14
b. Jangka pendek
: menghilangkan keluhangejala DM Penatalaksanaan DM menurut Brunner Suddarth, 2002 :
1. Diet
Perhimpunan Diabetes Amerika dan Persatuan Dietetik Amerika Merekomendasikan = 50 – 60 kalori yang berasal dari :
• Karbohidrat
60 – 70 •
Protein 12 – 20
• Lemak
20 – 30 2.
Latihan Latihan dengan cara melawan tahanan dapat menambah laju metablisme
istirahat, dapat menurunkan BB, stres dan menyegarkan tubuh.Latihan menghindari kemungkinan trauma pada ekstremitas bawah, dan hindari latihan
dalam udara yang sangat panasdingin, serta pada saat pengendalian metabolik buruk.Gunakan alas kaki yang tepat dan periksa kaki setiap hari sesudah
melakukan latihan. 3.
Pemantauan Pemantauan kadar Glukosa darah secara mandiri.
4. Terapi jika diperlukan
5. Pendidikan
2.2.5. Pemeriksaan Diagnostik
Gula darah meningkat
Kriteria diagnostik WHO untuk DM pada dewasa yang tidak hamil : Pada sedikitnya 2 x pemeriksaan :
a. Glukosa plasma sewakturandom 200 mgdl 11,1 mmolL
b. Glukosa plasma puasanuchter 140 mgdl 7,8 mmolL
c. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah
mengkonsumsi 75 gr karbohidrat 2 jam post prandial 200 mgdl.
Tes Toleransi Glukosa Tes toleransi glukosa oral : pasien mengkonsumsi makanan tinggi kabohidrat 150 –
300 gr selama 3 hari sebelum tes dilakukan, sesudah berpuasa pada malam hari keesokan harinya sampel darah diambil, kemudian karbohidrat sebanyak 75 gr
diberikan pada pasienBrunner Suddarth, 2003.
15
Aseton plasma keton
: positif secara mencolok
Asam lemak bebas : kadar lipid dan kolesterol meningkat
Osmolaritas serum : meningkat, 330 mosmdl
Elektrolit :
Natrium : meningkat atau menurun
Kalium : normal atau meningkat semu pemindahan seluler selanjutnya menurun.
Fosfor : lebih sering meningkat
Gas darah arteri : biasanya menunjukkan pH rendah dan Po menurun pada HCO
3
asidosis metabolik dengan kompensasi alkolosis resperatorik.
Trombosit darah : H+ mungkin meningkat dehidrasi ; leukositosis; hemokonsentrasi merupakan resnion terhadap sitosis atau infeksi.
Ureumkreatinin : meningkat atau normal dehidrasimenurun fungsi ginjal.
Urine : gula dan aseton +, berat jenis dan osmolaritas mungkin meningkatDoengoes, 2002.
2.2.6. Kualitas Tidur pada Penderita Diabetes Melitus
Pengaturan kadar glukosa darah dipertahankan dalam keadaan normal melalui keseimbangan antara produksi glukosa oleh hepar dan penggunaan glukosa
oleh jaringan. Selain itu pengaturan keseimbangan glukosa darah juga berhubungan dengan kemampuan sel beta kelenjar pancreas untuk mensekresi insulin serta
kemampuan insulin untuk menghambat produksi glukosa oleh hepar.
Penurunantoleransi glukosa dapat terjadi selama periode tidur malam dan pada saat tidursiang. Selama tidur juga terjadi peningkatan kadar glukosa darah dimana
rentangpeningkatan kadar glukosa berkisar antara 20-30 dan maksimal terjadi padapertengahan periode tidur Spiegel, Tasali, Leproult, Cauter,
2009.Perubahan hormonal yang terjadi terkait dengan gangguan tidur dapat disebabkanadanya aktivitas HipotalamusPituitariAdrenal HPA dan sistem saraf
simpatis.Aktivitas HPA dan sistem saraf simpatis dapat merangsang pengeluaran hormone seperti katekolamin dan kortisol yang menyebabkan gangguan toleransi
glukosadan resistensi insulin dan berhubungan dengan diabetes tipe 2 Taub Redeker,2008.
Perubahan respon tubuh yang terjadi akibat adanya gangguan tidur adalah terjadinya peningkatan resistensi insulin sehingga sel tidak dapat
16
menggunakanhormon secara efisien Smith, 2010. Tidur dapat mempengaruhi produksikatekolamin sistem saraf simpatis. Selama periode tidur terjadi
peningkatanaktivitas sistem saraf simpatis. Selain hal tersebut tidur juga mempengaruhiproduksi epinefrin dan norepinefrin serta pengeluaran melatonin
Carlson,Campbell, Garland, Grossman, 2007. Mekanisme hubungan antara gangguan tidur seperti sleep apneadengan
metabolismeglukosa belum jelas. Gangguan tidur seperti sleep apneamenyebabkan gangguan aliran udara pada saluran pernafasan hal tersebut akanmemicu terjadinya
hipoksia dan merangsang individu untuk bangun daritidurnya, hal tersebut tentunya akan mengurangi waktu normal tidur individu.Gangguan tidur dapat menyebabkan
rangsangan pada sistem saraf simpatik, AxisHipotalamusPituitariAdrenal dan jaringan adiposa. Aktivasi sistem saraf simpatik memicu pengeluaran katekolamin,
kortisol, sitokin dan substansivasoaktif lain yang dapat menyebabkan gangguan toleransi glukosa, resistensiinsulin dan munculnya gejala diabetes Punjabi
Beamer, 1995 dalam Colten Altevogt, 2006.Periode tidur terdiri dari tidur REM dan tidur NREM. Tidur NREM ditandaiadanya tidur yang dalam. Periode tidur
NREM dapat mempengaruhi metabolisme glukosa di otak, keseimbangan aktivitas saraf simpatis dan pengeluaran hormone yang memiliki sifat counterregulatory serta
juga terjadi peningkatan kadarhormon pertumbuhan sampai aktivitas HPA axis dihambat Spiegel, Tasali,Leproult, Cauter, 2009. Menurut Bergman 1989
dalam Speigel et al 2009akibat adanya gangguan pada periode tidur NREM selama 3 hari dapatmenyebabkan penurunan sesitivitas insulin sekitar 25 dan
merupakan salah satufaktor resiko timbulnya diabetes.
2.3. Proses Keperawatan