Proses Perencanaan dan Pengawasan Laba

Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani Persero Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010. b. Mengukur prestasi kerja. Langkah ini merupakan proses yang berkesinambungan berulang – ulang dalam mana frekuensi tergantung kepada jenis aktivitas yang sedang diukur. c. Membandingkan prestasi sesuai dengan standar. Langkah ini merupakan yang paling mudah ditempuh dalam proses pengawasan. Sifat kompleksnya mungkin telah dapat diatasi dalam kedua langkah yang pertama, sekarang tinggal membandingkan hasil yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika hasil – hasil itu memenuhi standar, manajer dapat mengasumsikan bahwa segala sesuatu telah berjalan secara terkendali. d. Mengambil tindakan korektif. Jika hasil yang dicapai tidak standar dan analisis menunjukkan perlunya diambil tindakan. Tindakan korektif ini dapat berupa mengadakan perubahan terhadap satu atau lebih banyak efektivitas dalam operasi perusahaan, atau standar yang lebih ditetapkan semula. Pengawasan sebenarnya merupakan suatu kehidupan interaktif antara hasil pekerjaan dengan perencanaan yang telah disusun. Sehingga dengan demikian pengawasan itu berkisar pada kegiatan memberikan pengamatan, pemantauan, penyelidikan dan pengevaluasian keseluruhan kegiatan agar tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai secara tepat.

5. Proses Perencanaan dan Pengawasan Laba

Proses perencanaan dan pengawasan laba diperlukan untuk mengintegrasikan fungsi – fungsi manajemen. Sebuah program perencanaan dan pengawasan laba tidak hanya meliputi ide tradisional dianggaran periodik atau induk. Program perencanaan dan pengawasan laba mencakup aplikasi dari Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani Persero Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010. sejumlah konsep manajemen yang berhubungan melalui bermacam-macam pendekatan, teknik, dan langkah – langkah yang berurutan. Menurut Welsch 2000, 62 menyatakan bahwa urutan tahap proses perencanaan dan pengawasan laba adalah sebagai berikut: a. Identifikasi dan evaluasi veriabel exsternal. b. Pembuatan tujuan umum perusahaan. c. Pembuatan sasaran khusus untuk perusahaan. d. Pengembangan dan evaluasi strategi perusahaan. e. Instruksi perencanaan manajemen eksekutif. f. Persiapan dan evaluasi rencana proyek. g. Pembuatan dan persetujuan rencana laba strategis. h. Pembuatan dan persetujuan rencana laba taktis. i. Pelaksanaan rencana laba. j. Penggunaan laba kinerja periodik. k. Penerapan tindakan lanjut. Dari proses perencanaan dan pengawasan laba yang dikemukakan oleh Welsch tersebut merupakan suatu langkah untuk penentuan serta perwujudan dalam pelaksanaan suatu kinerja yang efektif dan efisiensi dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Model perencanaan dan pengawasan laba menurut Welsch 2000, 27 mencakup: a. Pengembangan dan aplikasi dari tujuan perusahaan yang luas dan jangka panjang. b. Pembuatan tujuan umum perusahaan. c. Pembuatan sasaran khusus untuk perusahaan. d. Pengembangan dan evaluasi strategi perusahaan. e. Instruksi perencanaan manajemen eksekutif. f. Persiapan dan evaluasi rencana proyek. g. Pembuatan dan persetujuan rencana laba strategis. h. Pembuatan dan persetujuan rencana laba taktis. i. Perencanaan rencana laba. j. Penggunaan laba kinerja periodik. k. Penerapan tindakan lanjut. Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani Persero Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010. Dari proses perencanaan dan pengawasan laba yang dikemukakan oleh Welsch tersebut merupakan suatu langkah untuk penentuan serta perwujudan dalam pelaksanaan suatu kinerja yang efektif dan efisiensi dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Model perencanaan dan pengawasan laba menurut Welsch 2000, 27 mencakup: a. Pengembangan dan aplikasi dari tujuan perusahaan yang luas dan jangka panjang. b. Menspesifikasikan tujuan perusahaan. c. Mengembangkan strategi perencanan laba jangka panjang dalam arti luas. d. Menspesifikasikan strategi perencanaan laba jangka pendek dengan perincian mengenai pendelegasian tanggung jawab. e. Membuat suatu pelaporan kinerja secara periodik dengan perincian mengenai pertanggungjawaban. f. Mengembangkan prosedur tindak lanjut. Dari model tersebut diatas dalam perencanaan dan pengawasan mempunyai suatu pengembangan dan spesifikasi dalam menentukan kebijakan. Mengembangkan prosedur tindak lanjut perusahaan bertujuan untuk memperoleh laba selalu menyusun perencanaan dan pengawasan laba untuk setiap tahun. Menurut Welsch 2000, 42 perencanaan dan pengawasan laba biasanya dikembangkan setiap tahun sebagai berikut: a. Top manajemen menentukan sasaran, strategi, asumsi, perencanaan dan pedoman yang disampaikan kepada menejer sub unit. b. Manajer dari setiap sub unit, mematuhi pedoman umum mengembangkan bagiannya dalam rencana laba komprehensif. Biasanya bagian pertama dari rencana laba strategis dan taktis adalah menyesuaikan rencana penjualan, karena kegiatan dari sebagian besar perusahaan tergantung pada volume penjualan. c. Manajer dari setiap sub unit menyajikan rencana laba dari sub unitnya kepada manajemen tingkat atas untuk penelaahaan kritis, evaluasi, dan revisi yang disarankan jika memang perlu. Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani Persero Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010. d. Rencana dari setiap sub unit, setelah disetujui oleh manajemen yang lebih tinggi, kemudian dikonsolidasikan menjadi rencana laba menyeluruh untuk perusahaan. Dari proses perencanaan dan pengawasan laba yang dikemukakan oleh Welsch tersebut merupakan suatu langkah untuk penentuan tujuan dan sasaran dalam mewujudkan pelaksanaan suatu kinerja yang efektif dan efisien dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan.

6. Anggaran Sebagai Alat Perencanaan dan Pengawasan Laba