Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani Persero Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.
Laba yang maksimal dapat diperoleh dengan perencanaan dan pengawasan
laba. Hal ini mendorong penulis untuk meneliti tentang “ Analisa Perencanaan dan Pengawasan laba pada PT. Pertani persero Kantor Cabang Pemasaran
Sumatera Utara”. B.
Perumusan Masalah
Dalam melaksanakan penelitian terhadap suatu objek baik mengenai kepentingan maupun ruang lingkupnya, maka terlebih dahulu ditentukan masalah
yang akan dibahas. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ Apakah anggaran sudah berfungsi sebagai alat perencanaan dan pengawasan laba pada
PT.Pertani persero Medan ?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui dan menganalisa sejauhmana pelaksanaan pengawasan laba
yang dilakukan oleh PT. Pertani pesero Medan. 2.
Mengetahui sejauhmana perencanaan dan pengawasan laba digunakan sebagai alat untuk mengukur tingkat efisiensi perusahaan dalam pencapaian laba
sebagai suatu tujuan perusahaan.
D. Manfaat penelitian
1. Penulis, sebagai tambahan ilmu pengetahuan dibidang akuntansi khususnya
tentang perencanaan dan pengawasan laba. 2.
Peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian dengan topik sama dan diharapkan menjadi bahan masukan.
3. Untuk perusahaan sebagai bahan masukan dalam meningkatkan perencanaan
dan pengawasan laba.
Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani Persero Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
B. Tinjauan Teoritis
1. Pengertian dan Perencanaan dan Pengawasan
Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen yang memegang peranan penting bahkan sangat menentukan dalam mencapai tujuan perusahaan.
Perencanaan adalah suatu proses yang tidak berakhir bila rencana tersebut telah ditetapkan, rencana harus diimplementasikan. Setiap saat selama proses
implementasi dan pengawasan, rencana mungkin memerlukan modifikasi agar tetap berguna. Perencanaan kembali kadang – kadang dapat menjadi faktor kunci
pencapaian sukses akhir. Perencanaan harus mempetimbangkan kebutuhan fleksibilitas agar tujuan mampu menyesuaikan diri dengan kondisi baru secepat
mungkin. Menurut Richard 222,9 “perencanaan adalah fungsi manajemen yang
berhubungan dengan penentuan tujuan yang ingin diraih oleh organisasi dan penetapan tugas – tugas dan alokasi sumber daya untuk mencapai tujuan”.
Menurut Amirullah dan Haris 2204, 91 mendefenisikan perencanaan dan pengawasan dalam konteks organisasi adalah sebagai berikut: “Perencanaan
adalah suatu proses menetapkan tujuan dan sasaran, menentukan pilhan – pilihan tindakan yang akan dilakukan dan mengkaji cara – cara terbaik untuk mencapai
tujuan masa depan yang telah ditetapkan selanjutnya”. Perencanaan mengandung beberapa arti, antara lain:
Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani Persero Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.
a. Proses, yaitu suatu konsep dasar yang menjelaskan baahwa kegiatan –
kegiatan yang dilakukan berjalan sesuai dengan tahap – tahap yang ditentukan. Dalam hal ini kegitan dalam perencanaan dilakukan menurut proses yang
berlaku. b.
Penetapan tujuan dan sasaran, yaitu kegiatan merencanakan kearah mana organisasi itu akan dituju. Organisasi dapat menetapkan tujuannya secara
khusus atau secara umum atau menetapkan tujuan angka panjang maupun jangka pendek.
c. Pemilihan tindakan, yaitu yang berarti organisasi harus mengoptimalkan pada
tindakan yang fektif ketimbang harus menggunakan semua tindakan yang kadang kala kurang efektif.
d. Mengkaji cara terbaik walaupun pilihan tindakan itu sudah dianggap baik,
namun bisa saja tidak efektif kalau dilakukan dengan cara yang baik pula maka akan menghasilkan sesuatu yang efektif.
e. Tujuan hal ini menyangkut hasil akhir atau sasaran khusus yang diinginkan
oleh organisasi. Keinginan itu bisa dinyatakan dalam suatu standar – standar yang berlaku baik secara kuantitatif dan kualitatif.
Dari pengertian perencanaan diatas maka dapat disimpulkan bahwa suatu perencanaan adalah suatu aktivitas yang mencoba untuk memaksimumkan
efektifitas secara global dari organisasi sebagai suatu sistem sesuai tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi tersebut. Dengan demikian perencanaan paling tidak
memiliki tiga aspek utama yaitu: a.
Menyangkut masa depan
Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani Persero Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.
b. Harus menyangkut tindakan
c. Memiliki serangkaian tindakan pada masa yang akan datang diambil oleh
perencanaan d.
Memiliki serangkaian tindakan pada masa yang akan datang yang akan diambil oleh perencana.
Dengan adanya perencanaan yang efektif maka perusahaan mempunyai tujuan utama dalam perencanaan yaitu untuk memberikan proses umpan balik
agar dapat memberikan petunjuk kepada setiap manajer dalam pengambilan keputusan operasional sehari – hari. Dengan demikian tujuan utama perencanaan
memberikan wujud tanggung jawab untuk melakukan pemilihan, karena setiap pemilihan yang akan dilakukan mengandung konsekuensi. Untuk itu perencanaan
sangan penting dan perlu untuk setiap usaha dalam mencapai tujuan. Alasan ini didasarkan pada suatu pandangan bahwa kondisi masa depan tidaklah pasti.
Anggaran merupakan alat pengawasan. Pengawasan berarti melakukan evaluasi dan menilai atas pelaksanaan pkerja dengan cara:
a. Membandingkan realisasi dengan rencana anggaran
b. Melakukan tindakan perbaikan apabila dipandang perlu
Semua fungsi dalam manajemen tidak efektif tanpa ada fungsi pengawasan. Pengawasan merupakan penemuan dan penerapan cara dan peralatan
untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan. hal ini dapat positif dan negatif. Pengawasan positif mencoba
mengetahui apakah tujuan organisasi dicapai dengan efisiensi dan efektif.
Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani Persero Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.
Pengawasan negatif mencoba untuk menjamin kegiatan yang tidak diinginkan suatu dibutuhkan tidak terjadi atau terjadi kembali.
Menurut Manullang 2002, 12 pengawasan adalah sebagai berikut, “controlling atau pengawasan sering juga disebut pengendalian adalah salah satu
fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke arah yang benar
dengan maksud agar tercapai tujuan yang sudah digariskan semula”. Hal ini berkaitan cara membuat kegiatan – kegiatan sesuai dengan rencana.
Dari defenisi diatas memberikan pengertian yang menunjukkan bahwa hubungan yang sangat erat antara perencanaan dan pengawasan seperti terlihat dalam
kenyataan, langkah awal proses pengawasan adalah sebenarnya langkah perencanaan, penetapan tujuan, sasaran atau pelaksanaan suatu tujuan kegiatan.
Sehingga dengan demikian bahwa tujuan pengawasan adalah untuk menentukan kelemahan dan kesalahan, kemudian dikoreksi serta mencegah pengulangan.
Secara garis besar tujuan dari pengawasan laba adalah sebagai berikut: a.
Melakukan penilaian apakah tugas yang dilaksanakan sedah sesuai dengan peraturan dan kebijaksanaan yang telah digariskan atau prosedur – prosedur
yang berlaku. b.
Melakukan penentuan apakah tujuan organisasi yang telah dicapai sesuai dengan rencana yang ditetapkan
c. Menilai apakah sumber daya manusia, perawatan, dan biaya yang telah
digunakan secara efisiensi tanpa ada pemborosan.
Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani Persero Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.
d. Untuk mengetahui kelemahan – kelemahan serta kesulitan yang dihadapi
dalam pelaksanaan rencana. Sedangkan manfaat dari pengawasan dalam suatu perusahaan adalah:
a. Mencegah penyimpangan atau kesalahan.
b. Memperbaiki berbagai penyimpangan atau kesalahan yang terjadi.
c. Mengatur perusahaan serta kegiatan yang dilaksanakannya.
d. Meningkatkan rasa tanggung jawab setiap pegawai dalam menjalankan
tugasnya.
2. Pengertian laba
Pada dasarnya setiap perusahaan dalam mengelola usahanya mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Tujuan tersebut adalah keuntungan atau laba dari
operasional perusahaan. Laba adalah jumlah yang berasal dari pengurangan harga pokok produksi, biaya lain dan kerugian dari penghasilan atau penghasilan
operasi. Menurut akuntansi yang dimaksud dengan laba akuntansi laba adalah
sebagai perbedaan antara pendapatan yang direalisasikan yang timbul dari transaksi periode tersebut dan biaya historis yang sepadan dengannya. Labarugi
bisa juga didefenisikan sebagai informasi yang menggambarkan mengenai kinerja perusahaan selama satu periode.
Menurut Belkoui 2001, 273 defenisi tentang laba itu mengandung lima sifat, yaitu:
1. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi yang benar – benar trjadi yaitu
timbulnya hasil dan biaya untuk mendapatkan hasil tersebut. 2.
Laba akuntansi didasarkan pada postulat “periodik” laba itu artinya merupakan prestasi perusahaan pada periode tertentu.
Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani Persero Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.
3. Laba akuntasi didasarkan pada prinsip revenue yang memerlukan batasan
tersendiri tentang apa yang termasuk hasil. 4.
Laba akuntansi memerlukan perhitungan terhadap biaya dalam bentuk biaya historis yang akan dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan hasil tertentu.
5. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip matching dikurangi biaya yang
diterima atau dikeluarkan pada periode yang sama.
3. Perencanaan laba
Menurut Adisaputra dan Aggarini 2007, 13 “rencana laba adalah gambaran keuangan dan naratif mengenai hasil yang diharapkan dari keputusan
perencanaan, hal ini disebut rencana laba anggaran karena secara eksplisist menyatakan sasaran dalam ukuran waktu dan hasil keuangan yang diharapkan
pengembalian investasi, laba, biaya untuk setiap bagian dari perusahaan”.
Selanjutnya Welsch, Hilton, goron 2000, 31 “membagi rencana laba atau anggaran kedalam rencana laba taktis; Rencana laba strategis adalah suatu rencana
laba luas yang biasanya mencakup periode dua atau tiga tahun kedepan sedangkan rencana laba taktis begitu terperinci dan mencakup satu tahun ketahun yang akan
datang”.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa rencana laba merupakan proses pengembangan rencana – rencana yang bersifat menyeluruh dan pengawasan laba
itu sendiri meliputi pengawasa terhadap pendapatan dan pengawasan biaya.
4. Pengawasan Laba
Pengawasan laba dapat diartikan sebagai aktivitas untuk menemukan, mengkoreksi adanya peyimpangan dari hasil yang telah dicapai dibanding dengan
rencana kerja yang telah ditetapkan. Pada setiap tahap kegiatan perlu dilakukan pengawasan sebab apabila terjadi penyimpangan akan lebih dapat diadakan
tindakan koreksi. Pengawasan merupakan aspek fundanmental yang tidak pernah luput
dalam proses manajemen. Fungsi ini ditujukan untuk mengevaluasi apakah pelaksanaan dan hasil telah sesuai dengan apa yang direncanakan. Pengawasan
juga dapat diartikan proses menetapkan pekerjaan apakah yang sudah
Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani Persero Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.
dilaksanakan, menilai dan mengkoreksinya dengan menghindari pemborosan dan penyelewengan serta untuk peningkatan hasil guna, sehingga kemungkinan rugi
dapat ditekan seminimal mungkin. Perencanaan laba yang telah disusun tidak akan berguna tanpa adanya
suatu pengawasan. Secara umum pengawasan laba meliputi pengawasan terhadap suatu pendapatan dan pengawasan terhadap biaya. Pengawasan laba dilakukan
dengan analisi peyimpangan antara rencana pendapatan dan biaya dengan realisasinya.
Pengawasan terhadap laba yang merupakan perwujudan dari tujuan perusahaan dilaksanakan sebagai suatu proses yang berlangsung secara terus –
menerus oleh masing – masing bagian yang berwenang. Sebagai contoh bahwa bagian penjualan bertanggung jawab atas jumlah penjualan. Pertanggung jawaban
dibuat dalam bentuk laporan yang berisikan informasi yang membandingkan rencana dan realisasi dengan kebutuhan manajemen. Berdasarkan batasan tersebut
terdapat empat langkah dalam pengawasan terhadap laba, yaitu; a.
Menetapkan standar dan metode untuk mengukur prestasi. Langkah ini dapat mencakup penetapan standar ukuran untuk segala macam keperluan, mulai
dari target penjualan dan produksi sampai kepada daftar absensi dan keamanan. Agar dapat berfungsi secara efektif, standar tersebut harus
diperinci dalam istilah – istilah yang dapat dipahami dan diterima oleh individu yang bersangkutan. Metode pengukurannya harus dapat diterima juga
sebagai yang akurat.
Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani Persero Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.
b. Mengukur prestasi kerja. Langkah ini merupakan proses yang
berkesinambungan berulang – ulang dalam mana frekuensi tergantung kepada jenis aktivitas yang sedang diukur.
c. Membandingkan prestasi sesuai dengan standar. Langkah ini merupakan yang
paling mudah ditempuh dalam proses pengawasan. Sifat kompleksnya mungkin telah dapat diatasi dalam kedua langkah yang pertama, sekarang
tinggal membandingkan hasil yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika hasil – hasil itu memenuhi standar, manajer dapat mengasumsikan bahwa segala
sesuatu telah berjalan secara terkendali. d.
Mengambil tindakan korektif. Jika hasil yang dicapai tidak standar dan analisis menunjukkan perlunya diambil tindakan. Tindakan korektif ini dapat
berupa mengadakan perubahan terhadap satu atau lebih banyak efektivitas dalam operasi perusahaan, atau standar yang lebih ditetapkan semula.
Pengawasan sebenarnya merupakan suatu kehidupan interaktif antara hasil pekerjaan dengan perencanaan yang telah disusun. Sehingga dengan demikian
pengawasan itu berkisar pada kegiatan memberikan pengamatan, pemantauan, penyelidikan dan pengevaluasian keseluruhan kegiatan agar tujuan yang telah
ditetapkan dapat dicapai secara tepat.
5. Proses Perencanaan dan Pengawasan Laba
Proses perencanaan dan pengawasan laba diperlukan untuk mengintegrasikan fungsi – fungsi manajemen. Sebuah program perencanaan dan
pengawasan laba tidak hanya meliputi ide tradisional dianggaran periodik atau induk. Program perencanaan dan pengawasan laba mencakup aplikasi dari
Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani Persero Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.
sejumlah konsep manajemen yang berhubungan melalui bermacam-macam pendekatan, teknik, dan langkah – langkah yang berurutan.
Menurut Welsch 2000, 62 menyatakan bahwa urutan tahap proses perencanaan dan pengawasan laba adalah sebagai berikut:
a. Identifikasi dan evaluasi veriabel exsternal.
b. Pembuatan tujuan umum perusahaan.
c. Pembuatan sasaran khusus untuk perusahaan.
d. Pengembangan dan evaluasi strategi perusahaan.
e. Instruksi perencanaan manajemen eksekutif.
f. Persiapan dan evaluasi rencana proyek.
g. Pembuatan dan persetujuan rencana laba strategis.
h. Pembuatan dan persetujuan rencana laba taktis.
i. Pelaksanaan rencana laba.
j. Penggunaan laba kinerja periodik.
k. Penerapan tindakan lanjut.
Dari proses perencanaan dan pengawasan laba yang dikemukakan oleh Welsch tersebut merupakan suatu langkah untuk penentuan serta perwujudan
dalam pelaksanaan suatu kinerja yang efektif dan efisiensi dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan.
Model perencanaan dan pengawasan laba menurut Welsch 2000, 27 mencakup:
a. Pengembangan dan aplikasi dari tujuan perusahaan yang luas dan jangka
panjang. b.
Pembuatan tujuan umum perusahaan. c.
Pembuatan sasaran khusus untuk perusahaan. d.
Pengembangan dan evaluasi strategi perusahaan. e.
Instruksi perencanaan manajemen eksekutif. f.
Persiapan dan evaluasi rencana proyek. g.
Pembuatan dan persetujuan rencana laba strategis. h.
Pembuatan dan persetujuan rencana laba taktis. i.
Perencanaan rencana laba. j.
Penggunaan laba kinerja periodik. k.
Penerapan tindakan lanjut.
Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani Persero Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.
Dari proses perencanaan dan pengawasan laba yang dikemukakan oleh Welsch tersebut merupakan suatu langkah untuk penentuan serta perwujudan
dalam pelaksanaan suatu kinerja yang efektif dan efisiensi dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan.
Model perencanaan dan pengawasan laba menurut Welsch 2000, 27 mencakup:
a. Pengembangan dan aplikasi dari tujuan perusahaan yang luas dan jangka
panjang. b.
Menspesifikasikan tujuan perusahaan. c.
Mengembangkan strategi perencanan laba jangka panjang dalam arti luas. d.
Menspesifikasikan strategi perencanaan laba jangka pendek dengan perincian mengenai pendelegasian tanggung jawab.
e. Membuat suatu pelaporan kinerja secara periodik dengan perincian mengenai
pertanggungjawaban. f.
Mengembangkan prosedur tindak lanjut. Dari model tersebut diatas dalam perencanaan dan pengawasan mempunyai
suatu pengembangan dan spesifikasi dalam menentukan kebijakan.
Mengembangkan prosedur tindak lanjut perusahaan bertujuan untuk memperoleh laba selalu menyusun perencanaan dan pengawasan laba untuk setiap tahun.
Menurut Welsch 2000, 42 perencanaan dan pengawasan laba biasanya dikembangkan setiap tahun sebagai berikut:
a. Top manajemen menentukan sasaran, strategi, asumsi, perencanaan dan
pedoman yang disampaikan kepada menejer sub unit. b.
Manajer dari setiap sub unit, mematuhi pedoman umum mengembangkan bagiannya dalam rencana laba komprehensif. Biasanya bagian pertama dari
rencana laba strategis dan taktis adalah menyesuaikan rencana penjualan, karena kegiatan dari sebagian besar perusahaan tergantung pada volume
penjualan.
c. Manajer dari setiap sub unit menyajikan rencana laba dari sub unitnya kepada
manajemen tingkat atas untuk penelaahaan kritis, evaluasi, dan revisi yang disarankan jika memang perlu.
Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani Persero Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.
d. Rencana dari setiap sub unit, setelah disetujui oleh manajemen yang lebih
tinggi, kemudian dikonsolidasikan menjadi rencana laba menyeluruh untuk perusahaan.
Dari proses perencanaan dan pengawasan laba yang dikemukakan oleh Welsch tersebut merupakan suatu langkah untuk penentuan tujuan dan sasaran
dalam mewujudkan pelaksanaan suatu kinerja yang efektif dan efisien dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan.
6. Anggaran Sebagai Alat Perencanaan dan Pengawasan Laba
Semakin kompleksnya masalah menyebabkan banyak kegiatan harus dilaksanakan berdasarkan perencanaan yang cermat. Anggaran adalah bagian
akuntansi yang membahas mengenai keuangan dan operasi perusahaan pada masa yang akan datang. Anggaran digunakakan sebagai alat perencanaan,
pengkoordinasian dan pengawasan kegiatan operasi perusahaan. Anggaran merupakan suatu kebutuhan perusahaan dalam merencanakan laba dan
meningkatkan operasi pada masa yang akan datang. Bukan tidak berarti perencanaan itu adalah anggaran, karena sebagian besar rencana perusahaan itu
diukur dalam bentuk keuntungan dan kerugian perusahaan. Manfaat utama perencanaan manajemen adalah untuk menyediakan proses
umpan ke depan untuk operasi dan pengendalian. Konsep utama kedepan adalah untuk memberi petunjuk kepada setiap manajer dalam membuat keputusan harian.
Rencana yang disetujui unsur pokok dan umpan kedepan. Menurut Adisaputra dan Anggraini 2007, 9 perencanaan diperlukan
karena pertimbangan berikut: a.
Unit bisnis memiliki berbagai tujuan untuk dicapai. Perencanaan memberi arah kepada pencapaian tujuan.
Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani Persero Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.
b. Sumber daya dan kapasitas unit terbatas. Perencanaan menjamin efisiensi
pemanfaatan sumber daya tersebut. c.
Unit bisnis menghadapi persaingan dipasar. Perencanaan mengurangi tingkat resiko kegagalan dipasar.
d. Setiap keputusan bisnis selalu berujung pada laba dan rugi perusahaan dan
anggaran yang merencanakan hal tersebut.
Setiap bagian dari perencanaan harus mencakup evaluasi, penilaian kembali dan berbagai variabel karena hal ini memiliki dampak yang besar
terhadap perencanaan, sasaran, dan tujuan yang realistik dapat dilihat dari Gambar 1.1 dan Gambar 1.2.
Umpan pengkuran Kedepan penilaian
Umpan balik Gambar 2.1 Umpan Kedepan, Umpan Balik, dan Perencanaan Ulang.
Pengembangan tujuan perusahaan adalah hal yang paling mendasar dari pengambilan keputusan dalam proses perencanaan. Tujuan perusahaan
menyatakan secara garis besar kondisi perusahaan dalam jangka panjang. Pernyataan tujuan perusahaan menggambarkan visi, misi, keyakinan dasar dan
nilai – nilai dasar perusahaan. Sebagai contoh tujuan untuk perusahaan manufaktur harus berhubungan dengan lini produk, kualitas produk, dan lain –
lain . Sasaran menggambarkan garis besar tujuan perusahaan yang difokuskan
secara eksplisit dan menspesifikasikan a dimensi waktu untuk pencapaian, b PERENCANAAN
Tujuan dan sasaran yang diinginkan,
strategik dan taktis PERENCANAAN
ULANG OPERASI
Kegiatan nyata, transformasi dan
sumber daya PENGEND
ALIAN Kinerja
aktual dan rencana
diperban dingkan
Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani Persero Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.
ukuran kuantitatif, dan c pembagian kewenangan. Tahap perencanaan berikutnya adalah perumusan strategi yang digunakan untuk menyediakan dasar
pencapaian tujuan dan sasaran perusahaan. Strategi adalah cara bagaimana perusahaan mencapai tujuan – tujuan dengan cara menyerasikan antara sumber
daya dan kapabilitas yang dimiliki dengan berbagai peluang dan ancaman yang dihadapi pasar. Sebagai contoh strategi adalah memperluas daerah penjualan yang
ada atau mengurangi harga jual untuk meningkatkan volume penjualan. Pada akhirnya tahap paling rinci dari perencanaan adalah ketika manajemen
mengoperasionalkan tujuan, sasaran, dan strategi yang telah ditetapkan kedalam rencana laba.
`
Tujuan Perusahaan Luas dan jangka panjang
Ekonomis pemilik
Konsumen lingkungan sosial
Karyawan keluarga
Sasaran Perusahaan Lini produk
profitabilitaspendapatan Lini jasapelayanan pengembalian investasi
Pangsa pasar tingkat perkembangan
Rencana Laba Kuantitatif dan terstruktur
Rencana Laba Strategis Jangka panjang
Luas Jangaka panjang
Tanggung jawab sosial Kuantitatif
Rencana Laba taktis Jangka pendek
Rinci Jangka pendek
Tanggung jawab pada setiap tingkatan Kuantitatif
Gambar 2.2 Hubungan Perencanaan dengan Tujuan, Sasaran dan Rencana Laba
Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani Persero Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.
Anggaran juga merupakan alat pengawasan, fungsi utama dari pengawasan adalah untuk meyakinkan tercapainya tujuan, sasaran, dan standar perusahaan.
Pengawasan memiliki beberapa unsur seperti obbservasi langsung, memo tertulis, kebijakan dan prosedur, laporan realisasi dan laporan kinerja. Anggaran yang
komprehensif memfokuskan pada pelaporan kinerja dan evaluasi kinerja untuk menentukan penyebab kinerja tinggi dan yang rendah.
Karakteristik penting pelaporan kinerja anggaran adalah: a.
Kinerja diklasifikasikan menurut tanggung jawab yang dibebankan sehingga laporan harus sesuai dengan struktur organisasi.
b. Hal – hal yang dikendalikan dan yang tidak dapat dikendalikan harus
ditentukan. Disini harus dibedakan dengan jelas, karena kinerja manajer dinilai dibawah wewenang dan tanggung jawab manajemen yang dapat
dipengaruhinya. c.
Dibuat laporan yang tepat waktu untuk pengendalian yang efektif, laporan kinerja harus diterbitkan dalam periode interm sperti bulanan, mingguan, atau
bahkan secara harian.
7. Fungsi dan Jenis Anggaran
a. Fungsi Anggaran
Anggaran mempunyai beberapa fungsi, menurut Munandar 2000, 10 adalah sebagai berikut:
a. Sebagai pedoman kerja
b. Sebagai alat pengkoordinasian kerja
c. Sebagai alat pengawasan kerja
Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani Persero Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.
Anggaran berfungsi sebagai pedoman kerja dan memberikan arah serta sekaligus memberikan target – target yang harus dicapi oleh kegiatan perusahaan
di waktu yang akan datang. Anggaran berfungsi sebagai alat pengkoordinasian kerja agar semua bagian yang terdapat di dalam perusahaan dapat saling
menunjang, saling kerja sama yang baik, untuk menuju sasaran yang telah ditetapkan. Dengan demikian kelancaran jalannya perusahaan akan lebih terjamin.
Anggaran berfungsi sebagai alat pengawasan kerja sehingga mempunyai tolak ukur, pembanding untuk mengevaluasi realisasi kerja perusahaan pada masa yang
akan datang. Dengan membandingkan antara apa yang tertuang di dalam anggaran dengan apa yang dicapai oleh realisasi kerja perusahaan, dapatlah dimulai apakah
perusahaan telah sukses bekerja atau kurang sukses bekerja. Dari pembanding tersebut dapat pula diketahui kelemahan – kelemahan dan kekuatan yang dimiliki
perusahaan. Hal ini akan dipergunakan sebagai bahan pertimbangan yang sangat berguna untuk menyusun anggaran selanjutnya secara lebih matang dan akurat.
b. Jenis Anggaran
Menurut Herawati dan Sunarto 2004, 8 menyusun anggaran mengacu pada ruang lingkup, peyusunan, fleksibilitas dan periode waktunya.
1 Berdasarkan ruang lingkup
a Anggaran Parsial, yaitu anggaran yang ruang lingkupnya terbatas misalnya
anggran untuk bidang produksi atau bidang keuangan saja. b
Anggaran Komprehensif, yaitu anggaran dengan ruang lingkup menyeluruh karena jenis kegiatannya meliputi seluruh aktivitas
perusahaan.
2 Berdasarkan Fleksibilitasnya
a anggaran tetap fixed budget, yaitu anggaran yang disususun untuk
periode waktu tertentu dengan volume tersebut disusun rencana mengenai pendapatan dan beban.
b Anggaran kontinyu, yaitu anggaran yang disusun untuk periode waktu
tertentu dengan volume tertentu dan berdasarkan volume tersebut
Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani Persero Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.
diperkirakan besarnya pendapatan dan beban umum namun secara periodik dilakukan penelitian kembali.
3 Berdasarkan periode waktu
a Anggaran jangka pendek taktis yaitu anggaran yang dibuat untuk jangka
waktu paling lama 1 tahun. b
Anggaran jangka pendek strategis, yaitu anggaran yang dibuat untuk jangka waktu lebih dari 1 tahun.
Dari anggaran tersebut diatas, anggaran tersebut merupakan suatu rencana
yang telah ditetapkan sebagai pedoman untuk pelaksanaan aktivitas sehingga rencana yang telah dibuat akan dilakukan secara efektif dan efisien selama periode
waktu yang telah ditentukan, dengan demikian aplikasi pokok anggaran berada dalam fungsi perencanaan dan pengendalian.
8. Prosedur Penyusunan Anggaran LabaRugi
Pada dasarnya yang berwenang dan bertanggung jawab atas penyusunan pelaksanaan anggaran berada pada pucuk pimpinan tertinggi perusahaan. Hal ini
disebabkan karena pimpinan tertinggi perusahaan yang paling berwenang dan paling bertanggung jawab atas kegiatan – kegiatan perusahaan secara keseluruhan.
Namun demikian tugas penyusunan anggaran tidak harus ditandai oleh pimpinan tertinggi perusahaan, melainkan dapat didelegasikan kepada bagian lain dalam
perusahaan. Menurut Munandar 2001, 31 atas dasar kelengkapan isinya anggaran
laba rugi dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu: a.
Master Income Statement anggaran induk laba rugi, yaitu anggaran tentang penghasilan atau biaya perusahaan yang berisi taksiran – taksiran secara garis
besar dan kurang dijabarkan secara lebih terperinci seperti misalnya taksiran tahunan.
b. Income Statement supporting budget anggaran penunjang laba rugi, yaitu
anggaran tentang penghasilan dan biaya perusahaan yang berisi taksirannya yang lebih terprinci seperti dari waktu – kewaktu. Adapun anggaran yang
termasuk dalam anggaran pendukung laba rugi adalah sebagai berikut:
Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani Persero Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.
1 Anggaran penjualan
2 Anggaran produksi
a Anggaran unit yang akan di produksi
b Anggaran bahan mentah termasuk anggaran unit kebutuhan bahan
mentah, anggaran pembelian bahan mentah, dan anggaran biaya bahan mentah.
c Anggaran upah tenaga kerja langsung
d Anggaran biaya tidak langsung
3 Anggaran biaya administrasi
4 Anggaran biaya penjualan
5 Non – operating revenues budget
6 Non – operating expenses budget
Persiapan penyusunan anggaran sangat tergantung pada struktur oeragisasi dari masing – masing perusahaan. Akan tetapi pada garis besarnya tugas
mempersiapkan dan menyusun anggaran dapat didelegasikan kepada: a.
Bagian Administrasi Bagi perusahaan kecil dimana kegiatan dari perusahaan belum kompleks,
sederhana dengan lingkup yang terbatas akan menunjuk bagian administrasi pertimbangan bahwa dibagian aministrasi inilah semua data – data dan informasi
yang meliputi kegiatan perusahaan dengan bekal data informasi tersebut ditambah dengan data di luar perusahaan, maka bagian administrasi diharapkan dapat lebih
mampu menyusun anggaran dibanding dengan bagian lain. b.
Panitia Budget Bagi perusahaan besar, dimana kegiatannya cukup kompleks beraneka
ragam dengan ruang lingkup yang cukup luas, sehingga bagian administrasi tidak mungkin dan tidak mampu lagi menyusun budget sendiri tanpa partisipasi secara
aktif dari bagian lain-lain dalam perusahaan. Oleh karena itu tugas menyusun
Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani Persero Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.
budget perlu melibatkan semua unsur yang mewakili semua bagian perlu yang ada diperusahaan yang terbentuk dari suatu yang dinamakan panitia budget.
Bilamana tugas penyusunan rancangan budget yang defenisi telah selesai, maka panitia budget tidak bubar melainkan secara bekala masih perlu
mengadakan pertemuan konsulatif guna membahas pelaksanaan budget tersebut dari waktu ke waktu untuk meningkatkan kerja sama dan koordinasi serta
mengadakan revisi atas budget yang telah disusun bila dirasa perlu. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa setiap bagian dari perusahaan mempunyai tugas
merencanakan, mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan anggaran tersebut. Selanjutnya akan diuraikan mengenai proses penyusunan anggaran.
Dalam hal ini yang diuraikan adalah yang berhubungan dengan anggaran laba rugi Dasar untuk menyusun anggaran labarugi sebagai berikut:
1 Anggaran penjualan
Anggaran penjualan adalah titik awal didalam penyusunan anggaran master, berbagai anggaran biasanya tergantung pada anggaran penjualan. Jika anggaran
penjualan jelek maka anggaran master menjadi tidak bermanfaat dan memboroskan waktu dan usaha. Anggaran penjualan tersebut meliputi anggaran
atau skedul penerimaan kas dari penjualan. Tidak krisis penyusunan anggaran penjualan adalah membuat peramalan penjualan lebih luas dibanding dengan
anggaran penjualan, ramalan ini berhubungan dengan potensi penjualan pada industri dalam mana perusahaan berada dan potensi perusahaan dan tahu bagian
pasar yang mana yang akan dicapai oleh perusahaan. Hasil dari tahun ketahun sebelumnya digunakan sebagai titik awal dalam penyusunan ramalan penjualan.
Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani Persero Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.
Peramalan penjualan meneliti data penjualan dalam berhubungan berbagai faktor termasuk didalamnya tingkat harga, kondisi persaingan, tersedianya penawaran,
kondisi ekonomi umum dan sebagainya. Anggaran penjualan disusun dengan cara mengalikan penjualan dalam unit
yang diharapkan dengan harga jual per unit. Anggaran penjualan dalam satu tahun anggaran biasanya dirinci lebih lanjut kedalam anggaran triwulan, anggaran setiap
triwulan dapat dirinci lebih lanjut ke dalam anggaran perbulan. Umumnya anggaran penjualan dihubungkan selakigus dengan anggaran penerimaan kas dari
penjualan selama periode anggaran yang akan datang. Untuk dapat menyususn anggaran penerimaan kas dari penjualan harus diketahui pola penerimaan atau
anggaran penerimaan kas dari penjualan harus dikerahui pola penerimaan atau penagihan piutang dari hasil penjualan.
2 Anggaran harga pokok penjualan
Anggaran harga pokok penjualan, tujuan perencanaan, pembuatan keputusan dan pengendalian jangka pendek sebaiknya digunakan pendekatan laba
konstribusi. Oleh karena itu biaya produksi yang dibebankan kepada harga pokok produk hanyalah biaya variabel. Atas dasar anggaran biaya produksi, anggaran
persediaan dalam unit selanjutnya disusun anggaran harga pokok produksi variabel anggaran harga pokok penjualan variabel.
3 Anggaran biaya non produksi
Anggaran biaya non produksi memuat suatu daftar biaya non produksi yang diantisipasi akan terjadi selama periode anggaran. Dalam penyusunan anggaran
biaya non produksi berbagai peringkat manajemen yang bertanggung jawab
Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani Persero Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.
terhadap biaya non produksi diminta mengajukan usulan anggaran untuk diolah oleh komite anggaran menjadi anggaran perusahaan. Anggaran biaya non
produksi digolongkan menjadi: a
Anggaran biaya pemasaran b
Anggaran biaya administrasi umum c
Anggaran biaya bunga Setiap anggaran biaya tersebut dikelompokkan kedalam biaya variabel dan
biaya tetap serta kedalam biaya kas dan non kas. Pada perusahaan yang relatif besar, anggaran biaya non produksi, khususnya anggaran biaya pemasaran serta
anggaran biaya administrasi dan umum, lebih lanjut untuk setiap fungsi anggaran biaya pemasaran dapat dirinci kedalam fungsi:
a Penjualan
b Promosi dan advertensi
c Gudang produk selesai
d Pengepakan dan pengiriman
e Pemberian kredit dan penagihan
f Administrasi penjualan
Anggaran biaya administrasi dan umum dapat dirinci kedalam fungsi: a
Keuangan b
Akuntansi c
Humas d
Personalia
Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani Persero Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.
9. Tinjauan Penelitian Terdahulu
a. Girsang 2006 meneliti tentang analisis anggaran penjualan dan realisasi
pada PT. Adei Crumb Rubber Industri Medan. Perumusan masalah adalah bagaimana peranan anggaran penjualan pada PT. Adei Crumb Rubber Industri
Medan, bagaimana proses penyusunan anggaran penjualan pada PT. Adei Crumb Rubber Industri Medan, dan apakah perbedaan antara anggaran penjualan dengan
realisasipada PT. Adei Crumb Rubber Industri Medan. Hasil penelitian tersebut adalah peranan anggaran penjualan adalah sebagi alat perencanaan, pengawasan,
dan koordinasi. Penyusunan anggaran yaitu dengan top down yaitu anggaran penjualan disusun oleh manajer tingkat atas lalu disosialisasikan kepada karyawan
untuk dilaksanakan. b.
Sulastri 2003 meneliti tentang anggaran laba rugi sebagai alat pengawasan pada PT Angkasa Pura II Medan. Rumusan masalahnya adalah bagaimana
menyusun perencanaan laba rugi setiap tahun dan apakah pimpinan mengadakan suatu pengawasan terhadap pelaksanaan laba rugi yang telah disusun. Hasil
penelitian Sulastri adalah perencana laba rugi dimulai dari masing – masing unit sesuai dengan kepentingan masing – masing kemudian dievaluasi dan disetujui
oleh kepala cabang untuk kemudian dibawa kepada direksi pusat untuk disetujui atau bersifat bottom up, dan tidak ada satuan pengawasan intern yang khusus
mengawasi jalannya pelaksanaan anggaran, dinas keuangan hanya melakukan pengawasan bersifat administratif.
Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani Persero Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.
B. Kerangka Konseptual
Anggaran merupakan suatu konsep yang dimulai dari penetapan tujuan atau sasaran yang ingin dicapai perusahaan. Rencana ini dituangkan dalam bentuk
kuantitatif nilai dalam jangka pendek sampai dalam jangka panjang yaitu berupa anggaran. Pada tahun depan setelah realisasi laporan keuangan tahun lalu selesai
maka dilakukan evaluasi antara anggaran dengan realisasinya laporan keuangan menggunakan analisis varians. Selisih – selisih yang terjadi namun tidak
menguntungkan perusahaan dilakukan pengawasan, pengawasan ini berguna untuk mencapai tujuan awal yang sudah ditetapkan baik jangka pendek maupun
jangka panjang.
Gambar 2.3. Kerangka Konseptual TUJUAN
Anggaran Laba Rugi
Realisasi Anggaran laba rugi
EVALUASI
Analisis Varians
Pengawasan
Nurhasanah Siregar : Analisa Perencanaan Dan Pengawasan Laba Pada PT. Pertani Persero Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara, 2010.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah penelitian kualitatif deskriptif yaitu penelitian yang mengumpulkan dan memahami aspek – aspek
objek yang diteliti yang akan menjadi kunci terhadap penelitian.
B. Jenis dan Sumber data