Biological Oxygen Demand BOD pH

Tetty Rini Rebecca Siregar : Studi Keanekaragaman Makrozoobenthos Di Aliran Sungai Belawan Kecamatan Pancur Batu Dan Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang, 2010. Kisaran toleransi zoobentos terhadap oksigen terlarut berbeda-beda. Menurut Sastrawijaya 1991, kehidupan zoobenthos dapat bertahan jika ada oksigen terlarut minimum sebanyak 5 mgl, selebihnya tergantung kepada ketahanan organisme, derajat keaktifan, kehadiran pencemar, temperatur air dan sebagainya.

2.4.3 Biological Oxygen Demand BOD

Biological Oxygen Demand BOD adalah peristiwa penguraian bahan buangan organik melalui proses oksidasi oleh mikroorganisme di dalam air Wardhana, 1995. Nilai Biological Oxygen Demand BOD menyatakan jumlah oksigen yang diperlukan oleh mikroorganisme aerobik dalam proses penguraian senyawa organik, yang diukur pada suhu 20 C. Dari hasil penelitian misalnya diketahui bahwa untuk menguraikan senyawa organik yang terdapat di dalam limbah rumah tangga secara sempurna, mikroorganisme membutuhkan waktu sekitar 20 hari lamanya. Mengingat bahwa waktu selama 20 hari dianggap terlalu lama dalam proses pengukuran ini, sementara dari hasil penelitian diketahui bahwa setelah pengukuran dilakukan dalam 5 hari jumlah senyawa organik yang diuraikan sudah mencapai 70, maka pengukuran yang umum dilakukan adalah pengukuran selama 5 hari BOD 5 Förstner, 1990 dalam Barus, 2004 . Nilai konsentrasi BOD 5 pada suatu badan perairan dapat mempengaruhi kehidupan biota air diantaranya zoobenthos. Batas toleransi hewan benthos terhadap BOD 5 tergantung spesiesnya. Umumnya nilai konsentrasi BOD 5 di atas 10 mgl - 20 mgl O 2 dapat menekan pertumbuhan populasi hewan benthos Brower et al, 1990.

2.4.4 pH

Setiap spesies memiliki kisaran toleransi yang berbeda terhadap pH. pH yang ideal bagi kehidupan organisme akuatik termasuk makrozoobenthos pada umumnya Tetty Rini Rebecca Siregar : Studi Keanekaragaman Makrozoobenthos Di Aliran Sungai Belawan Kecamatan Pancur Batu Dan Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang, 2010. berkisar antara 7 sampai 8,5. Kondisi perairan yang sangat asam ataupun sangat basa akan membahayakan kelangsungan hidup organisme karena akan menyebabkan gangguan metabolisme dan respirasi. pH yang sangat rendah akan menyebabkan mobilitas berbagai senyawa logam berat yang bersifat toksik semakin tinggi yang tentunya akan mengancam kelangsungan hidup organisme akuatik, dan pH yang tinggi akan menyebabkan keseimbangan antara amonium dan amoniak dalam air akan terganggu, dimana kenaikan pH di atas netral akan meningkatkan konsentrasi amoniak yang juga bersifat sangat toksik bagi organisme termasuk makrozoobenthos Barus, 2004.

2.4.5 Substrat Dasar