33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Identifikasi Sampel
Hasil identifikasi yang dilakukan di Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu  Pengetahuan  Indonesia  LIPI  Jakarta  terhadap  sampel  teripang  yang
digunakan pada penelitian ini adalah teripang jenis
Pearsonothuria graeffei.
Hasil identifikasi  teripang  ini  dari  filum  Echinodermata,  kelas  Holothuroida,  bangsa
Aspidochirotida, suku  Holothuridae, marga Pearsonothuria, jenis
Pearsonothuria graeffei
4.2 Hasil Karakterisasi Simplisia
Standarisasi  suatu  simplisia  dilakukan  sebagai  pemenuhan  terhadap persyaratan  sebagai  bahan  obat  dan  menjadi  penetapan  nilai  untuk  berbagai
parameter produk Ditjen POM, 2000. Hasil pemeriksaan karakteristik teripang segar secara makroskopik adalah
bentuk teripang dengan panjang 65 cm dan lebar 10 cm. Kulit teripang yang lunak dan  berlendir  dengan  warna  cokelat  berbintik-bintik  hitam.  Pemeriksaan
makroskopik simplisia teripang berwarna cokelat pucat yang keras dan rasa yang asin.  Hasil  mikroskopik  serbuk  simplisia  teripang  terlihat  adanya  spikula  bentuk
kancing
buttons,
spikula  dari  tentakel  dan  spikula  bentuk  meja  semu
pseudo- tables
. Penetapan  kadar  air  yang  didapatkan  9,47  dan  hasilnya  sesuai  dengan
standar  mutu  teripang  kering  Sistem  Pengendalian  Intern  Perikanan  SPI- kan02291987
berdasarkan Keputusan
Menteri Pertanian
nomor
34 701KptsTP830101987  tentang  penetapan  standar  mutu  hasil  perikanan
standar  Indonesia  oleh  Dewan  Standarisasi  Nasional,  yaitu  tidak  lebih  dari  20
Martoyo, et al., 2006. Kelebihan air dalam simplisia menyebabkan pertumbuhan mikroba,  jamur  atau  serangga,  serta  mendorong  kerusakan  bahan  aktif  yang
terkandung didalamnya karena dapat terurai hidrolisis WHO, 1998. Kadar sari larut air 36,56 menunjukkan bahwa teripang
Pearsonothuria graeffei
mengandung  banyak  zat  yang  larut  dalam  air  seperti  glikosida,  lendir, enzim,  protein,  lemak,  dan  vitamin  B1,  B2,    Martoyo,  et  al.,  2006.  Kadar  sari
larut  etanol  24,01  menunjukkan  bahwa  teripang
Pearsonothuria  graeffei
mengandung  zat  yang  larut  dalam  etanol  seperti  saponin,  glikosida,  steroid,  dan triterpenoid Martoyo, et al., 2006. Kadar abu total 28,75 menunjukkan bahwa
kadar  abu  teripang  tinggi,  ini  disebabkan  karena  teripang  mengandung  berbagai mineral seperti kalsium, fosfor, besi, kalium dan natrium Wibowo, et al., 2006.
Kadar  abu tidak larut asam 3,66 dan hasil tersebut sesuai dengan standar mutu teripang  kering  SPI-kan02291987  berdasarkan  Keputusan  Menteri  Pertanian
no. 701KptsTP830101987 yaitu tidak lebih dari 7 Martoyo, et al., 2006. Hasil pemeriksaan karakterisasi simplisia teripang dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Hasil karakterisasi simplisia teripang No
Parameter Hasil
SPI-kan 1
Penetapan Kadar Air 9,47
20
2 Penetapan Kadar Sari Larut Air
36,56
3 Penetapan Kadar Sari Larut Etanol
24,01
4
Penetapan Kadar Abu Total 28,75
5
Penetapan Kadar Abu Tidak Larut Asam
3,66 7
35
4.3 Hasil Pemeriksaan Golongan Senyawa Kimia