Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Octavianus Pandiangan : Analisis Anomali Pasar Hari Perdagangan Pada Return Saham Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Dalam menginvestasikan dana tersebut investor yang realistis akan membandingkan keuntungan yang dihasilkan dengan risiko yang akan ditanggung oleh investasi tersebut di masa yang akan datang investor harus terlebih dahulu membuat bebagai analisa dan evaluasi atas saham-saham yang ditawarkan di bursa efek. Pergerakan pasar saham internasional misalnya mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan IHSG nasional dari hari ke hari. Oleh karena itu para investor dalam melakukan investasi perlu berpikir lebih jauh ke depan serta memberikan perhatian yang lebih besar terhadap pengaruh internasional ini. Pemain saham atau investor perlu memiliki sejumlah informasi yang berkaitan dengan dinamika harga saham agar bisa mengambil keputusan tentang saham per-usahaan yang layak untuk dipilih. Sebenarnya hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian atau risiko. Pemodal tidak tahu dengan pasti hasil yang akan diperoleh dari investasi yang dilakukannya. Dalam keadaan semacam ini dikatakan bahwa pemodal tersebut meng-hadapi risiko dalam investasi yang dilaku-kannya. Penilaian saham secara akurat bisa meminimalkan risiko sekaligus membantu investor mendapatkan keuntungan yang wajar, mengingat investasi saham di pasar modal merupakan jenis investasi yang cukup berisiko tinggi meskipun menjanjikan ke-untungan yang relatif besar. Kelaziman Octavianus Pandiangan : Analisis Anomali Pasar Hari Perdagangan Pada Return Saham Di Bursa Efek Indonesia, 2009. yang sering dijumpai adalah bahwa semakin besar return yang diharapkan expected, semakin besar pula peluang risiko yang terjadi. Semakin kompleks tingkat persaingan, baik dalam hal menarik dana investasi maupun dalam pemasaran produk merupakan peringatan dini untuk mengelola setiap sumber dana dan sumber daya secara serius dan ini berarti penyelengggaraan dengan tingkat efisiensi dan efektifitas seoptimal mungkin. Apalagi saat ini dunia sedang dilanda krisis global yang menghambat laju pertumbuhan ekonomi semua negara. Pasar modal merupakan salah satu alternatif yang dapat dipilih oleh investor dalam melakukan investasi. Di pasar modal terdapat berbagi macam perusahaan dengan kinerjanya masing-masing yang dapat dipilih investor untuk melakukan investasi dalam berbagai macam surat berharga. Perusahaan yang menawarkan surat berharga kepada masyarakat adalah perusahaan-perusahaan yang telah memenuhi persyaratan yang diminta oleh Badan Pengawas Modal Bapepam perusahaan yang telah memenuhi syarat dan telah terdaftar di Bursa Efek untuk menjual saham kepada masyarakat disebut perusahaan go public. Timbulnya risiko dapat dipicu oleh berbagai informasi yang masuk ke pasar seperti situasi politik yang tidak menentu adanya kebijakan pemerintah , ketidakpastian dalam dunia usaha dan khususnya dalam krisis global yang melanda semua negara di dunia saat ini termasuk Indonesia. Menurut kantor berita ekonomi syariah, tahun 2008 merupakan tahun yang penuh tantangan bagi komunitas keuangan dunia termasuk Bursa Efek Indonesia BEI dan para pelaku Pasar Modal Indonesia. Krisis keuangan global yang bermula dari krisis subprime mortgage di Amerika Serikat, berdampak luas pada Octavianus Pandiangan : Analisis Anomali Pasar Hari Perdagangan Pada Return Saham Di Bursa Efek Indonesia, 2009. sektor keuangan dunia termasuk Indonesia. Hal tersebut berdampak pada kinerja Indeks Harga Saham Gabungan IHSG BEI yang mengalami penurunan signifikan dalam beberapa bulan terakhir. Puncaknya terjadi pada Rabu 8 Oktober 2008, IHSG terkoreksi sebesar 10,38 hingga menyentuh level 1.451,669. Hal tersebut mendorong BEI mensuspen perdagangan efek bersifat ekuitas dan derivatif di seluruh pasar hingga dibuka kembali pada tanggal 13 Oktober 2008. Akibat terimbas krisis finansial global seperti disebutkan dalam siaran pers, IHSG terus mengalami penurunan pada 3 tiga bulan terakhir di tahun 2008 yang diikuti dengan penurunan nilai kapitalisasi pasar di BEI. Hal tersebut menyebabkan pada akhir tahun 2008, IHSG ditutup pada level 1.340,892 atau turun sebesar 51,17 dari level penutupan di tahun 2007 sebesar 2.745,826. Nilai kapitalisasi pasar untuk saham di akhir tahun 2008 turun 46,42 dari tahun sebelumnya senilai Rp1.988,3 triliun menjadi Rp1.065,36 triliun. Namun demikian, rata-rata nilai transaksi harian meningkat sebesar 4,17 dari Rp 4,27 triliun di tahun 2007 menjadi Rp4,45 triliun pada tahun 2008, demikian pula dengan rata-rata frekuensi transaksi harian yang mengalami peningkatan sebesar 16,19 dari 48.216 kali ditahun 2007 menjadi 56.022 kali di tahun 2008. Sedangkan volume transaksi harian menurun sebesar 22,34 dari 4,23 miliar lembar di tahun 2007 menjadi 3,28 miliar lembar di tahun 2008. Sementara itu, sepanjang tahun 2008, aktifitas pasar Surat Utang Korporasi mencapai Rp52.980,43 miliar atau turun sebesar 23 dibanding dengan tahun 2007 yaitu Rp68.715,55 miliar. Frekuensi transaksi di tahun 2008 mencapai 12.170 kali atau turun sebesar 21 dibandingkan tahun 2007 yang tercatat sebesar 15.478 kali. Rata-rata transaksi harian turun dari Rp279 miliar perhari pada tahun 2007 Octavianus Pandiangan : Analisis Anomali Pasar Hari Perdagangan Pada Return Saham Di Bursa Efek Indonesia, 2009. menjadi Rp218 milliar per hari pada tahun 2008 atau turun 22 . Untuk aktifitas Surat Utang Negara SUN termasuk ORI disepanjang tahun 2008, mencapai Rp949.465,73 miliar, atau mengalami penurunan sebesar 23 dari Rp1.234.720,51 miliar pada tahun 2007. Frekuensi transaksi di tahun 2008 mencapai 49.500 kali atau turun sebesar 11 dibandingkan tahun 2007 yang tercatat sebesar 55.453 kali. Rata-rata transaksi harian turun dari Rp 5.019 miliar perhari pada tahun 2007 menjadi Rp3.907 miliar per hari pada tahun 2008 atau turun 22. www.pkesinteraktif.com Adanya penelitian-penelitian mengenai pola perubahan return saham di pasar modal memberikan kesimpulan yang beragam. Berbagai penelitian dalam bidang pasar modal dan mengenai perilaku keuangan behavioral finance menyatakan bahwa terdapat beberapa penyimpangan yang terjadi yang dapat mempengaruhi harga saham. Penyimpangan tersebut diantaranya adalah fenomena-fenomena The Day of Week Effect, Week Four Effect, Rogalsky Effect, dan January Effect. Penelitian day of the week effect di Bursa Efek Jakarta menunjukkan hasil yang bervariasi. Hasil penelitian Primawurti 2003 dan Suwarni 2002 menunjukkan pada return pasar IHSG tidak ditemukan adanya day of the week effect tetapi pada return saham secara individual ditemukan adanya fenomena tersebut. Algifari 1998 dan Listyaningsih 2004 menemukan adanya day of the week effect. Sun dan Tong 2002 dalam membuktikan lebih lanjut penelitian Wang, Li dan Erickson menemukan bahwa return Senin yang negatif terkonsentrasi pada minggu keempat setiap bulan yaitu antara tanggal 18-26, hal ini berkaitan dengan Octavianus Pandiangan : Analisis Anomali Pasar Hari Perdagangan Pada Return Saham Di Bursa Efek Indonesia, 2009. tuntutan likuiditas investor individu. Mereka menyebut fenomena ini sebagai week-four effect. Juga ditemukan bahwa negatif return yang terkonsentrasi antara tanggal 18-26 setiap bulannya dapat dijelaskan secara statistik oleh negatif return yang terjadi pada Jumat sebelumnya. Rogalski 1984 dalam mengemukakan adanya hubungan yang menarik antara day of the week effect dengan January effect. Rata-rata return Senin dalam bulan Januari adalah positif, sementara return Senin di bulan lainnya adalah negatif. Ini menunjukkan fenomena Monday effect menghilang pada bulan Januari. Fenomena ini kemudian disebut Rogalski effect. Rozeff dan Kinney 1976 adalah peneliti pertama yang mengemukakan bahwa tingkat rata-rata return saham pada bulan Januari lebih tinggi bila dibandingkan dengan tingkat rata-rata return saham pada bulan-bulan lain selama periode waktu 1904 sampai 1974. Keragaman argumentasi mengenai pola dan fenomena return saham setiap hari perdagangan yang dhasilkan penelitian-penelitian yang terdahulu, baik penelitian yang dilakukan di pasar modal luar negeri maupun penelitian di Bursa Efek Indonesia menjadikan fenomena yang menarik untuk di teliti. Hal ini mendorong penulis untuk melakuan penelitian tentang “Analisis Anomali Pasar Hari Perdagangan pada Return Saham di Bursa Efek Indonesia”.

B. Perumusan Masalah