Octavianus Pandiangan : Analisis Anomali Pasar Hari Perdagangan Pada Return Saham Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
Dari hasil yang diperoleh dalam penelitian ini jika dibandingkan dengan kondisi yang sebenarnaya dimana biasanya return saham terendah hari Senin
hanya terjadi pada minggu keempat. Sedangkan return saham hari Senin minggu pertama sampai minggu ketiga dianggap tidak signifikan negati atau sama dengan
nol. Sementara pada tahun 2008 return saham dari minggu pertama sampai minggu keempat bernilai negatif.
Fenomena Week-four effect ini biasanya disebabkan karena adanya tuntutan untuk memenuhi segala kebutuhan utama yang harus dilakukan pada
awal bulan berikutnya. Oleh karena itu, pada akhir bulan banyak terjadi tekanan jual pada Bursa Efek Jakarta. Sesuai dengan teori penawaran, jika terdapat banyak
barang yang ditawarkan maka akan menyebabkan penurunan harga. Penurunan harga inilah yang menyebabkan return pada minggu keempat dan minggu kelima
menjadi negatif. Hasil ini memberikan implikasi bagi para investor agar melakukan pembelian saham pada hari Senin di minggu keempat dan minggu
kelima untuk setiap bulannya. Namun akibat dari kondisi pasar modal yang tidak pasti karena kondisi ekonomi dunia membuat para investor enggan untuk
berbelanja saham meskipun telah terjadi penurunan harga saham. Investor lebih memilih untuk menahan modalnya dan berhati-hati dalam berinve stasi.
3. Pengujian Hipotesis 3
Hipotesis yang ketiga dalam penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa rata-rata return saham pada hari Senin pada bulan April lebih besar
dibandingkan rata-rata return saham hari Senin pada bulan selain April.
Octavianus Pandiangan : Analisis Anomali Pasar Hari Perdagangan Pada Return Saham Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
Hasil pengujian yang dilakukan melalui independent sample t
test
dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Perbedaan Rata-Rata Return April dan Non-April
Bulan N
Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Return April
4 -.0029
.00835 .00417
Non april 45
-.0134 .04256
.00634 Berdasarkan Tabel 4.5 diketahui bahwa rata-rata return hari Senin bulan
April adalah sebesar -0,0029, sedangkan rata-rata return hari Senin selain bulan April adalah sebesar -0,0134. Artinya, return saham pada hari Senin pada bulan
April lebih besar dari pada return saham hari Senin selain bulan April. Perbedaan return saham pada hari Senin bulan April dan non April juga dapat dilihat dari
metode analisis data Independent Sample Ttest sebagai berikut.
Tabel 4.6 Hasil Uji Independent Samples Test
Levenes Test for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig.
T Df
Sig. 2- tailed
Mean Differenc
e Std. Error
Difference 95 Confidence Interval of the
Difference Lower
Upper Return
Equal variances
assumed 1.915
.173 .488
47 .628
.01050 .02151
-.03278 .05378
Equal variances not
assumed 1.383 24.097
.179 .01050
.00759 -.00517
.02617
Berdasarkan tabel 4.6 nilai t
hitung
adalah 1,383 sedangkan nilai t
tabel
1,711 t
hitung
t
tabel
, sehingga H tidak dapat ditolak. Hal ini menunjukkan tidak ada
Octavianus Pandiangan : Analisis Anomali Pasar Hari Perdagangan Pada Return Saham Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
terjadi rogalsky effect return saham di BEI. Jika dilihat berdasarkan rata-rata return saham maka sebenarnya return saham pada hari Senin bulan April lebih
besar daripada return saham hari Senin selain bulan April. Namun berdasrkan alat uji hipotesisnya tidak terjadi secara sinifikan. Dengan demikian hipotesis ketiga
dalam penelitian ini tidak dapat diterima dan tidak terjadi Rogalsky effect return saham pada tahaun 2008.
Rogalsky effect merupakan suatu kondisi perdagangan saham dimana rata- rata return saham pada hari Senin pada bulan April lebih besar dibandingakan
rata-rata return saham pada hari Senin selain bulanApril. Dalam penelitian ini pada tahun 2008 Bursa Efek Indonesia tidak mengalami rogalsky effect return
saham, hal ini disebabakab adanya pengaruh kondisi ekonomi dalam dan luar negeri yang terjadi selama bulan April selain akibat dari pengarih krisis ekonomi
global. Dari kondisi pasar modal, selama April 2008, IHSG diperdagangkan
sangat berfluktuasi dengan nilai kapitalisasi pasar di bawah rata-rata perdagangan harian. Pada awal April indeks diperdagangkan pada level 2393 dan sempat turun
sampai 2.180 diakibatkan kekhawatiran investor dalam negeri karena tingginya inflasi bulan Maret yang jauh di atas prediksi para ekonom.
Berdasarkan kondisi ekonomi dunia, pada bulan April harga minyak dunia kembali memecahkan rekor tertinggi yaitu USD 120barel. Kenaikan harga
minyak ini lebih disebabkan terus melemahnya nilai tukar dollar Amerika terhadap mayoritas mata uang utama dunia, kenaikan harga minyak ini berakibat
terhadap naiknya harga komoditas dunia baik komoditas di sektor pertambangan, energi maupun pertanian. Sedangkan kondisi keuangan dalam negeri, akibat
Octavianus Pandiangan : Analisis Anomali Pasar Hari Perdagangan Pada Return Saham Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
tingkat inflasi yang cukup tinggi pada kuartal pertama tahun 2008,diperkirakan Bank Indonesia BI masih mempertahankan tingkat suku bunga acuannya BI
Rate tetap berada di level 8. Akibat beberapa kondisi diatas maka mempengaruhi perilaku investor
untuk menginvestasikan modalnya dalam bentuk saham yang diperdagangkan di pasar modal.
4. Pengujian Hipotesis 4