Limbah Cair Tepung Tapioka

Ummi Mardhiah Batubara : Pembuatan Pakan Ikan Dari Protein Sel Tunggal Bakteri Fotosintetik Anoksigenik Dengan Memanfaatkan Limbah Cair Tepung Tapioka Yang Diuji Pada Ikan Nila Oreochromis Niloticus, 2010. menentukan mikroorganisme yang cocok dalam menghasilkan pakan dan pangan harus memiliki karakteristik antara lain: 1. tidak bersifat patogen dan tidak toksik 2. memiliki kemampuan untuk mengasimilasi sumber makanan, yang lebih diutamakan adalah bahan-bahan limbah 3. pertumbuhan yang cepat dan kebutuhan nutrisinya sederhana 4. hasil yang tinggi dan kualitas nutrisi protein yang bagus 5. bebas dari metabolik yang tidak diinginkan pada akhir produk Protein sel tunggal sering dimanfaatkan sebagai pengganti protein dari sumber konvensional pada pakan ternak atau bahan pangan Khan et al., 1992. Dibandingkan dengan mikroalgae dan yeast, BFA memiliki beberapa keuntungan sebagai diet untuk perairan. Telah dilaporkan bahwa penambahan BFA sebagai sumber makanan merangsang pertumbuhan zooplankton yang lebih banyak daripada alga hijau dan sangat berguna untuk pertumbuhan udang Kobayashi et al., 1995. Produksi massa dari BFA sebagai protein sel tunggal nampaknya menjadi solusi yang menarik untuk masalah pertumbuhan suplemen protein untuk wilayah perairan Kim Lee, 2000

2.6 Limbah Cair Tepung Tapioka

Proses pembuatan tapioka memerlukan air untuk memisahkan pati dari serat. Pati yang larut dalam air harus dipisahkan. Teknologi yang ada belum mampu memisahkan seluruh pati yang terlarut dalam air, sehingga limbah cair yang dilepaskan ke lingkungan masih mengandung pati. Limbah cair akan mengalami dekomposisi secara alami di badan perairan dan menimbulkan bau yang tidak sedap. Bau tersebut dihasilkan pada proses penguraian senyawa yang mengandung nitrogen, sulfur dan fosfor dari bahan berprotein Zaitun, 1999; Hanifah et al., 1999. Di beberapa negara bagian Asia tenggara residu karbohidrat tersedia dalam jumlah yang besar. Beberapa residu ini telah digunakan sebagai substrat untuk pertumbuhan mikroorganisme, dan beberapa diantaranya memiliki nilai gizi tinggi yang telah dibukt ikan kebenarannya Stanton et al., 1969. Di beberapa negara seperti Ummi Mardhiah Batubara : Pembuatan Pakan Ikan Dari Protein Sel Tunggal Bakteri Fotosintetik Anoksigenik Dengan Memanfaatkan Limbah Cair Tepung Tapioka Yang Diuji Pada Ikan Nila Oreochromis Niloticus, 2010. Malaysia dan banyak negara tetangga lain, ada penambahan kebutuhan untuk sumber protein. Konsumsi protein telah dilaporkan mencapai 45 ghariorang dan untuk memenuhi kebutuhan itu dibutuhkan 17 g protein hewan. Tapioka dapat digunakan sebagai pakan hewan dalam bentuk kepingan chips, pelet, dan nutrisi untuk mikroba protein sel tunggal. Tanaman tapioka terdiri dari akar, daun, dan batang yang merupakan sumber karbohidrat dan protein yang baik. Bagian lain tanaman dapat dimanfaatkan sebagai makanan hewan. Daunnya dapat digunakan sebagai pakan ikan yang disimpan dalam jangka waktu yang lama, dikeringkan untuk suplemen makanan dan dibentuk tepung untuk konsentrasi pakan. Batang dapat dicampur dengan daun dan digunakan sebagai makanan pencernaan hewan ruminansia. Akar tanaman dapat dibentuk kepingan dan pelet serta digunakan sebagai makanan yang berupa serpihan akar maupun serat, sedangkan hasil ekstraksi pati dan proses pengeringan dimanfaatkan secara langsung sebagai makanan hewan atau sebagai substrat untuk produksi protein sel tunggal Best, 1978. Ummi Mardhiah Batubara : Pembuatan Pakan Ikan Dari Protein Sel Tunggal Bakteri Fotosintetik Anoksigenik Dengan Memanfaatkan Limbah Cair Tepung Tapioka Yang Diuji Pada Ikan Nila Oreochromis Niloticus, 2010. BAB 3 BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat