c. Ruang C. Merupakan ruang penyimpanan bahan pengemas primer misal :
alumunium foil. Suhu ruang ini di monitor maksimal 25 ºC dan kelembaban maksimal 70 ± 5 , dikondisikan selama 24 jam.
d. Ruang D. Merupakan ruang penyimpanan bahan baku, terutama bahan aktif.
Suhu ruangan maksimal 25 ºC dan kelembaban maksimal 70 ± 5 , dikondisikan selama 24 jam. Ruangan ini dibagi 4 bagian, yaitu :
• Untuk bahan aktif produk lisensi.
• Untuk bahan baku non lisensi.
• Bagian ruang bersuhu kurang dari 8-15 ºC cool storage . Untuk
penyimpanan bahan aktif seperti dopamine HCL, ekstra kental saga, ekstra pekat sirih, dll.
• Untuk penyimpanan bahan baku yang masih dalam status KIP jika
memang perlu kondisi penyimpanan khusus, bagian ini di batasi dengan garis kuning pada lantai. Untuk produksi yang reject di
dalam area di batasi garis merah. Sistem penyimpanan yang digunakan dalam rak bawah merupakan
bahan – bahan yang sering di pakai, dan rak atas merupakan bahan – bahan yang jarang di pakai, bahan dalam wadah ukuran kecil disimpan dalam lemari.
Pengontrolan suhu dan kelembaban gudang dilakukan 2x sehari, yaitu pada pukul 09.00 pagi dan 14.00 siang. Pemeriksaan kebersihan gudang dilakukan
1x seminggu, seperti, ventilasi, atap, lantai dan dinding, serta melindungi bahan dari gangguan binatang, di lakukan pest control setiap 2 minggu sekali
oleh pihak ketiga. Untuk barang – barang yang mudah terbakar seperti aseton dan alcohol disimpan dalam gudang terpisah dengan gudang terpisah dengan
gudang lain “gudang api“.
c. Pengeluaran
Pengeluaran bahan baku dari penyimpanan melalui penimbangan sentral PS berdasarkan pada SPK dari PPPI kepada bagian produksi.
Selanjutnya bagian PS akan mengeluarkan BPBB ke bagian penyimpanan. Bagian penyimpanan akan mengeluarkan barang sesuai dengan permintaan
tersebut. System pengeluaran di bagian penyimpanan menggunakan system FIFO First in First out dengan melihat nomor hasil pemeriksaan
laboratorium dan system FEFO First expire First out untuk barang yang kadaluarsanya sangat pendek. Pengeluaran bahan pengemas dari gudang
kemasan berdasarkan BPBP Bon Permintaan Bahan Pengemasan yang diserahkan oleh bagian produksi yang membutuhkan.
Bagian penyimpanan berkoordinasi dengan bagian PPPI, setiap akhir bulan dilakukan stock opname barang yang dapat di lihat dari kartu stok
bagian penyimpanan. Jika terjadi kekeliruan karena penulisan atau kesalahan apapun, maka harus dibuat berita acara.
d. Penimbangan Sentral.
Penimbangan sentral dipimpin oleh Supervisor Penimbangan Sentral PS . Setelah SPK di keluarkan oleh PPPI kepada bagian produksi, maka
bagian produksi akan meminta bahan baku yang dibutuhkan kepada PS dengan menyerahkan rencana produksi dan bahan baku, Catatan Pengolahan Batch
CPB dan bon permintaan bahan baku BPBB . Kemudian PS akan mengeluarkan bon permintaan bahan baku intern BPBI pada gudang bahan
baku. Bila persediaan barang yang akan digunakan tidak tersedia atau tidak cukup maka gudang bahan baku akan mengeluarkan barang permintaan.
PS memiliki 4 ruang penimbangan yaitu ruang 1, 2, 3 dan 4. ruang 1 digunakan untuk penimbangan zat aktif golongan narkotika. Ruang 4
digunakan untuk penimbangan cairan dan gula dalam jumlah yang besar. Ruang 2 dan 3 digunakan untuk menimbang bahan baku lainnya.
3.3. Bagian Produksi
Bagian produksi PT. Kimia Farma Persero Tbk. Plant Jakarta dipimpin oleh seorang Manager yang membawahi 5 Lima bagian yang
masing – masing dipimpin oleh seorang Asisten Manager yaitu Bagian Formulasi I, Formulasi II, Formulasi III, Beta laktam dan Bagian Pengemasan.
1. Bagian Formulasi I dan Narkotika.
Bagian formulasi I dipimpin oleh seorang Asisten Manager yang membawahi 3 Supervisor yaitu Supervisor Granulagsi, Pencetakan dan
Penyalutan. Alur proses produksi diawali dari bagian PPPI mengeluarkan SPK Surat Perintah Kerja kepada Bagian Formulasi I untuk melakukan
produksi kemudian Bagian Formulasi I akan meminta bahan baku ke Penimbangan Sentral dengan menyertakan rencana produksi dan
penimbangan bahan baku, Catatan Pengolahan Batch CPB yang dilampirkan dengan Berita Acara Produksi BAP , Man Hour dan Machine
Hour dan Bon Penyerahan Bahan Baku BPBB . Bahan baku yang telah diterima dari Penimbangan Sentral akan dilanjutkan dengan proses
pencampuran. Proses pembuatan tablet meliputi penimbangan bahan baku,
pencampuran dan pencetakan. Metode pembuatan tablet ada 3 macam yaitu granulasi basah, granulasi kering dan kempa langsung. Pemilihan metode
tergantung dari sifat zat aktif yang akan dibuat tablet.
a. Granulasi Basah