Penentuan Kadar Protein Berat Sel Pembuatan Pakan Ikan

Ummi Mardhiah Batubara : Pembuatan Pakan Ikan Dari Protein Sel Tunggal Bakteri Fotosintetik Anoksigenik Dengan Memanfaatkan Limbah Cair Tepung Tapioka Yang Diuji Pada Ikan Nila Oreochromis Niloticus, 2010.

3.4 Pengukuran Laju Pertumbuhan Bakteri Fotosintetik Anoksigenik

Laju pertumbuhan diukur dengan metode spektrofotometri pada panjang gelombang 750 nm Lowry et al., 1951. Laju pertumbuhan yang terlihat dicatat setiap hari selama 7 hari. Laju pertumbuhan setiap 0, 48, 72 dan 96 jam dicatat sebagai nilai absorbansi. Sebanyak 10 ml isolat yang berumur 72 jam diinokulasikan ke dalam media cair mineral modifikasi dengan Na-asetat sebagai sumber C hingga volume menjadi 200 ml. Alur kerja pengukuran laju pertumbuhan BFA dapat dilihat pada Lampiran A, hal: 33.

3.5 Kondisi Pertumbuhan

Semua kultur yang ditumbuhkan diberi cahaya dengan lampu pijar 40 W pada jarak 30 cm pada suhu ruang Suryanto Suwanto. 2000.

3.6 Pembuatan Kurva Standard

Sebelum dilakukan penghitungan kadar protein bakteri yang diperoleh, perlu dilakukan pembuatan kurva standard. Sebanyak 0; 30; 60; 120; 180; 240; 300 µgml dimasukkan BSA Bovine Serum Albumin ke dalam masing-masing tabung reaksi, kemudian ditambah dengan 5,0 ml pereaksi C, dihomogenkan dan diinkubasi selama 10 menit pada suhu ruang. Larutan Folin Ciocalteu ditambahkan sebanyak 0,5 ml, dihomogenkan dan diinkubasi selama 30 menit pada suhu ruang. Absorbansinya diukur dengan menggunakan spektrofotometer Shimadzu UV-VIS 1601 A pada panjang gelombang 750 nm Lowry et al., 1951. Persamaan garis regresi kurva standar larutan protein ditentukan dengan metode Least Square. Alur kerja Pembuatan Kurva Standard Maksimum dapat dilihat pada Lampiran C, hal: 35.

3.7 Penentuan Kadar Protein

Bakteri-bakteri yang mampu tumbuh pada limbah cair tapioka yang berumur masing- masing 0, 48, 72 dan 96 jam diambil sebanyak 1 ml. Biakan tersebut dimasukkan ke dalam tabung sentrifuse. Tabung disentrifugasi dengan kecepatan 6.000 rpm selama Ummi Mardhiah Batubara : Pembuatan Pakan Ikan Dari Protein Sel Tunggal Bakteri Fotosintetik Anoksigenik Dengan Memanfaatkan Limbah Cair Tepung Tapioka Yang Diuji Pada Ikan Nila Oreochromis Niloticus, 2010. 25 menit. Hasil dari sentrifugasi berupa pellet dan supernatan. Supernatan dibuang, sedangkan pellet ditambah aseton sebanyak 0,5 ml lalu dihomogenkan. Kemudian aseton dibiarkan menguap. Aquadest ditambahkan ke dalam tabung reaksi hingga volume 1 ml. Kemudian ditambah dengan 5,0 ml pereaksi C dan diinkubasi selama 10 menit pada suhu ruang. Lalu larutan ditambahkan 0,5 ml Folin Ciocalteu, kemudian dihomogenkan. Larutan diinkubasi selama 30 menit pada suhu ruang. Absorbansinya diukur dengan menggunakan spektrofotometer Shimadzu UV-VIS 1601 A pada panjang gelombang 750 nm Lowry et al., 1951. Kadar protein ditentukan berdasarkan persamaan regresi standar larutan protein dengan metode Least Square Glover Mitchell, 2002. Alur kerja penentuan kadar protein BFA dapat dilihat pada Lampiran D, hal: 36.

3.8 Berat Sel

Biakan BFA yang berumur 0, 72 dan 120 jam masing-masing diambil sebanyak 1 ml dan dimasukkan ke dalam tabung mikro yang sudah diketahui beratnya. Biakan BFA disentrifugasi selama 25 menit dengan kecepatan 6.000 rpm. Hasil sentrifugasi berupa pellet dan supernatan. Bagian supernatan dibuang sedangkan pellet ditimbang beratnya. Untuk mengetahui berat sel awal dilakukan penghitungan dengan menggunakan rumus: Berat sel = berat tabung mikro + berat pellet – berat tabung mikro Pelet yang sudah diketahui berat selnya kemudian dikeringkan di dalam oven pada suhu 100 o C selama 12 jam Kim Lee, 1999. Untuk mengetahui berat kering sel dilakukan penghitungan dengan menggunakan rumus: Berat kering = berat sel awal – berat sel akhir

3.9 Pembuatan Pakan Ikan

Pakan ikan terbagi dalam dua golongan yaitu golongan yang berjumlah banyak dedak dan golongan yang berjumlah sedikit vitamin dan mineral. Bahan-bahan yang berupa tepung kering dicampur mulai dari bahan yang jumlahnya paling sedikit, kemudian secara berangsur-angsur ditambahkan sedikit demi sedikit bahan lain yang Ummi Mardhiah Batubara : Pembuatan Pakan Ikan Dari Protein Sel Tunggal Bakteri Fotosintetik Anoksigenik Dengan Memanfaatkan Limbah Cair Tepung Tapioka Yang Diuji Pada Ikan Nila Oreochromis Niloticus, 2010. jumlahnya lebih banyak. Biakan bakteri BFA dengan media pertumbuhan cair ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam bahan pelet yang sudah tercampur sesuai dengan takaran yang ditentukan. Semua bahan yang digunakan dipastikan tercampur rata, setelah semua bahan masuk, proses pengadukan tetap dilakukan sampai terjadi perubahan warna, setelah itu adonan diangkat dan didinginkan di atas tampir tampah besar Murtidjo, 2007. Pencetakan dilakukan dengan menggunakan alat penggiling daging. Hasil cetakan akan keluar berupa batangan-batangan yang melingkar karena masih basah, besar kecil ukuran tergantung pada besar kecilnya mata lubang alat penggiling dies yang digunakan yang biasanya berukuran 2-5 mm. Batangan basah kemudian dipotong pendek-pendek sepanjang ± 3 cm. Kemudian hasil pemotongan pelet dijemur di atas tampah wadah lain sampai kering. Selama penjemuran perlu kita bolak-balik agar hasil yang didapat merata. Penjemuran dianggap cukup apabila pelet sudah terasa kering kemrisik, keras, dan getah mudah patah. Pada waktu pelet kita bolak-balik dan pada waktu diangkat dari penjemuran, pelet dapat patah menjadi ukuran yang lebih pendek, yang berkisar antara 1-2 cm. Pelet kering yang bagus kandungan airnya sebaiknya antara 10-12 Mudjiman, 1998. Alur kerja Pembuatan Pakan Ikan dapat dilihat pada Lampiran E, hal: 37.

3.10 Desain Percobaan