Perkembangan Bursa Efek Indonesia

Octavianus Pandiangan : Analisis Anomali Pasar Hari Perdagangan Pada Return Saham Di Bursa Efek Indonesia, 2009. 2 Juni 1988 : Bursa Paralel Indonesia BPI mulai beroperasi dan dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek PPUE, sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan dealer. Desember 1988 : Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88 PAKDES 88 yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go public dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal. 16 Juni 1989 : Bursa Efek Surabaya BES mulai beroperasi dan dikelola oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya. 13 Juli 1992 : Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ. 22 Mei 1995 : Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan sistem computer JATS Jakarta Automated Trading Systems. 10 November 1995 : Pemerintah mengeluarkan Undang –Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai diberlakukan mulai Januari 1996. 1995 : Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya. 2000 : Sistem Perdagangan Tanpa Warkat scripless trading mulai diaplikasikan di pasar modal Indonesia. 2002 : BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh remote trading. 2007 : Penggabungan Bursa Efek Surabaya BES ke Bursa Efek Jakarta BEJ dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia BEI.

B. Perkembangan Bursa Efek Indonesia

Octavianus Pandiangan : Analisis Anomali Pasar Hari Perdagangan Pada Return Saham Di Bursa Efek Indonesia, 2009. Bursa Efek Jakarta awalnya mulai beroperasi sejak Agustus 1977 berjalan agak tersendat-sendat mengingat pada saat itu jumlah perusahaan yang go public hanya bertambah dalam hitungan jam selama sepuluh tahun pertama. Minat investor masih sangat terbatas, mengingat belum banyak yang memahami berinvestasi di pasar modal. Hal ini dapat dimengerti mengingat kegiatan pasar modal merupakan kegiatan yang relatif baru bagi masyarakat Indonesia. Di samping itu berinvestasi di pasar modal merupakan investasi yang mempunyai resiko sehingga investor perlu berhati-hati sebelum menanamkan uangnya di pasar modal. Keadaan demikian menyebabkan indeks harga saham hanya bergerak di sekitar 60-100 dan nilai perdagangan setiap hari rata-rata tidak lebih dari Rp 50.000.000. Pada tahun 1988 keadaan mulai berubah sejak pemerintah meluncurkan berbagai deregulasi antara lain diperbolehkannya investor asing berinvestasi di pasar modal, tidak adanya batasan fluktuasi harga saham di bursa efek. Hal ini dapat dilihat dari indeks harga saham yang melejit menjadi 305 atau meningkat tiga kali lipat dibandingkan dengan kurun waktu sepuluh tahun pertama. Nilai transaksi harian meningkat menjadi Rp. 120.000.000 atau meningkat lebih dari dua kali lipat. Kenaikan dramatis ini diikuti dengan meningkatnya jumlah perusahaan go public pada tahun 1989 menjadi 56 atau meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan kurun waktu 10 tahun pertama. Perkembangan ini berlanjut sehingga pada tahun 1993 Bursa Efek Jakarta mencapai pertumbuhan yang sangat mengesankan 114,62 . Pertumbuhan ini merupakan pertumbuhan nomor tiga yang tertinggi di bursa-bursa Asia yang hanya dapat disaingi oleh Hongkong dan Philipina. Octavianus Pandiangan : Analisis Anomali Pasar Hari Perdagangan Pada Return Saham Di Bursa Efek Indonesia, 2009. Tahun 1994 merupakan tahun tantangan bagi Bursa Efek Jakarta akibat perkembangan faktor eksternal seperti keputusan yang dilakukan oleh Federal Reserve Bank yang sepanjang tahun 1994 menaikkan suku bunga beberapa kali yang secara keseluruhan mencapai 25 . Perubahan suku bunga ini mau tidak mau berpengaruh pada kinerja Bursa Efek Jakarta. Hal ini dapat dilihat bahwa pada akhir tahun 1994 IHSG Bursa Efek Jakarta menurun sebesar 20,23 yang dihitung dari IHSG tahun 1993. Selanjutnya IHSG naik dari 469,64 pada akhir Desember 1994 menjadi 519,57 pada akhir Desember 1995. Perkembangan faktor eksternal ini tidak hanya terasa pada Bursa Efek Jakarta tetapi juga mempengaruhi bursa lainnya di dunia. C. Profil Perusahaan Tabel 3.1 berikut menunjukkan profil perusahaan secara ringkas. Tabel ini akan memperlihatkan jenis bisnis yang dikelola, tahun berdiri, serta status hukum dari masing-masing emiten yang menjadi sampel penelitian. Tabel 3.1 Profil Perusahaan No Kode Nama Emiten Tanggal Listing Bussiness Status 1 AALI Astra Agro LestariTbk 09-12-1997 Agriculture Plantation PMDN 2 ANTM Aneka Tambang Persero Tbk 27-11-1997 Metal and Mineral Mining BUMN 3 ASII Astra Internasional Tbk 04-04- 1990 Perdagangan Umum Limited Liability Company 4 BBCA Bank Central Asia Tbk 3-05-2000 Jasa Perbankan PMDN 5 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk 25-11-1996 Perbankan BUMN 6 BBRI Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk 10-11-2003 Jasa Perbankan BUMN 7 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk 06-12-1989 Jasa Perbankan BUMN Octavianus Pandiangan : Analisis Anomali Pasar Hari Perdagangan Pada Return Saham Di Bursa Efek Indonesia, 2009. 8 BLTA Berlian Laju Tanker Tbk 26-04-1990 Jasa Pelayaran Ang Laut PMDN 9 BMRI Bank Mandiri Persero Tbk 14-07-2003 Jasa Perbankan BUMN 10 BNBR Bakrie Brothers Tbk 28-08-1989 Perdagangan dan Penyertaan PMDN 11 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk 29-11-1989 Jasa Perbankan PMDN 12 BNII Bank Internasional Indonesia Tbk 21-11-1989 Jasa Perbankan PMDN 13 BTEL Bakrie Telecom Tbk 03-02-2006 Jasa PMDN 14 BUMI Bumi Resources Tbk 30-07-1990 Penambangan batu bara PMDN 15 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk 18-03-1991 Animal Feed PMDN 16 CPRO Central Proteinaprima Tbk 28-11-2006 Agriculture Plantation PMDN 17 CTRA Ciputra Development Tbk 28-03-1994 Developer and Pembangunan Real Estate PMDN 18 ELTY Bakrieland Development Tbk 30-10-1995 Developer and Pembangunan Real Estate PMDN 19 ENRG Energi Mega Persada Tbk 07-06-2004 Jasa Pengeboran Minyak, Gas Bumi PMDN 20 INCO International Nickel Indonesia Tbk 16-05-1990 Metal and Mineral Mining PMA 21 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 14-07-1994 Food and Beverages PMDN 22 INKP Indah Kiat Pulp Paper Tbk 16-07-1990 Pulp and Paper PMDN 23 ISAT Indosat Tbk 19-10-1994 Jasa Telekomunikasi PMDN 24 KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk 10-01-1995 Property dan Real Estate PMDN 25 MEDC Medco Energi International Tbk 12-10-1994 Crude Petroleum and Natural Gas Prod. PMA 26 PGAS Perusahaan Gas Negara Persero Tbk 15-12-2003 Distribusi dan Transmisi Gas Bumi BUMN 27 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam Tbk 23-12-2002 Pertambangan BatubaraCoal Mining BUMN 28 SMCB Holcim Indonesia Tbk 10-08-1997 Basic Industry and Chemicals – Cement PMA Octavianus Pandiangan : Analisis Anomali Pasar Hari Perdagangan Pada Return Saham Di Bursa Efek Indonesia, 2009. 29 TBLA Tunas Baru Lampung Tbk 14-02-2000 Agriculture Plantation PMDN 30 TINS Timah Tbk 19-10-1995 Metal and Mineral Mining BUMN 31 TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk 14-11-1995 Penyelenggara Jaringan dan Jasa Telekom BUMN 32 TRUB Truba Alam Manunggal Eingeneering Tbk 16-10-2006 Jasa Konstruksi PMDN 33 UNSP Bakrie Sumatra Plantations Tbk 06-03-1990 Agriculture Plantation PMDN 34 UNTR United Tractors Tbk 19-09-1989 Wholesale Durable Goods PMDN Sumber: www.idx.co.id diolah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif merupakan suatu metode dimana data-data yang dikumpulkan dan dikelompokkan kemudian dianalisis dan diinterpretasikan secara objektif sehingga memberikan informasi dan gambaran mengenai topik yang dibahas. Pengamatan terhadap 34 saham perusahaan yang dijadikan sampel pada penelitian ini, diproleh hasil rata-rata pendapatan harian pada bulan Januari 2008 sampai dengan Desember 2008, sebagaimana disajikan sebagai berikut. Tabel 4.1. Analisis Deskriptif Return Saham Harian Perusahaan LQ45 periode Tahun 2008 di BEI N Mean Std. Minimum Maximum