14 Diabetes Melitus ditandai oleh poliuri, polidipsi, dan polifagi disertai
n n k n k d k d h h k k ≥ dL atau postpandial
≥ dL k w k ≥ dL Hiperglikemia timbul akibat berkurangnya insulin sehingga glukosa darah tidak
dapat masuk ke sel-sel otot, jaringan adiposa atau hepar dan metabolismenya juga terganggu. Dalam keadaan normal, kira-kira 50 glukosa yang dimakan
mengalami metabolisme sempurna menjadi CO
2
dan air, 5 diubah menjadi glikogen dan kira-kira 30-40 diubah menjadi lemak. Sebenarnya hiperglikemia
sendiri relatif tidak berbahaya, kecuali bila hebat sekali hingga darah menjadi hiperosmotik terhadap cairan intrasel. Yang berbahaya ialah glikosuria yang
timbul karena glukosa bersifat diuretik osmotik sehingga diuresis sangat meningkat disertai kehilangan elektrolit. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya
dehidrasi dan hilangnya elektrolit pada pasien DM yang tidak diobati. Karena adanya dehidrasi, maka badan berusaha mengatasinya dengan banyak minum
polidipsia. Badan kehilangan 4 kalori untuk setiap gram glukosa yang dieksresi. Polifagia timbul karena perangsangan pusat nafsu makan di hipotalamus oleh
kurangnya pemakaian glukosa di kelenjar itu Suherman dan Nafrialdi, 1995.
2.3.1 Jenis-jenis diabetes melitus
a. Diabetes tipe 1
Diabetes tipe 1 merupakan bentuk diabetes parah yang berhubungan dengan terjadinya ketosis apabila tidak diobati. Diabetes tipe 1 tersebut sangat
lazim terjadi pada anak remaja tetapi kadang-kadang juga terjadi pada orang dewasa, khususnya yang non-obesitas dan mereka yang berusia lanjut ketika
hiperglikemia tampak pertama kali. Keadaan tersebut merupakan suatu gangguan
15 katabolisme yang disebabkan karena hampir tidak terdapat insulin dalam sirkulasi,
glukagon plasma meningkat dan sel-sel beta pankreas gagal merespons semua stimulus insulinogenik. Oleh karena itu, diperlukan pemberian insulin eksogen
untuk memperbaiki
katabolisme, mencegah
ketosis dan
menurunkan hiperglukagonemia dan peningkatan kadar glukosa darah Katzung, 2002.
b. Diabetes tipe 2
Diabetes tipe 2 merupakan suatu kelompok heterogen yang terdiri dari bentuk diabetes yang lebih ringan yang terutama terjadi pada orang dewasa tetapi
kadang-kadang juga terjadi pada remaja. Sirkulasi insulin endogen cukup untuk mencegah terjadinya ketoasidosis tetapi insulin tersebut sering dalam kadar
kurang dari normal atau secara relatif tidak mencukupi karena kurang pekanya jaringan. Obesitas, yang pada umumnya menyebabkan gangguan pada kerja
insulin merupakan faktor resiko yang biasa tejadi pada diabetes tipe ini, dan sebagian besar pasien dengan diabetes tipe 2 bertubuh gemuk.
Selain terjadinya penurunan kepekaan jaringan pada insulin, yang telah terbukti terjadi pada sebagian besar pasien dengan diabetes tipe 2 telepas dari
berat badan, adalah terjadi pula suatu defisiensi respons sel beta pankreas terhadap glukosa. Baik resistensi jaringan terhadap insulin maupun kerusakan respons sel
beta terhadap glukosa dapat lebih diperparah dengan meningkatnya hiperglikemia, dan kedua kerusakan tersebut dapat diperbaiki melalui manuver-manuver terapik
yang mengurangi hiperglikemia tersebut Katzung, 2002.
2.3.2 Insulin