Pengujian Hipotesis 1 Pengujian Hipotesis

Octavianus Pandiangan : Analisis Anomali Pasar Hari Perdagangan Pada Return Saham Di Bursa Efek Indonesia, 2009. menjelaskan bahwa rata-rata return saham pada bulan Oktober memiliki risiko yang tertinggi dibanding bulan lainnya pada tahun 2008. Standart deviasi terendah terjadi pada bulan Mei, yakni sebesar 0,01237. Hal ini menandakan bahwaresiko bulan Mei lebih kecil dibandingkan bulan lainnya pada tahun 2008.

B. Pengujian Hipotesis

1. Pengujian Hipotesis 1

Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah bahwa hari perdagangan berpengaruh terhadap return saham harian tahun 2008 pada Bursa Efek Indonesia. Pembuktian hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan Uji F Analysis of Variance ANOVA. Hasil pengujian ANOVA dapat dilihat pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Hasil Uji ANOVA Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Between Groups 0.003 4 0.001 0.725 0.576 Within Groups 0.233 235 0.001 Total 0.236 239 Berdasarkan Tabel 4.3 diketahui bahwa nilai F hitung sebesar 0,725 lebih kecil dari pada nilai F tabel sebesar 2,370. Tingkat signifikansi yang diperoleh adalah 0,576 yang lebih besar dari pada tingkat signfikansi 0.05 . Secara empiris hal ini membukt ikan bahwa hari perdagangan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Hal ini berarti H dalam penelitian tidak dapat ditolak. Octavianus Pandiangan : Analisis Anomali Pasar Hari Perdagangan Pada Return Saham Di Bursa Efek Indonesia, 2009. Dengan demikian, tidak terjadi pengaruh hari perdagangan the day of week effect pada return saham di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008. Efek hari perdagangan the day of gthe week effect return saham tidak terjadi pada tahun 2008. Hal ini disebabkan oleh karena rata-rata return saham pada tahun 2008 bernilai negatif setiap harinya. Artinya, bahwa pada tahun 2008 rata-rata return saham yang diperoleh oleh setiap perusahaan LQ45 menurun atau tetap. Kondisi ini bertentangan dengan kondisi pasar sebenarnya dimana return saham bernilai negatif hanya terjadi pada hari Senin sedangkan untuk hari lainnnya return saham bernilai positif. Penyebab tidak terjadinya efek hari perdagangan return saham pada tahun 2008 di BEI adalah tidak terlepas dari pengaruh krisis ekonomi global yang terjadi. Krisis keuangan global yang bermula dari Amerika Serikat memberikan dampak yang negatif pada sektor keuangan di dunia termasuk pasar modal Indonesia. Kondisi ini membuat para investor sangat berhati-hati dalam berinvestasi dalam bentuk saham sehingga membuat kondisi di pasar modal menjadi tidak stabil akibat perilaku investor yang sangat protektif. Untuk perusahaan-perusahaan LQ45 sendiri kondisi ini juga sangat mempengaruhi penerimaan return sahamnya. Perolehan return saham yang negatif atau sama dengan nol membuat perusahaan sangat berhati-hati dalam menjual saham-sahamnya kepada investor. 2. Pengujian Hipotesis 2 Octavianus Pandiangan : Analisis Anomali Pasar Hari Perdagangan Pada Return Saham Di Bursa Efek Indonesia, 2009. Pengujian yang kedua adalah untuk menguji bahwa rata-rata return hari Senin pada minggu keempat adalah negatif dibandingka dengan rata-rata return hari Senin pada minggu pertama, kedua, dan ketiga. Hasil pengujian yang dilakukan melalui One sample t test dapat dilihat pada Tabel 4.3. Tabel 4.4 Hasil Uji One-Sample Test Test Value = 0 T Df Sig. 2- tailed Mean Difference 5 Confidence Interval of the Difference Lower Upper Senin Akhir Bulan -1.613 11 0.135 -0.01323 -0.0138 -0.0127 Senin Awal Bulan -1.609 33 0.117 -0.01281 -0.0133 -0.0123 Berdasarkan Tabel 4.4 diketahui bahwa nilai rata-rata return hari Senin pada akhir bulan adalah sebesar -0,01323. Nilai t hitung lebih besar dari pada t tabel -1,613 -1,796 dengan tingkat signifikansi 0,135 yang lebih besar dari pada 0.05, begitu juga dengan rata-rata return hari Senin pada awal bulan dimana nilai t hitung lebih besar dari pada nilai t tabel -1,609 -1,671 dengan tingkat signifikansi 0,117 yang lebih besar dari pada 0,05 yang berarti bahwa H tidak dapat di tolak. Hal ini dapat dijelaskan bahwa rata-rata return hari Senin pada akhir bulan dan awal bulan adalah tidak signifikan atau tidak berbeda dengan nol. Dengan demikian tidak terjadi efek minggu keempat week four effect return saham di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008. Octavianus Pandiangan : Analisis Anomali Pasar Hari Perdagangan Pada Return Saham Di Bursa Efek Indonesia, 2009. Dari hasil yang diperoleh dalam penelitian ini jika dibandingkan dengan kondisi yang sebenarnaya dimana biasanya return saham terendah hari Senin hanya terjadi pada minggu keempat. Sedangkan return saham hari Senin minggu pertama sampai minggu ketiga dianggap tidak signifikan negati atau sama dengan nol. Sementara pada tahun 2008 return saham dari minggu pertama sampai minggu keempat bernilai negatif. Fenomena Week-four effect ini biasanya disebabkan karena adanya tuntutan untuk memenuhi segala kebutuhan utama yang harus dilakukan pada awal bulan berikutnya. Oleh karena itu, pada akhir bulan banyak terjadi tekanan jual pada Bursa Efek Jakarta. Sesuai dengan teori penawaran, jika terdapat banyak barang yang ditawarkan maka akan menyebabkan penurunan harga. Penurunan harga inilah yang menyebabkan return pada minggu keempat dan minggu kelima menjadi negatif. Hasil ini memberikan implikasi bagi para investor agar melakukan pembelian saham pada hari Senin di minggu keempat dan minggu kelima untuk setiap bulannya. Namun akibat dari kondisi pasar modal yang tidak pasti karena kondisi ekonomi dunia membuat para investor enggan untuk berbelanja saham meskipun telah terjadi penurunan harga saham. Investor lebih memilih untuk menahan modalnya dan berhati-hati dalam berinve stasi.

3. Pengujian Hipotesis 3