Armando Akselanor : Pengaruh Variabel Teknikal Terhadap Pergerakan Harga Saham Perusahaan Sektor Industri Dasar Dan Kimia Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia
1. Sejarah Perkembangan Bursa Efek Indonesia
Bursa efek di Indonesia sudah dimulai sejak zaman pemerintahan kolonial Belanda. Perdagangan sekuritas dimulai dengan pendirian bursa efek pertama
di Batavia tanggal 14 Desember 1912. Bursa efek Batavia tersebut merupakan cabang dari Amsterdamse Effectenbuerus, dan penyelenggaranya adalah
Verreniging Voor de Effectenhandel. Sekuritas yang diperjualbelikan adalah saham dan obligasi perusahaan Belanda yang beroperasi di Indonesia, obligasi
yang diterbitkan pemerintah Hindia Belanda dan sekuritas Belanda lainnya. Perkembangan bursa efek yang pesat, menarik pemerintah Hindia Belanda
untuk mendirikan bursa efek di Semarang dan Surabaya tahun 1925. Semua anggota bursa adalah perusahaan swasta Belanda. Terjadinya Perang Dunia II
tahun 1939 menyebabkan perkembangan bursa efek sempat terhenti. Bursa efek di Indonesia resmi ditutup tanggal 10 Mei 1940. Tetapi kemudian tanggal
23 Desember 1940 bursa efek di Jakarta sempat dibuka, walaupun kemudian ditutup kembali ketika Jepang masuk ke Indonesia.
Selanjutnya bursa efek mulai digiatkan dengan dibukanya kembali Bursa Efek Jakarta BEJ tanggal 3 Juni 1952. Pembukaan Bursa Efek Jakarta
tersebut karena didorong penerbitan obligasi oleh pemerintah Indonesia tahun 1950. Aktifitas bursa efek mulai berkembang sampai dengan tahun 1958.
Setelah tahun 1958 aktifitas bursa efek mulai mengalami kelesuan. Kelesuan tersebut disebabkan karena banyak warga Belanda yang meninggalkan
Armando Akselanor : Pengaruh Variabel Teknikal Terhadap Pergerakan Harga Saham Perusahaan Sektor Industri Dasar Dan Kimia Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Indonesia dan dilakukannya nasionalisasi terhadap perusahaan Belanda di Indonesia. Hal ini terjadi sampai dengan berakhirnya masa pemerintahan Orde
Lama. Pada masa pemerintahan Orde Baru, pengaktifan kembali bursa efek
Indonesia dimulai dengan pembentukan Badan Pelaksana Pasar Modal BAPEPAM dan pembukuan bursa efek tanggal 10 Agustus 1977. Awalnya,
tujuan pengaktifan kembali bursa efek lebih ditekankan pada asas pemerataan, sehingga kepemilikan saham tidak hanya jatuh ke tangan golongan
masyarakat tertentu saja. Untuk tujuan tersebut, maka pemerintah berperan aktif dalam menangani bursa efek di Indonesia. Badan Pelaksana Pasar Modal
dan PT Danareksa diberikan prioritas untuk membeli sedikitnya 50 saham yang ditawarkan.
Terlalu besarnya campur tangan pemerintah merupakan salah satu faktor penyebab lambannya perkembangan bursa efek Indonesia. Ditambah lagi
adanya deregulasi perbankan tahun 1983, menyebabkan tingkat suku bunga deposito naik, sehingga investasi di bursa efek menjadi kurang menarik bagi
masyarakat. Periode 1977 - 1988, hanya 24 perusahaan yang melakukan emisi saham dengan nilai Rp 129,4 miliar dan 3 perusahaan melakukan emisi
obligasi dengan nilai Rp 535,7 miliar. Kemudian pemerintah mengeluarkan berbagai deregulasi yaitu Paket
Desember 1987, Paket Oktober 1988, Paket Desember 1988 dan Paket September 1997, yang bertujuan untuk menggairahkan perdagangan bursa
efek di Indonesia. Prinsipnya, peraturan tersebut merupakan langkah-langkah
Armando Akselanor : Pengaruh Variabel Teknikal Terhadap Pergerakan Harga Saham Perusahaan Sektor Industri Dasar Dan Kimia Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
penyesuaian terhadap peraturan sebelumnya untuk mendorong pertumbuhan pasar modal yang sehat dan kuat.
Secara singkat, perkembangan bursa efek di Indonesia, yaitu www.idx.co.id, 28 Agustus 2008:
a. Tanggal 14 Desember 1912. Bursa efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh pemerintah Hindia Belanda.
b. Periode 1914 - 1918. Bursa efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I.
c. Periode 1925 - 1942. Bursa efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan bursa efek di Semarang dan Surabaya.
d. Awal tahun 1939. Karena isu politik Perang Dunia II, bursa efek di Semarang dan Surabaya ditutup.
e. Periode 1942 - 1952. Bursa efek di Jakarta ditutup selama Perang Dunia II.
f. Tahun 1952. Bursa efek di Jakarta diaktifkan kembali dengan UU Darurat Pasar Modal tahun 1952, yang dikeluarkan oleh Menteri
Keuangan Prof. Dr. Soemitro Djojohadikusumo. Instrumen yang diperdagangkan adalah Obligasi Pemerintah RI tahun 1950.
g. Tahun 1956. Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa efek semakin tidak aktif.
h. Periode 1956 - 1977. Aktifitas perdagangan di bursa efek vakum. i. Tanggal 10 Agustus 1977. Bursa Efek Jakarta diresmikan kembali oleh
Presiden Soeharto. Bursa Efek Jakarta dijalankan di bawah Badan Pelaksana Pasar Modal. Tanggal 10 Agustus kemudian diperingati
Armando Akselanor : Pengaruh Variabel Teknikal Terhadap Pergerakan Harga Saham Perusahaan Sektor Industri Dasar Dan Kimia Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
sebagai HUT Pasar Modal. Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go public-nya PT Semen Cibinong sebagai emiten
pertama. j. Periode 1977 - 1987. Aktifitas perdagangan di bursa efek lesu. Jumlah
emiten hingga tahun 1987 baru mencapai 24 emiten. Masyarakat lebih memilih instrumen perbankan dibandingkan instrumen pasar modal.
k. Tahun 1987. Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 1987, yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan penawaran
umum dan investor asing menanamkan modalnya di Indonesia. l. Periode 1988 - 1990. Paket deregulasi di bidang perbankan dan pasar
modal diluncurkan. Pintu bursa efek terbuka untuk investor asing. Aktifitas perdagangan di bursa efek terlihat meningkat.
m. Tanggal 2 Juni 1988. Bursa Paralel Indonesia BPI mulai beroperasi dan dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek PPUE.
n. Bulan Desember 1988. Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 1988, yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk go public.
o. Tanggal 16 Juni 1989. Bursa Efek Surabaya BES mulai beroperasi dan terjadinya swastanisasi Bursa Efek Surabaya menjadi PT Bursa
Efek Surabaya. p. Tanggal 13 Juli 1992. Terjadinya swastanisasi Bursa Efek Jakarta
menjadi PT Bursa Efek Jakarta. Badan Pelaksana Pasar Modal berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal. Tanggal 13 Juli kemudian
diperingati sebagai HUT BEJ.
Armando Akselanor : Pengaruh Variabel Teknikal Terhadap Pergerakan Harga Saham Perusahaan Sektor Industri Dasar Dan Kimia Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
q. Tanggal 22 Mei 1995. Sistem otomasi perdagangan di PT Bursa Efek Jakarta dilaksanakan dengan sistem komputer Jakarta Automated
Trading Systems JATS. r. Tanggal 10 November 1995. Pemerintah mengeluarkan UU No. 8
Tahun 1995 tentang pasar modal. UU ini mulai diberlakukan bulan Januari 1996.
s. Tahun 1995. Bursa Paralel Indonesia merger dengan PT Bursa Efek Surabaya.
t. Tahun 2002. PT Bursa Efek Jakarta mulai melaksanakan sistem perdagangan jarak jauh remote trading.
u. Tahun 2007. PT Bursa Efek Surabaya merger dengan PT Bursa Efek Jakarta menjadi PT Bursa Efek Indonesia.
2. Pejabat PT Bursa Efek Indonesia