Perencanaan Laba Pengawasan Laba

Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani Persero Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010. Tabel 4.8 yang menyajikan selisih antara RKAP dengan realisasi laporan laba rugi PT. Pertani tahun 2008. Pada tabel terdapat selisih sebesar Rp.1.432.184433. Selisih ini bersifat menguntungkan bagi perusahaan karena realisasi laba yang didapat oleh perusahaan lebih banyak dari laba bersih yang dianggarkan perusahaan. Perusahaan dapat menekan biaya langsung yang terjadi perusahaan sehingga dapat memberikan keuntungan bagi laba bersih perusahaan.

C. Analisis Hasil Data

1. Perencanaan Laba

Dalam bab ini penulis mengadakan analisis dan evaluasi terhadap perencanaan dan pengawasan pada PT. Pertani persero kantor cabang pemasaran Sumatera Utara, serta menilai seberapa jauh pengawasan tersebut telah dilaksanakan dengan baik, yang didasarkan atas perbandingan antara teori yang dikemukakan dengan hasil penelitian yang dilakukan pada PT. Pertani persero kantor cabang pemasaran Sumatera Utara. Perencanaan laba telah didefenisikan berbagai pihak yang berwenang sebagai proses pengembangan rencana – rencana terperinci untuk suatu jangka waktu tertentu, menginterasikan rencana – rencana tersebut menjadi satu kesatuan yang komprehensif. Dalam perencanaan laba, hal pokok yang perlu diperhatikan adalah volume penjualan dan biaya yang dikorbankan untuk memperoleh pendapatan. Kedua faktor ini menentukan besarnya laba. Perencanaan laba pada PT. Pertani persero menurut analisis dan evaluasi penulis secara umum telah menunjukkan kesesuaian. Hal ini terlihat dalam perencanaan laba PT. Pertani Persero kantor cabang pemasaran Sumatera Utara Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani Persero Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010. berpedoman kepada Rencana Kerja Anggaran Perusahaan RKAP, anggaran dan realisasinya pada tahun sebelumnya telah ditetapkan dimana dalam penyusunan anggarannya melibatkan semua unsur bagian yang ada dalam perusahaan yang dikoordinasi secara baik. Semua unsur yang mewakili semua bagian yang ada dalam perusahaan mengadakan rapat dalamj penyusunan anggaran untuk evaluasi terhadap pelaksanaan anggaran tahun lalu serta membahas rencana – rencana kegiatan untuk menyusun anggaran tahun sekarang.

2. Pengawasan Laba

Pengawasan laba pada PT. Pertani perserodilakukan dengan membandingkan antara anggaran dengan realisasi yang terjadi pada tahun anggaran. Perusahaan terus berupaya melakukan efisiensi terhadap biaya operasional dengan terus mengawasi setiap pengeluaran biaya operasional yang terjadi. Setiap bulannya perusahaan setiap bulannya perusahaan memeriksa besarnya pendapatan dan biaya yang terjadi, dan pada pertengahan tahun perusahaan melihat besarnya persentase pendapatan yang diperoleh serta persentase pengeluaran dibandingkan dengan anggaran yang tersedia. Apabila pengeluaran yang terjadi hingga pertengahan tahun melebihi 50dari anggaran yang ada maka perusahaan melakukan pengehematan disegala bidang yang termasuk dalam pos biaya operasional sebagai usaha agar biaya operasional yang dikeluarkan tidak melampaui anggaran yang telah ditetapkan. Dalam pengawasan laba diperlukan alat untuk menilai sejauh mana laba yang akan dicapai, apakah telah sesuai dengan perencanaan atau anggaran. Selain untuk menilai tingkat laba yang diperoleh juga untuk mengetahui penyimpangan yang Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani Persero Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010. terjadi berdasarkan pengamatan antara anggaran dengan realisasinya. Pada penjualanpendapatan terdapat selisih yang tidak menguutungkan bagi perusahaan sebesar Rp.83.833.134.438. Selisih ini disebabkan terjadinya penurunan jumlah permintaan pupuk pada tahun 2008. PT, Pertani menganggarkan penjualan pupuk sebanyak 41.094.520 kg namun pada realisasinya hanya 21.402.715 kg. Penurunan ini bisa jadi dikarenakan masuknya pupuk impor dari negara lain yang mempunyai keunggulan lain. Begitu juga dengan penjualan benih padi, bisa jadi lahan pertanian yng dikonvensi menjadi perkebunan. Lahan pertanian menjadi berkurang sehingga benih padi yang semula dianggarkan sebanyak 1.305.000 kg dalam realisasinya hanya 907.540. Pada penjualan benih holtikulturasawit juga mengalami penurunan. Tidak ada realisasi yang dicapai sedangkan perusahaan menganggarkan 20.360 kg. Walaupun banyak lahan pertanian yang dikonvensi menjadi perkebunan namun banyak bibit di luar negeri yang masuk misalnya dari malaysia. Kecenderungan masyarakat dan perusahaan perkebunan tetap menganggap produksi luar lebih baik. Pada HP penjualan terdapat selisih sebesar Rp.82.067.136.637. Selisih ini tidak menguntungkan bagi perusahaan. Selisih ini disebabkan terjadinya penurunan kuantum KW dari yang dianggarkan perusahaan. Jumlah realisasi HP penjualan lebih kecil dari yang dianggarkan. Penurunan jumlah ini mempengaruhi secara keseluruhan HP penjualan. Pada biaya langsung terdapat selisih sebesar Rp.3.613.684.463. Selisih ini bersifat menguntungkan perusahaan karena realisasi biaya langsung lebih kecil dari anggaran biaya langsung yang telah dibuat perusahaan. Selisih ini disebabkan Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani Persero Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010. oleh penurunan beban perjalanan dinas pemasaran untuk memasarkan produk perusahaan, berkurangnya ongkos angkut yang ditanggung perusahaan karena berkurangya permintaan, penurunan beban perawatan benih dan penurunan beban pembuatan alat promosi. Pada margin terdapat selisih yang menguntungkan bagi perusahaan sebesar Rp.1.667.686.661. Pestisida, benihbibit BJ dan benih jagung adalahj perkiraan yang mempunyai selisih menguntungkan. Pada biaya tidak langsung terdapat selisih yang tidak menguntungkan sebesar Rp.473.435.797. Selisih ini disebabkan karena adanya kenaikan jumlah karyawan yang berobat kerumah sakit sehingga beban pengobatan karyawan bertambah. Selisih ini juga disebabkan kenaikan biaya perjalanan dinas karyawan, biaya tinta dan pita komputer, keperluas dapur karyawan, jamuan tamu, jamuan rapat, dan pmeliharaan kendaraan milik perusahaan. Pada beban kerugian dan penyusunan selisih disebabkan oleh amortisasi barang rusak pupuk dan amortisasi barang rusak bibit. Pada pendapatan dan biaya diluar usaha, pendapatan diluar usaha terjadi karena adanya selisih kas lebih, selisih kurs lebih, jasa giro, dan pendapatan lain – lain. Pendapatan diluar usaha ini bersifat menguntungkan perusahaan. Biaya diluar usaha terjadi karena adanya beban lain – lain. Beban ini bersifat tidak menguntungkan perusahaan. Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani Persero Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010. Menurut analisis dan evaluasi penulis, pengawasan laba yang ada pada PT. Pertani persero secara umum telah memenuhi syarat terhadap adanya suatu pengawasan laba yang baik yaitu melalui pengawasan anggaran laba dengan cara membandingkan anggaran dengan realisasinya, dimana jika terjadi perbedaan yang terlalu mencolok akan segera dapat diperbaiki. Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani Persero Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan