Global Spot.
KAHMI. hlm. 33.
. Sehingga dengan demikian yang perlu dipahami bahwa keamanan di Selat Malaka sesungguhnya bukan terletak pada patroli
keamanan semata atau aspek keselamatan saja, namun juga mengandung pengertian bahwa Selat Malaka harus bebas dari ancaman maupun
gangguan terhadap aktifitas pemanfaatannya yaitu aspek keamanan. Tantangan pengelolaan keamanan dan keselamatan security
andsafety ini menjadi semakin kompleks bagi negara Indonesia, melihat
tren kenaikan jumlah kapal yang terus meninggi dan potensi kecelakaan kapal di Selat Malaka. Bagi Indonesia, tantangan ini harus disikapi secara
serius dan berkesinambungan. Mengingat sebagian besar wilayah teritorial Selat Malaka adalah wilayah kedaulatan Negara Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
Semua tantangan kontemporer yang terjadi di Selat Malaka di abad ini, banyak menyeret pada upaya internasionalisasi selat oleh negara-
negara pengguna user states. Padahal kecendrungan internasionalisasi ini akan berhadapan dengan eksistensi dan kedaulatan bangsa yang
berkuasa atas wilayah darat, laut dan udara
180
. Oleh karena itu, beberapa syarat yang harus dipenuhi sehingga Selat Malaka bebas dari proses
sekuritisasiinternasionalisasi, adalah
181
a. Selat Malaka bebas dari ancaman kekerasan yang menggunakan
kekuatan bersenjata terorganisir, serta yang memiliki kemampuan untuk mengganggu dan membahayakan personel atau negara.
Ancaman tersebut dapat berupa pembajakan, perompakan, sabotase objek vital, peranjauan, hingga aksi teror bersenjata.
:
b. Selat Malaka bebas ancaman navigasi yang ditimbulkan oleh kondisi
geografi dan hidrografi serta kurang memadainya sarana bantu navigasi, seperti menara suar, sistem radar dan lain-lain. Sehingga
dapat membahyakan keselamatan pelayaran. c.
Selat Malaka bebas ancaman kerusakan lingkungan dan sumber daya laut, yakni pencemaran dan perusakan ekosistem laut, eksploitasi yang
berlebihan serta konflik pengelolaan sumber daya laut. Fakta menunjukkan bahwa konflik konflik pengelolaan sumber daya jalur
180
Juwono Sudarsono. 2005. Keamanan Navigasi Selat Malaka, di dalam buku Malacca Strait on Global Spot,
KAHMI.
181
Edhi Nuswantoro. 2005. Pengelolaan Keamanan Selat Malaka Secara Terpadu. Departemen Luar Negeri: Medan.
Universitas Sumatera Utara
selat memiliki kecendrungan mudah dipolitisasi dan selanjutnya akan diikuti dengan penggelaran kekuatan militer.
d. Selat Malaka bebas dari pelanggaran hukum, yaitu pelanggaran
hukum nasional maupun internasional, seperti illegal fishing, illegal logging, illegal migrant,
penyelundupan dan lain-lain. Pada tahun 2009 telah dilaksanakan pembangunan fasilitas sistem
telekomunikasi pelayaran di wilayah Selat Malaka SLOC dan Selat Sunda ALKI-1 dan Selat Lombok ALKI-2 berupa :
a. Persiapan Indonesia Ship Reporting System INDOSREP di Selat
Sunda dan Selat Lombok. b.
Pembangunan Vessel Traffic Services VTS di wilayah Selat Malaka,
3. Indonesia vs Singapura dalam hal keamanan untuk Kepentingan Nasional Indonesia