Armando Akselanor : Pengaruh Variabel Teknikal Terhadap Pergerakan Harga Saham Perusahaan Sektor Industri Dasar Dan Kimia Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
dikenal sebagai salah satu alat analisis yang sederhana dan cukup handal digunakan dalam pengambilan keputusan selama perdagangan.
Dalam perhitungan, sebenarnya metode MACD  tidak terlalu berbeda dengan metode perhitungan yang lain, yaitu metode  Moving Average  MA,
karena pada dasarnya formulasi metode MACD  terbentuk dari metode MA. Perlu diperhatikan bahwa dalam perhitungan metode MACD, salah satu
metode  MA  yang dipilih adalah metode MA  yang paling sensitif terhadap pergerakan harga, yaitu  metode  Exponential Moving Average  XMA.
Pengubahan nilai yang dihasilkan oleh metode XMA  menjadi momentum perubahan trend harga dalam metode MACD  sebenarnya dilakukan dengan
sederhana. Pengubahan nilai tersebut dilakukan dengan cara mengurangkan nilai  XMA  periode pendek dengan nilai XMA  periode panjang. Nilai XMA
periode pendek = XMA 12 periode dan nilai XMA periode panjang = XMA 26 periode. Jadi, MACD = XMA12 - XMA26.
2.  Manfaat Metode MACD
Manfaat metode MACD  adalah investor dapat memperoleh informasi tentang indikasi kondisi oversold dan overbought.
3.  Komponen Penting Metode MACD
a.  Garis MACD. Nilai garis MACD = XMA12 - XMA26. b.  Garis Trigger. Nilai garis trigger = XMA9 dari MACD 9 periode.
c.  Garis  Center. Garis center  adalah garis horizontal yang merupakan garis pemisah antara daerah MACD positif dan daerah MACD negatif.
Armando Akselanor : Pengaruh Variabel Teknikal Terhadap Pergerakan Harga Saham Perusahaan Sektor Industri Dasar Dan Kimia Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
4.  Ketentuan Umum Metode MACD
a.  Kondisi Bullish Crossover dan Bearish Crossover Kondisi ini menunjukkan terjadinya perpotongan antara garis MACD
dengan garis trigger. Garis trigger  merupakan nilai XMA9 dari MACD  9 periode dan informasinya adalah jika nilai garis MACD   nilai garis
trigger, maka terjadi konfirmasi tren peningkatan harga, sedangkan jika nilai garis MACD   nilai garis trigger, maka terjadi konfirmasi tren
penurunan  harga. Informasi lainnya adalah jika garis MACD  memotong garis trigger dari bawah, maka terjadi peralihan tren harga dari bearish ke
bullish, sedangkan jika garis MACD  memotong garis trigger  dari atas, maka terjadi peralihan tren harga dari bullish ke bearish.
b.  Kondisi  Bullish Center Line Crossover  dan  Bearish Center Line Crossover
Dasarnya, kondisi ini berhubungan dengan salah satu komponen penting metode MACD, yaitu garis center.  Bullish center line crossover
atau disebut juga dengan indikator peralihan momentum dari bearish  ke bullish  adalah suatu kondisi yang ditandai dengan garis MACD  yang
memotong garis center  dari bawah. Bearish center line crossover  atau disebut juga dengan indikator peralihan momentum dari bullish ke bearish
adalah suatu kondisi yang ditandai dengan garis MACD  yang memotong garis center dari atas.
c.  Kondisi Oversold dan Overbought Kondisi oversold terjadi jika nilai garis MACD  nilai garis trigger dan
jarak antara garis MACD terhadap garis trigger berada pada selisih terjauh
Armando Akselanor : Pengaruh Variabel Teknikal Terhadap Pergerakan Harga Saham Perusahaan Sektor Industri Dasar Dan Kimia Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
menurut hasil perhitungan nilai MACD histogram. Kondisi overbought terjadi jika nilai garis MACD   nilai garis trigger  dan jarak antara garis
MACD  terhadap garis trigger  berada pada selisih terjauh menurut hasil perhitungan nilai MACD histogram. Nilai MACD histogram  = nilai garis
MACD - nilai garis trigger.
Armando Akselanor : Pengaruh Variabel Teknikal Terhadap Pergerakan Harga Saham Perusahaan Sektor Industri Dasar Dan Kimia Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN