28 kecokelatan hingga ungu maka positif triterpenoid dan dari warna ungu menjadi
biru atau hijau maka positif steroid Farnsworth, 1966.
3.6 Pembuatan ekstrak teripang
Pembuatan ekstrak dilakukan secara perkolasi dengan pelarut etanol 96. Cara kerja: Sebanyak 550 g serbuk teripang
Pearsonothuria graeffei
dibasahi dengan penyari, ditutup dan dibiarkan selama 3 jam, kemudian dimasukkan ke
dalam alat perkolator. Lalu dituang larutan penyari etanol 96 secukupnya sampai semua simplisia terendam dan terdapat selapis cairan penyari diatasnya,
mulut tabung perkolator ditutup dengan aluminium foil dan dibiarkan selama 24 jam, kemudian kran dibuka dan dibiarkan tetesan ekstrak mengalir 1 ml tiap
menit. Perkolasi dihentikan setelah 500 mg perkolat terakhir diuapkan tidak meninggalkan sisa Ditjen POM, 1979. Selanjutnya ekstrak diuapkan dengan alat
rotary evaporator
sampai diperoleh ekstrak kental kemudian ekstrak dikeringkan dengan
freezedryer.
Bagan alur pembuatan ekstrak teripang dapat dilihat pada Lampiran 4 halaman 52.
3.7 Penyiapan hewan percobaan
Hewan percobaan yang digunakan dalam penelitian adalah mencit sebanyak 25 ekor , dikelompokkan dalam 5 kelompok, setiap kelompok terdiri
dari 5 ekor mencit. Sebelum pengujian, terlebih dahulu mencit dikondisikan selama 1 minggu dalam kandang yang baik untuk menyesuaikan dengan
lingkungannya.
29
3.8. Pengujian Aktivitas Antidiabetes 3.8.1 Pembuatan suspensi Na-CMC 0,5 bv
Sebanyak 0,5 g Na-CMC ditaburkan dalam lumpang yang berisi ± 10 ml air suling panas. Didiamkan selama 15 menit lalu digerus hingga diperoleh massa
yang transparan, lalu digerus sampai homogen, diencerkan dengan air suling, dihomogenkan dan dimasukkan ke labu tentukur 100 ml, dicukupkan volumenya
dengan air suling hingga garis tanda.
3.8.2 Pembuatan aloksan 150 mgkg BB
Aloksan monohidrat 150 mg dilarutkan dalam larutan fisiologis NaCl 0,9 dalam labu tentukur 10 ml. Larutan selalu dibuat baru setiap pengujian.
Perhitungan aloksan dapat dilihat pada Lampiran 13 halaman 63.
3.8.3 Pembuatan suspensi ekstrak etanol teripang EET
Masing-masing ekstrak dibuat suspensi dengan Na-CMC 0,5 dengan dosis yang berbeda, dosis 200 mgkg BB, 400 mgkg BB dan 600 mgkg BB.
Masing-masing dosis ditimbang dan dicampurkan dengan Na-CMC 0,5 sampai homogen hingga volume 10 ml. Perhitungan dosis suspensi EET dapat dilihat
pada Lampiran 13 halaman 63.
3.8.4 Pembuatan suspensi metformin dosis 65 mgkg BB
Tablet Metformin digerus dan diambil sebanyak 70 mg, dimasukkan ke dalam lumpang dan ditambahkan suspensi
Na-CMC
0,5 bv sedikit demi sedikit sambil digerus sampai homogen, volume dicukupkan hingga 10 ml. Perhitungan dosis
suspensi metformin dapat dilihat pada Lampiran 13 halaman 61.
30
3.8.5 Pembuatan suspensi glibenklamid dosis 0,65 mgkg BB
Tablet Glibenklamid digerus dan diambil sebanyak 26 mg, dimasukkan ke dalam lumpang dan ditambahkan suspensi
Na-CMC
0,5 bv sedikit demi sedikit sambil digerus sampai homogen, volume dicukupkan hingga 10 ml. Perhitungan dosis
suspensi glibenklamid dapat dilihat pada Lampiran 13 halaman 62.
3.8.6 Penyiapan hewan uji yang hiperglikemia
Hewan yang digunakan pada penelitian ini adalah mencit yang sehat dan dewasa sebanyak 25 ekor yang terlebih dahulu dikarantina selama 2 minggu untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Ditimbang berat badan dan diukur kadar gula darah puasa masing-masing mencit sebelum percobaan dilakukan.
3.8.7 Penggunaan alat
glucometer
Alat yang digunakan untuk mengukur KGD adalah
Glucometer Gluko DrTM
dengan menggunakan
test strip
yang bekerja secara enzimatis.
Glucometer
ini secara otomatis akan hidup ketika
test strip
dimasukkan dan akan mati ketika
test strip
dicabut. Kode nomor yang muncul pada layar dicocokkan dengan yang ada pada vial
Gluko DrTM test strip
.
Test strip
yang dimasukkan pada
glucometer
maka pada bagian layar akan tertera angka yang sesuai dengan kode
test strip
, kemudian pada layar monitor
glucometer
muncul tanda akan siap diteteskan darah. Dengan menyentuh setetes darah ke test strip melalui aksi kapiler. Ketika
wadah terisi penuh oleh darah, alat mulai mengukur KGD.
3.8.8 Penentuan kadar glukosa darah KGD
KGD mencit yang dipuasakan tidak diberi makan tetapi tetap diberi minum selama 10-16 jam sebelum percobaan diukur menggunakan glukometer
GlucoDr.
Masing-masing mencit diukur dengan diambil darah mencit melalui
31 pembuluh darah vena, setelah ekor mencit didesinfektan dengan etanol 70,
ujung ekor dipotong secara aseptik tetesan darah pertama dibuang, tetesan darah berikutnya diserapkan pada test strip yang terselip pada alat. Ketika wadah pada
test strip terisi penuh oleh darah, alat mulai mengukur KGD. Bagan alur pengukuran KGD mencit dapat dilihat pada Lampiran 5 halaman 53.
3.8.9 Uji aktivitas antidiabetes dengan metode toleransi glukosa
Uji pendahuluan dilakukan dengan metode tes toleransi glukosa oral TTGO yaitu pemberian glukosa 50 dengan dosis 3 gkg BB. Mencit sehat
yang sudah diaklimatisasi dipuasakan selama 10-16 jam kemudian ditimbang berat badan dan diukur KGD. Mencit dibagi 5 kelompok masing
–masing kelompok 5 ekor.
Kelompok I : suspensi Na-CMC 0,5 bv dosis 1 kg BB
Kelompok II : suspensi EET dosis 200 mgkg BB Kelompok III : suspensi EET dosis 400 mgkg BB
Kelompok IV : suspensi EET dosis 600 mgkg BB
Kelompok V : suspensi Glibenklamid 0,65 mgkg BB
Satu jam kemudian masing – masing kelompok diberi glukosa 50 dosis
3 gkg BB, pada menit ke-30, 60, 90 dan menit ke 120 diukur KGD mencit. Kemudian dari hasil KGD dianalisis.
3.8.10 Uji aktivitas antidiabetes dengan metode induksi aloksan
Mencit jantan sebanyak 25 ekor dengan berat badan 20-30 g yang telah dipuasakan ditimbang berat badannya, ditentukan KGD puasa, kemudian masing-
masing mencit diinduksi dengan aloksan dosis 150 mgkg BB secara intraperitoneal. Mencit diberi makan dan minum seperti biasa, diamati tingkah
32 laku dan berat badannya, mencit diukur KGD pada hari yang ke-3. Mencit
dianggap diabetes apabila KGD puasa pada hari ke-3 ≥ 200 mgdl dan dapat
digunakan untuk pengujian. Mencit diabetes dikelompokkan secara acak menjadi 5 kelompok, masing-
masing terdiri dari 5 ekor dan diberi perlakuan secara oral, yakni : Kelompok I
: suspensi Na-CMC 0,5 bv dosis 1 kg BB
Kelompok II : suspensi EET dosis 200 mgkg BB
Kelompok III : suspensi EET dosis 400 mgkg BB Kelompok IV : suspensi EET dosis 600 mgkg BB
Kelompok V : suspensi Metformin 65 mgkg BB Kelima kelompok diberi sediaan uji selama ± 2 minggu berturut-turut,
pengukuran KGD diukur pada hari ke-3, 6, 9, 12, 15 menggunakan alat ukur glukometer. Bagan alur pengujian efek KGD diinduksi aloksan dapat dilihat pada
Lampiran 6 halaman 54.
3.9 Analisis Data
Data hasil penelitian dianalisis dengan metode analisis variansi ANOVA dengan tingkat kepercayaan 95 dan dilanjutkan dengan uji
Post Hoc Tukey
untuk melihat perbedaan nyata antar perlakuan. Analisis Statistik ini menggunakan program
Statistic and Service Solutions
SPSS versi 18.
33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Identifikasi Sampel
Hasil identifikasi yang dilakukan di Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI Jakarta terhadap sampel teripang yang
digunakan pada penelitian ini adalah teripang jenis
Pearsonothuria graeffei.
Hasil identifikasi teripang ini dari filum Echinodermata, kelas Holothuroida, bangsa
Aspidochirotida, suku Holothuridae, marga Pearsonothuria, jenis
Pearsonothuria graeffei
4.2 Hasil Karakterisasi Simplisia
Standarisasi suatu simplisia dilakukan sebagai pemenuhan terhadap persyaratan sebagai bahan obat dan menjadi penetapan nilai untuk berbagai
parameter produk Ditjen POM, 2000. Hasil pemeriksaan karakteristik teripang segar secara makroskopik adalah
bentuk teripang dengan panjang 65 cm dan lebar 10 cm. Kulit teripang yang lunak dan berlendir dengan warna cokelat berbintik-bintik hitam. Pemeriksaan
makroskopik simplisia teripang berwarna cokelat pucat yang keras dan rasa yang asin. Hasil mikroskopik serbuk simplisia teripang terlihat adanya spikula bentuk
kancing
buttons,
spikula dari tentakel dan spikula bentuk meja semu
pseudo- tables
. Penetapan kadar air yang didapatkan 9,47 dan hasilnya sesuai dengan
standar mutu teripang kering Sistem Pengendalian Intern Perikanan SPI- kan02291987
berdasarkan Keputusan
Menteri Pertanian
nomor