Klasifikasi Dan Morfologi Ikan Nila Bakteri Fotosintetik Anoksigenik

Ummi Mardhiah Batubara : Pembuatan Pakan Ikan Dari Protein Sel Tunggal Bakteri Fotosintetik Anoksigenik Dengan Memanfaatkan Limbah Cair Tepung Tapioka Yang Diuji Pada Ikan Nila Oreochromis Niloticus, 2010. dengan memperhitungkan adanya pakan alami di alam. Induk ikan membutuhkan protein pakan sekitar 30-40 Lovell, 1989, Protein rendah diperuntukkan pada induk ikan omnivora seperti ikan Nila. Pada kondisi alami ikan nila dapat tumbuh dengan baik hanya dengan mengandalkan nutrien yang berasal dari plankton, daun- daunan hijau, organisme dasar, invertebrata air, larva ikan, detritus, dan serasah. Meskipun ikan Nila cenderung dapat tumbuh pada protein pakan rendah, riset laboratorium oleh Wee Tuan 1988 menunjukkan bahwa pertumbuhan optimum ikan membutuhkan protein pakan yang tidak jauh berbeda dengan jenis ikan lainnya yaitu 27,5-35. Imbangan energi dapat dicerna dengan protein pakan untuk nila adalah sekitar 8,3-9,3 kkal per gram protein Winfree Stickney, 1981. Setiap spesies ikan berbeda kebutuhannya akan protein dan energi. Hal ini dipengaruhi oleh umurukuran ikan dan jenis ikan. Saridewi 1998 melaporkan bahwa ikan nila dengan bobot 2,43 g membutuhkan protein 31,22 dengan imbangan antara energi dan protein sebesar 8 kkalg protein.

2.3 Klasifikasi Dan Morfologi Ikan Nila

Ikan nila Oreochromis niloticus merupakan jenis ikan yang diintroduksi dari luar negeri. Ikan nila termasuk kedalam genus Oreochromis, karena golongan ikan ini mempunyai sifat yang unik setelah memijah yakni induk betina mengulum telur yang telah dibuahi di dalam mulutnya. Menurut Suyanto 2009 klasifikasi lengkap ikan nila yang dianut para ilmuan adalah : Filum : Chordata Kelas : Osteichthyes Ordo : Percomorphi Famili : Cichlidae Genus : Oreochromis Spesies : Oreochromis niloticus Ikan nila mampu tumbuh cepat hanya dengan pakan yang mengandung protein sebanyak 20-25. Ikan nila dapat memijah sepanjang tahun. Apabila induk ikan Ummi Mardhiah Batubara : Pembuatan Pakan Ikan Dari Protein Sel Tunggal Bakteri Fotosintetik Anoksigenik Dengan Memanfaatkan Limbah Cair Tepung Tapioka Yang Diuji Pada Ikan Nila Oreochromis Niloticus, 2010. dipelihara dengan baik dan diberi pakan yang berkualitas maka ikan nila dapat memijah setiap 1,5 bulan sekali. Persediaan pakan dalam habitat ikan nila sebanding dengan jumlah ikan sehingga pertumbuhan akan semakin cepat. Ikan nila mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan yakni nila lebih efisien menggunakan pakan, bersifat omnivora, cepat pertumbuhannya, berdaging tebal, dan rasa dagingnya mirip dengan kakap merah Suyanto, 2009.

2.4 Bakteri Fotosintetik Anoksigenik

Bakteri Fotosintetik Anoksigenik BFA adalah bakteri air yang tersebar dalam air tawar maupun air laut, bersel tunggal, berwarna merah, jingga atau hijau. Yang disebabkan karena adanya kandungan klorofil bakteri dari senyawa karotinoid Schlegel, 1994. Di alam, BFA terdistribusi luas di air dan tanah. Bakteri ini juga tumbuh baik pada lingkungan yang tercemar akibat kegiatan manusia. Bakteri ini juga sering dijumpai dalam sistem pengolahan limbah cair biologi secara aerob Kobayashi Kobayashi, 1995. Dalam lumpur aktif BFA ada dalam jumlah yang lebih sedikit daripada bakteri kemoheterotrof aerobik, sekitar 10 3 sampai dengan 10 5 sel hidup per mg lumpur kering Hiraishi et al., 1995. Umumnya BFA mampu mengasimilasi karbondioksida dan molekul nitrogen fiksasi nitrogen, dengan menggunakan cahaya sebagai sumber energi Kobayashi Kobayashi, 1995. Kobayashi et al., 1967 melaporkan bahwa BFA tersebar luas di lahan-lahan sawah basah Asia Tenggara, yang dikenal sebagai daerah tropis dengan suhu minimum yang tinggi dan intensitas cahaya matahari yang cukup besar Seumahu et al., 1997. Bakteri fotosintetik anoksigenik tidak hanya hidup di permukaan tanah yang disinari matahari tapi juga dapat tumbuh dalam kegelapan di tanah dengan ke dalaman 8 cm Kobayashi et al., 1967. Bakteri fotosintetik anoksigenik dapat hidup secara aerob, anaerob, maupun secara fermentasi, selain itu juga mampu menggunakan cahaya spektrum merah sampai infra merah, tahan terhadap herbisida tertentu dan mampu mendetoksikasi H 2 S Habte Alexander, 1980. Bakteri fotosintetik anoksigenik memiliki ketahanan yang tinggi terhadap oksianion logam tanah jarang seperti arsenat, kromat, dan selinat Ummi Mardhiah Batubara : Pembuatan Pakan Ikan Dari Protein Sel Tunggal Bakteri Fotosintetik Anoksigenik Dengan Memanfaatkan Limbah Cair Tepung Tapioka Yang Diuji Pada Ikan Nila Oreochromis Niloticus, 2010.