Amores Hendra : Tinjauan Yuridis Perjanjian Franchise Berdasarkan Undang-Undang Tentang Hak Atas Kekayaan Intelektual, 2008.
USU Repository © 2009
C. Bentuk-bentuk Franchise
Dalam sistem franchise ada dikenal 4 empat jenis hubungan franchise, yaitu:
1. Master Franchise Master franchise adalah suatu jenis franchise, yang mana dalam perjanjian
dinyatakan bahwa penerima franchise franchisee berhak untuk menggunakan seluruh paket dari Pemilik Franchise Franchisor dalam suatu wilayah tertentu,
selain tiu juga berhak untuk menjual hak franchise yang ada padanya terhadap pihak lain dalam wilayahteritorial tersebut. Jadi Franchisee dalam Master
Franchise ini bertindak sebagai Sub-Franchisor untuk wilayah tersebut. 2. Area Development Program.
Dalam sistem ini Franchisee Penerima Franchise memiliki hak untuk mengembangkan usaha franchise dalam wilayah tertentu, tanpa memiliki hak
untuk menjual hak yang ada padanya. 3. Joint Venture Franchise Program
Perjanjian Franchise semacam ini terjadi jika Franchisor ikut menginvestasikan dana disamping memberikan dukungan managemen dan teknis.
4. Mixed Franchise. Jenis Franchise ini terjadi jika Franchisor pemilik franchise menawarkan
paket franchise yang memungkinkan franchisee penerima franchise, yang mempunyai pemodalan terbatas untuk mengelola sebagian fungsi usahanya saja.
Sistem franchis yang disebut-sebut sebagai metode berdagang di abad 21, memberi banyak kemudahan dalam pengembangan jaringan usahabisnis dari
Amores Hendra : Tinjauan Yuridis Perjanjian Franchise Berdasarkan Undang-Undang Tentang Hak Atas Kekayaan Intelektual, 2008.
USU Repository © 2009
suatu merek dagang, terlebih-lebih jika merek dagang tersebut sudah cukup tenar atau mempunyai identitas internasional.
Ada beberapa bidang usaha yang sudah dikembangkan dengan sistem franchise, yaitu:
a. Distribusi
Dalam jenis usaha franchise ini Pemilik Franchise Franchisor menjadi produsen yang menyediakan produk jadi, untuk dijual secara eceran atau dalam
partai besar Wholesaler oleh penerima franchise Franchisee. Disamping itu produsen juga memberikan dukungan management dan teknis seperti : Pelatihan,
trade secrate,promosi atau periklanan. Sedangkan pihak Franchise tidak diperkenankan menjual produk dari perusahaan lain. Sistem ini disebut juga
Dealership, yang sering diterapkan dalam industri automotif, elektronika, mesin- mesin kantor dan sebagainya.
b. Manufaktur.
Bidang usaha manufaktur ini sering juga disebut dengan sistem lisensi, walaupun sebenarnya tidak sama persis. Dalam hal ini Penerima Franchise
Franchisee mendapat lisensi, yang meliputi merek , formula, logo, alat-alat produksi mesincetakan, tehnik pembuatan, hak memproduksi serta hak menjual
dari Franchisor. Bidang usaha seperti ini diterapkan pada berbagai industri farmasi, kimia, makanan serta minuman ringan.
c. Toko Eceran Pasar Swalayan.
Sistem franchise dibidang pasar swalayan ini baru dikenal di Indonesia pada tahun 1988 dengan masuknya Circle-K, yang hak franchisenya dibeli oleh
sebuah grup perusahaan di Jakarta. Namun pada tahun 1990-an ini berbagai merek
Amores Hendra : Tinjauan Yuridis Perjanjian Franchise Berdasarkan Undang-Undang Tentang Hak Atas Kekayaan Intelektual, 2008.
USU Repository © 2009
dagang dalam bidang usaha ini menyerbu pasaran Indonesia, seperti halnya : SOGO, YAOHAN,Isetan, yang kesemua itu merupakan franchise dalam bidang
bisnis eceran yang tergolong sebagai raksaksa eceran dunia. d.
Jasa Usaha dalam bidang jasa yang dijalankan dengan sistem franchise dapat
digolongkan sebagai tipe franchise modern. Bidang usaha tersebut kini berkembang dengan pesatnya. Franchisor Pemilik Franchise dalam bidang usaha
ini memberikan latihan keterampilan dalam mereperasi, mengajar serta memasok bahan-bahan kursus. Sedangkan franchisee berhak untuk menggunakan
keseluruhan paket franchise. Sistem seperti ini banyak ditemukan dalam kegiatan- kegiatan perbengkelan mobil dan bengkel reperasi elektronik, salon kecantikan
serta kursus-kursus ketrampilan lainnya.
D. Peraturan Hukum Franchise Di Indonesia 1. Undang-undang Merek,Paten dan Hak Cipta