Ummi Mardhiah Batubara : Pembuatan Pakan Ikan Dari Protein Sel Tunggal Bakteri Fotosintetik Anoksigenik Dengan Memanfaatkan Limbah Cair Tepung Tapioka Yang Diuji Pada Ikan Nila Oreochromis Niloticus, 2010.
BAB 3
BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2008 sampai September 2009 di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi, Laboratorium Biokimia Departemen
Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian THP Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dan
Laboratorium Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara BLHSU.
3.2 Sumber Isolat
Kultur BFA Rhodopseudomonas palustris sebagai penghasil protein sel tunggal diperoleh dari hasil penelitian sebelumnya yang diisolasi dari limbah gliserol pabrik
kelapa sawit PT. Flora Sawita Sumatera Utara.
3.3 Bahan
Bahan yang digunakan adalah kultur BFA Rhodopseudomonas palustris yang ditumbuhkan pada medium mineral modifikasi Lampiran F, hal: 38, dan komposisi
pakan Lampiran H, hal: 40 yang dijual secara komersil.
Ummi Mardhiah Batubara : Pembuatan Pakan Ikan Dari Protein Sel Tunggal Bakteri Fotosintetik Anoksigenik Dengan Memanfaatkan Limbah Cair Tepung Tapioka Yang Diuji Pada Ikan Nila Oreochromis Niloticus, 2010.
3.4 Pengukuran Laju Pertumbuhan Bakteri Fotosintetik Anoksigenik
Laju pertumbuhan diukur dengan metode spektrofotometri pada panjang gelombang 750 nm Lowry et al., 1951. Laju pertumbuhan yang terlihat dicatat setiap hari
selama 7 hari. Laju pertumbuhan setiap 0, 48, 72 dan 96 jam dicatat sebagai nilai absorbansi. Sebanyak 10 ml isolat yang berumur 72 jam diinokulasikan ke dalam
media cair mineral modifikasi dengan Na-asetat sebagai sumber C hingga volume menjadi 200 ml. Alur kerja pengukuran laju pertumbuhan BFA dapat dilihat pada
Lampiran A, hal: 33.
3.5 Kondisi Pertumbuhan
Semua kultur yang ditumbuhkan diberi cahaya dengan lampu pijar 40 W pada jarak 30 cm pada suhu ruang Suryanto Suwanto. 2000.
3.6 Pembuatan Kurva Standard
Sebelum dilakukan penghitungan kadar protein bakteri yang diperoleh, perlu dilakukan pembuatan kurva standard. Sebanyak 0; 30; 60; 120; 180; 240; 300 µgml
dimasukkan BSA Bovine Serum Albumin ke dalam masing-masing tabung reaksi, kemudian ditambah dengan 5,0 ml pereaksi C, dihomogenkan dan diinkubasi selama
10 menit pada suhu ruang. Larutan Folin Ciocalteu ditambahkan sebanyak 0,5 ml, dihomogenkan dan diinkubasi selama 30 menit pada suhu ruang. Absorbansinya
diukur dengan menggunakan spektrofotometer Shimadzu UV-VIS 1601 A pada panjang gelombang 750 nm Lowry et al., 1951. Persamaan garis regresi kurva
standar larutan protein ditentukan dengan metode Least Square. Alur kerja Pembuatan Kurva Standard Maksimum dapat dilihat pada Lampiran C, hal: 35.
3.7 Penentuan Kadar Protein