30
3.8.5 Pembuatan suspensi glibenklamid dosis 0,65 mgkg BB
Tablet Glibenklamid digerus dan diambil sebanyak 26 mg, dimasukkan ke dalam lumpang dan ditambahkan suspensi
Na-CMC
0,5 bv sedikit demi sedikit sambil digerus sampai homogen, volume dicukupkan hingga 10 ml. Perhitungan dosis
suspensi glibenklamid dapat dilihat pada Lampiran 13 halaman 62.
3.8.6 Penyiapan hewan uji yang hiperglikemia
Hewan yang digunakan pada penelitian ini adalah mencit yang sehat dan dewasa sebanyak 25 ekor yang terlebih dahulu dikarantina selama 2 minggu untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Ditimbang berat badan dan diukur kadar gula darah puasa masing-masing mencit sebelum percobaan dilakukan.
3.8.7 Penggunaan alat
glucometer
Alat yang digunakan untuk mengukur KGD adalah
Glucometer Gluko DrTM
dengan menggunakan
test strip
yang bekerja secara enzimatis.
Glucometer
ini secara otomatis akan hidup ketika
test strip
dimasukkan dan akan mati ketika
test strip
dicabut. Kode nomor yang muncul pada layar dicocokkan dengan yang ada pada vial
Gluko DrTM test strip
.
Test strip
yang dimasukkan pada
glucometer
maka pada bagian layar akan tertera angka yang sesuai dengan kode
test strip
, kemudian pada layar monitor
glucometer
muncul tanda akan siap diteteskan darah. Dengan menyentuh setetes darah ke test strip melalui aksi kapiler. Ketika
wadah terisi penuh oleh darah, alat mulai mengukur KGD.
3.8.8 Penentuan kadar glukosa darah KGD
KGD mencit yang dipuasakan tidak diberi makan tetapi tetap diberi minum selama 10-16 jam sebelum percobaan diukur menggunakan glukometer
GlucoDr.
Masing-masing mencit diukur dengan diambil darah mencit melalui
31 pembuluh darah vena, setelah ekor mencit didesinfektan dengan etanol 70,
ujung ekor dipotong secara aseptik tetesan darah pertama dibuang, tetesan darah berikutnya diserapkan pada test strip yang terselip pada alat. Ketika wadah pada
test strip terisi penuh oleh darah, alat mulai mengukur KGD. Bagan alur pengukuran KGD mencit dapat dilihat pada Lampiran 5 halaman 53.
3.8.9 Uji aktivitas antidiabetes dengan metode toleransi glukosa
Uji pendahuluan dilakukan dengan metode tes toleransi glukosa oral TTGO yaitu pemberian glukosa 50 dengan dosis 3 gkg BB. Mencit sehat
yang sudah diaklimatisasi dipuasakan selama 10-16 jam kemudian ditimbang berat badan dan diukur KGD. Mencit dibagi 5 kelompok masing
–masing kelompok 5 ekor.
Kelompok I : suspensi Na-CMC 0,5 bv dosis 1 kg BB
Kelompok II : suspensi EET dosis 200 mgkg BB Kelompok III : suspensi EET dosis 400 mgkg BB
Kelompok IV : suspensi EET dosis 600 mgkg BB
Kelompok V : suspensi Glibenklamid 0,65 mgkg BB
Satu jam kemudian masing – masing kelompok diberi glukosa 50 dosis
3 gkg BB, pada menit ke-30, 60, 90 dan menit ke 120 diukur KGD mencit. Kemudian dari hasil KGD dianalisis.
3.8.10 Uji aktivitas antidiabetes dengan metode induksi aloksan
Mencit jantan sebanyak 25 ekor dengan berat badan 20-30 g yang telah dipuasakan ditimbang berat badannya, ditentukan KGD puasa, kemudian masing-
masing mencit diinduksi dengan aloksan dosis 150 mgkg BB secara intraperitoneal. Mencit diberi makan dan minum seperti biasa, diamati tingkah
32 laku dan berat badannya, mencit diukur KGD pada hari yang ke-3. Mencit
dianggap diabetes apabila KGD puasa pada hari ke-3 ≥ 200 mgdl dan dapat
digunakan untuk pengujian. Mencit diabetes dikelompokkan secara acak menjadi 5 kelompok, masing-
masing terdiri dari 5 ekor dan diberi perlakuan secara oral, yakni : Kelompok I
: suspensi Na-CMC 0,5 bv dosis 1 kg BB
Kelompok II : suspensi EET dosis 200 mgkg BB
Kelompok III : suspensi EET dosis 400 mgkg BB Kelompok IV : suspensi EET dosis 600 mgkg BB
Kelompok V : suspensi Metformin 65 mgkg BB Kelima kelompok diberi sediaan uji selama ± 2 minggu berturut-turut,
pengukuran KGD diukur pada hari ke-3, 6, 9, 12, 15 menggunakan alat ukur glukometer. Bagan alur pengujian efek KGD diinduksi aloksan dapat dilihat pada
Lampiran 6 halaman 54.
3.9 Analisis Data