Validasi pembersihan Cleaning Validasi merupakan suatu tindakan pembuktian dengan cara yang sesuai bahwa prosedur
pembersihansanitasihigiene maupun menghilangkan kontaminan debu bahan aktif tambahan, detergen, mikroba dari mesin sehingga memenuhi spesifikasi
yang diharapkan.Validasi bertujuan untuk menjamin bahwa prosedur pembersihan tidak mengubah kualitas safety, identity, strength, quality, purity
produk yang dibuat. Kualifikasi peralatan adalah suatu metode yang digunakan untuk
mendokumentasi seluruh kegiatan yang bertujuan untuk menjamin bahwa alat yang dikualifikasi sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan. Kualifikasi
peralatan mencakup :Design Qualification DQ, Installation Qualification IQ, Operational Qualification OQ, dan Performance Qualification PQ
3.5. Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan
PT. Kimia Farma Persero Tbk. Plant. Jakarta sebagai industri farmasi, menjalankan kegiatan produksi berupaya agar sekecil mungkin menimbulkan
dampak pencemaran terhadap lingkungan dengan menerapkan CPOB. Perwujudan upaya tersebut dengan adanya suatu unit pengolahan limbah yang
bertanggung jawab dalam sistem pengolahan limbah dan kesehatan lingkungan yang dikenal dengan K3L. Tujuan K3L adalah untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja, mencegah penyakit akibat kerja, mencegah penyakit akibat hubungan kerja dan pengolahan lingkungan hidup. Sedangkan fungsi dari K3L
itu sendiri adalah untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja mulai dari karyawan tersebut berangkat, sampai tiba di tempat kerja, selama bekerja dan
sampai kembali kerumahnya.
1. Keselamatan Kerja
Program yang dilakukan K3L untuk keselamatan karyawan antara lain : a.
Pembuatan lembar data keselamatan karyawan, pembuatan petugas P3K dan penyediaan kotak P3K ditempat kerja.
b. Pelatihan pemadam kebakaran satu kali seminggu setiap hari jumat,
tentang tata cara penggunaan hydrant dan pemadam kebakaran api kecil.
c. Inspeksi tempat kerja yang dilakukan satu minggu dari satu bagian
kebagian yang lain. Meliputi : keselamatan tangga darurat, keselamatan kimia, biologi, dan monitoring alat bantu dan gerak.
d. Pelatihan keselamatan kerja untuk karyawan baru dan lama tentang
keselamatan dan bahaya kerja yang dilakukan satu tahun sekali dan materi disesuaikan pada masing-masing bagian.
e. Pemasangan tanda rambu Hollow Point tanggap darurat, yaitu tempat
untuk berkumpulnya karyawan bila terjadi bencana alam misalnya gempa dan kebakaran.
f. Membuat tanda-tanda peringatan tentang keselamatan kerja ditempat-
tempat tertentu misalnya : tempat produksi Betalaktam dan Non Betalaktam, bengkel, gudang, penimbangan sentral, dan lainnya.
g. Menyediakan alat pelindung diri bagi karyawan seperti : helm, google
pelindung mata, up front pelindung dada, ear muft atau ear plug untuk pelindung telinga, masker hidung, celana hernia safety belt,
dan safety shoes. h.
Mengadakan pemeriksaan untuk karyawan tertentu, misalnya : pemeriksaan audiometric 2 kali setahun Juli dan Desember terutama
bagi karyawan yang bekerja pada daerah dengan tingkatan kebisingan yang tinggi, pemeriksaan mata 1 kali setahun, dan pemeriksaan urin
dan darah lengkap serta rontgen 1 kali setahun.
2. Pengelolaan Limbah
a. Pengolahan limbah PT.Kimia Farma Persero Tbk. Plant Jakarta PT.Kimia Farma Persero Tbk. Plant Jakarta dalam
pengelolaan limbah mengacu pada undang-undang No.23 tahun 1997, berusaha terus menerus melakukan upaya-upaya pengelolaan
lingkungan, terutama dalam pengelolaan limbah padat maupun cair.
Pembangunan 1 buah unit Instalansi Pengolahan Air Limbah IPAL yang telah memperoleh Izin Pembangunan Limbah Cair IPLC dari
Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah BPLHD. PT. Kimia Farma Persero Tbk. Plant jakarta juga melakukan
pembuangan limbah padat dan cair kategori B3, oleh karena itu PT. Kimia Farma Persero Tbk. Plant Jakarta bekerjasama dengan pihak
ketiga dalam hal ini PT.PPLI Cileungsi Bogor dan PT. Dongwoo Cikarang Bekasi dalam pemusnahannya.
Kegiatan kontrol terhadap baku mutu air buangan akhir dari proses pengolahan air limbah, dilakukan pemantauan 2 kali seminggu
oleh laboratorium pengujian Plant Jakarta sesuai dengan parameter wajib pantau untuk industri farmasi dan sebagai kontrol dilakukan
sampel air limbah ke BPLHD Jakarta setiap 3 bulan. Air keluar yang masuk ke bak biokontrol tidak disalurkan keseluruh luar pabrik,
melainkan dimanfaatkan kembali untuk penyiraman tanaman. b. Penggolongan limbah yang dihasilkan oleh PT. Kimia Farma Persero
Tbk. Plant jakarta. 1 Limbah Padat
Limbah padat berasal dari beberapa bagian seperti obat yang telah kadaluarsa, limbah hasil dari proses produksi seperti
produk gagal, debu dan kemasan. Limbah juga dapat berasal dari laboratorium, seperti agar dan sample yang telah kadaluarsa, jika
kotoran dan sampah yang berasal dari kantin karyawan, sampah dari kebun dan kertas dari kegiatan administrasi dan perkantoran.
Limbah hasil produksi PT. Kimia Farma Persero Tbk. Plant jakarta. Bekerjas dengan PT. Persada Pemusnah Limbah Industri
PPLI di Cileungsi Bogor untuk pengolahannya. Limbah sisa media agar di sterilisasi pada suhu 121ºC dengan autoclave lalu
dikubur. Limbah dari kotoran dapur dan sampah kebun diolah
dengan bekerjasama dengan Pemda DKI, sedangkan kertas-kertas bekas didaur ulang dan bekerjasama dengan pabrik di Bekasi.
2. Limbah Cair. Limbah cair dapat berasal dari kegiatan produksi, yaitu :
a. Kegiatan produksi : pencucian mesin, alat-alat produksi,
pencucian kemasan, sanitasi ruangan, sanitasi karyawan produksi.
b. Kegiatan laboratorium : pencucian alat, sanitasi ruangan,
sanitasi karyawan, limbah cair sisa pemeriksaan, pelarut sisa reagen.
c. Kegiatan sarana penunjang : oli bekas mesin, solar bekas cucian
alatmesin yang diperbaiki. d.
Kegiatan sanitasi pabrikkantor. Limbah cair dikelola dengan maksud untuk mengurangi
substansi-substansi pencemaran sebelum limbah dibuang ke dalam badan air. Limbah cair diolah sendiri IPAL, sedangkan nyang
termasuk kedalam golongan limbah B3, diolah diluar PT. Kimia Farma Persero Tbk. Plant Jakarta bekerjasama dengan
PT.Dongwoo Enviromental Indonesia Cikarang, Bekasi. Pengolahan limbah untuk limbah cair menggunakan beberapa proses
yaitu a. Proses Fisika
Proses ini air limbah hanya melalui proses penyaringan saja, yakni penyaringan kotoran-kotoran kasar, seperti plastik, karet dan
lainnya. b.
Proses kimia Limbah mengalami proses netralisasi, yatu proses air
dinetralkan terlebih dahulu dengan penambahan air kapur hingga mencapai pH 7-8. Larutan kapur dimasukkan ke dalam bak
penampungan dan dilakukan sirkulasi terus menerus, pada sirkulasi
kran air limbah ke bak anaerob dibuka dan diatur debitnya. Khusus air limbah dari proses Betalaktam ditambahkan air kapur sampai
pH 11 untuk memecah cincin Betalaktam. c.
Proses Biologi Proses pengolahan secara biologi mempunyai tujuan untuk
menghilangkan zat-zat organik yang mudah terurai secara biologis. Adapun prinsip dari pengolahan secara biologis adalah penguraian
zat organik oleh mikroorganisme baik bakteri anaerob maupun bakteri non aerob. Proses pengolahannya terdiri dari :
1. Proses Anaerob Air limbah setelah dinetralkan, kemudian dipompakan
ke bak anaerob. Adanya bakteri anaerob di dalam air limbah dapat mengurai zat-zat organik yang ada dalam limbah dapat
berubah menjadi zat-zat yang sederhana. Proses anaerob dilakukan pada bak tertutup dengan kedalaman lebih dari 3
meter dan berjalan secara terus menerus sesuai kebutuhan. Sebagai nutrisi ditambahkan pupuk NPK secara terus menerus
sesuai kebutuhan. 2. Proses Aerob
Air limbah yang berasal dari bak anaerob mengalir ke bak aerob dengan sistem overflow, mengalir dengan sendirinya,
dimana zat organik yang masih ada diuraikan kembali oleh bakteri aerob. Bakteri ini menguraikan zat organik yang masih
dapat diuraikan dan dilakukan dalam bak terbuka yang dilengkapi dengan aerator tipe injeksi dan menggunakan
lumpur aktif yang lebih dari 20 volume limbah dan prosesnya berlangsung terus menerus.
3. Proses Pengendapan Tujuan proses ini adalah mengendapkan partikel-
partikel yang berasal dari proses aerob. Endapan yang terbentuk
dipompakan kembali ke bak aerasi yang bertujuan untuk mempertahankan jumlah lumpur yang ada, sedangkan beningan
dialirkan ke bak biokontrol. 4. Bak Biokontrol
Bak ini berfungsi sebagai pemantau sebelumnya air limbah yang digunakan untuk menyiram tanaman sebagai
indikator digunakan ikan mas. Parameter diperiksa di bak biokontrol antara lain Total Solid Suspensi TSS, warna,
Chemical Oxygen Demand COD, Biological Oxygen Dermand BOD dan zat organik.
3. Limbah Gas dan Debu Limbah ini berasal dari kegiatan produksi seperti gas sisa
pembakaran bahan bakar boiler dan hasil dari proses produksi seperti granulasi, pencetakan tablet, coating dan pengisian. Limbah gas dan
debu dapat menyebabkan pencemaran dan mempengaruhi komponen- komponen lingkungan disekitarnya seperti manusia, maka limbah gas
dan debu ini mendapat [erhatian dan penanganan seperti : a.
Menggunakan cerobong vertical dan mengoptimalkan proses pembakaran untuk gas-gas yang keluar dari boiler.
b. Memasang dust collector pada ruang-ruang yang
menghasilkan banyak debu sehingga debu yang dikeluarkan keudara bebas dapat dikurangi
c. Debu-debu tersebut ditampung dalam kantung plastik, untuk
kemudian diolah di tempat pengolahan B3. d.
Menggunakan vacuum cleaner untuk membersihkan debu- debu obat yang ada di lantai.
4. Limbah Betalaktam Proses produksi di Betalaktam juga menghasilkan limbah
layaknya produksi Non Betalaktam, dari limbah padat, gas dan juga debu, tetapi Betalaktam terpisahkan. Limbah cair pada proses
Betalaktam sedikit dibedakan sebelum prosesnya sama dengan Non Betalaktam, pada limbah cair yang dihasilkan oleh Betalaktam terlebih
dahulu mengalami equalisasi lalu dibasakan dengan air kapur sehingga pH mencapai lebih besar dari 11, setelah itu dilakukan proses
pengendapan. Lakukan proses retreatment , setelah selesai, barulah limbah mengalami proses seperti limbah cair non Betalaktam lainnya.
BAB IV PEMBAHASAN
Mutu suatu obat harus dibangun mulai dari awal proses produksi pembuatan obat yang akan dilakukan hingga menjadi suatu obat jadi dan akan digunakan oleh
konsumen. Dalam menjamin mutu suatu obat perlu diterapkan suatu pedoman mengenai cara pembuatan obat yang baik dan benar diseluruh aspek dalam rangkaian
produksi yang disebut dengan Cara Pembuatan Obat yang Baik CPOB. Hal ini didasarkan pada Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 43MenkesSK1988 tanggal
2 Febuari 1988 yang mengharuskan seluruh industri farmasi untuk mulai menerapkan CPOB dan pelaksanaan rangkaian produksi obat. Beberapa aspek yang terkait dalam
peningkatan mutu obat diantaranya adalah aspek personalia, bangunan, peralatan, sanitasi dan hygiene, produksi, pengawasan mutu, inspeksi diri, penanganan keluhan
terhadap obat, penarikan kembali obat dan obat kembalian serta aspek dokumentasi. PT. Kimia farma Persero Tbk, merupakan salah satu BUMN yang bergerak
di bidang farmasi dan merupakan satu-satunya industri farmasi yang diberikan izin memproduksi obat golongan narkotik. Bentuk-bentuk sediaan farmasi yang diproduksi
di PT. Kimia Farma Persero Tbk antara lain tablet, tablet salut, kapsul, sirup, suspensi, krim dan injeksi yang merupakan satu fungsi yang terkait satu dan yang
lainya. PT. Kimia Farma Persero Tbk mempunyai lima plant yang terdiri dari plant
Jakarta, Plant Bandung, Plant Watudakon, Plant Semarang dan Plant Medan. Masing- masing plant tersebut dipimpin oleh seorang manager. Plant Jakarta merupakan unit
produksi yang paling besar dan Plant Manager Jakarta membawahi bagian Produksi, Pengelolahan Mutu dan Perencanaan Pengendalian Produksi dan Inventori PPPI
yang masing-masing dipimpin oleh seorang manager. Bagian produksi membawahi Bagian Formulasi I yang meliputi pembuatan sediaan tablet dan tablet salut, baik gula
maupun film: Formulasi II yang meliputi pembuatan sediaan cairan sirup dan suspensi, pembuatan krim dan proses pengolahan air untuk proses produksi: