Aktivitas antidiabetes dengan metode uji toleransi glukosa

36 ditetapkan dosis untuk pengujian selanjutnya digunakan EET dosis 200 mgkg BB, 400 mgkg BB dan 600 mgkg BB.

4.4.1 Aktivitas antidiabetes dengan metode uji toleransi glukosa

Pengukuran KGD mencit dengan metode uji toleransi glukosa dilakukan setelah mendapatkan dosis dari uji orientasi. Mencit dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kelompok Na-CMC 0,5 dosis 1 BB, EET dosis 200 mgkg BB, 400 mgkg BB, 600 mgkg BB, dan glibenklamid 0,65 mgkg BB. Satu hari sebelum perlakuan mencit dipuasakan selama 10-16 jam, diukur KGD awal lalu diberikan perlakuan sesuai pembagian kelompok. Kemudian 30 menit setelah perlakuan, dilakukan loading glukosa 50 dengan dosis 3 gkg BB dan diukur KGD mencit pada menit ke-30, 60, 90 dan 120. Hasil persentase penurunan KGD uji toleransi glukosa dapat dilihat pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Hasil persentase penurunan KGD mencit pada uji toleransi glukosa Keterangan : = berbeda signifikan dengan kelompok glibenklamid = berbeda signifikan dengan kelompok Na-CMC Kelompok Rata-rata Penurunan KGD ± SEM mgdL Menit ke-60 P Menit ke-90 P Menit ke-120 P Kontrol Na- CMC 0,5 bv dosis 1 BB 5,21 ± 1,88 - 0,008 20,01 ± 2,79 - 0,083 27,90 ± 3,53 - 0,002 EET dosis 200 mgkg BB 15,79 ± 3,33 0,583 0,173 35,36 ± 6,21 0,529 0,771 51,23 ± 2,28 0,044 0,634 EET dosis 400 mgkg BB 18,65 ± 7,99 0,356 0,329 29,42 ± 9,01 0,867 0,415 47,31 ± 6,46 0,120 0,342 EET dosis 600 mgkg BB 10,77 ± 3,85 0,933 0,045 40,11 ± 9,99 0,274 0,959 52,79 ± 8,72 0,029 0,753 Glibenklamid dosis 0,65 mgkg BB 32,49 ± 5,81 0,008 - 46,70 ± 3,15 0,083 - 61.92 ± 3,21 0,002 - 37 Pada pemberian EET dengan dosis 200 mgkg BB, 400 mgkg BB, dan 600 mgkg BB terjadi penurunan KGD pada menit ke-60 sampai menit ke-120. Hasil analisis persentase penurunan KGD menunjukkan bahwa pemberian EET dosis 200 mgkg BB dan dosis 600 mgkg BB menunjukkan perbedaan yang nyata dibandingkan dengan kontrol Na-CMC p0,05 sedangkan hasil analisis EET dosis 200 mgkg BB, 400 mgkg BB dan 600 mgkg BB tidak terdapat perbedaan yang nyata dengan kelompok pembanding glibenklamid p0,05. Berdasarkan hasil tersebut EET pada dosis 200 mgkg BB dan 600 mgkg BB menurunkan KGD lebih baik dibandingkan EET dosis 400 mgkg BB.

4.4.2 Aktivitas antidiabetes ekstrak etanol teripang EET dengan metode induksi aloksan

Dokumen yang terkait

Karakterisasi dan Uji Efek Antihiperurisemia Ekstrak Etanol Teripang Pearsonothuria graeffei(semper) Pada Tikus Yang Diinduksi Kafein dan Hati Ayam

4 58 103

Karakterisasi dan Uji Efek Antihiperurisemia Ekstrak Etanol Teripang Pearsonothuria graeffei(semper) Pada Tikus Yang Diinduksi Kafein dan Hati Ayam

1 15 103

Karakterisasi dan Uji Efek Ekstrak Etanol Teripang Jenis Pearsonothuria graeffei (Semper) terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Mencit yang Diinduksi Aloksan

0 0 15

Karakterisasi dan Uji Efek Ekstrak Etanol Teripang Jenis Pearsonothuria graeffei (Semper) terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Mencit yang Diinduksi Aloksan

0 0 2

Karakterisasi dan Uji Efek Ekstrak Etanol Teripang Jenis Pearsonothuria graeffei (Semper) terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Mencit yang Diinduksi Aloksan

0 0 5

Karakterisasi dan Uji Efek Ekstrak Etanol Teripang Jenis Pearsonothuria graeffei (Semper) terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Mencit yang Diinduksi Aloksan

0 0 15

Karakterisasi dan Uji Efek Ekstrak Etanol Teripang Jenis Pearsonothuria graeffei (Semper) terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Mencit yang Diinduksi Aloksan

0 0 3

Karakterisasi dan Uji Efek Ekstrak Etanol Teripang Jenis Pearsonothuria graeffei (Semper) terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Mencit yang Diinduksi Aloksan

0 1 37

Karakterisasi dan Uji Efek Antihiperurisemia Ekstrak Etanol Teripang Pearsonothuria graeffei(semper) Pada Tikus Yang Diinduksi Kafein dan Hati Ayam

0 0 15

Karakterisasi dan Uji Efek Antihiperurisemia Ekstrak Etanol Teripang Pearsonothuria graeffei(semper) Pada Tikus Yang Diinduksi Kafein dan Hati Ayam

0 0 2