Keterkaitan Hak Kekayaan Intelektual terhadap Bisnis Franchise

Amores Hendra : Tinjauan Yuridis Perjanjian Franchise Berdasarkan Undang-Undang Tentang Hak Atas Kekayaan Intelektual, 2008. USU Repository © 2009 perundang-undangan yang berlaku. Penyerahan lisensi atas Hak Cipta juga dapat dilakukan berdasarkan kesepakatan bersama diantara pemilik hak tersebut dengan pihak lain sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati bersama oleh kedua belah pihak Pasal 1 ayat 14. Dimana penyalah gunaan atas hak yang diberikan dengan mengubah atau merusak citra yang terdapat dalam hak tersebut dapat dikenakan sanksi sesuai dengan Undang-undang No 19 tahun 2002. Dalam Franchise, Hak Cipta merupakan salah satu Sumber Hukum yang dapat digunakan apabila terdapat permasalah yang timbul dalam usaha Franchise tersebut.

C. Keterkaitan Hak Kekayaan Intelektual terhadap Bisnis Franchise

Dalam Bisnis Franchise dapat dilihat berbagai macam bentuk usaha Franchise itu sendiri dari berupa Penjualan Produk sehari-hari, Produk Makanan cepat saji sampai dengan penyediaan Jasa. Didalam menjalankan bisnis Franchise di perlukan modal yang tidak sedikit sehingga perlu adanya suatu peraturan yang mengatur tentang Bisnis ini sehingga dapat memberikan rasa aman terhadap pengusaha bisnis ini, terutama pebisnis yang berusaha di Indonesia. Peraturan mengenai Franchisewaralaba di Indonesia sudah ada sejak Tahun 1997 dengan di keluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor.16 Tahun 1997. Sesuai dengan Pasal-pasal yang ada didalam Peraturan pemerintah tersebut maka rasa aman dan jaminan hukum atas Pebisnis Franchise di Indonesia sudahlah nyata. Hal ini dapat kita lihat dalam Pasal 1 yang isinya sebagai berikut: Amores Hendra : Tinjauan Yuridis Perjanjian Franchise Berdasarkan Undang-Undang Tentang Hak Atas Kekayaan Intelektual, 2008. USU Repository © 2009 Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan : 1. Waralaba adalah perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan pihak lain tersebut, dalam rangka penyediaan dan atau penjualan barang dan atau jasa; 2. Pemberi Waralaba adalah badan usaha atau perorangan yang memberikan hak kepada pihak lain untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimilikinya; 3. Penerima Waralaba adalah badan usaha atau perorangan yang diberikan hak untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas yang dimiliki Pemberi Waralaba. Dengan adanya Peraturan Pemerintah ini maka dapat dikatakan keterkaitan bisnis Franchise dengan Hak Kekayaan Intelektual sangatlah erat, dimana salah satu konsep peraturan mengenai Franchise Waralaba mengaitkan Hukum Hak atas Kekayaan Intelektual sebagai salah satu indikator dalam pelaksanaan Bisnis Franchise. Tidak hanya terhadap Hukum Hak atas Kekayaan Intelektual saja, akan tetapi juga terhadap Hukum Indonesia itu sendiri mengingat Pelaksanaan Bisnis Franchise tersebut berada di Indonesia dan termasuk didalam Yuridiksi Hukum Amores Hendra : Tinjauan Yuridis Perjanjian Franchise Berdasarkan Undang-Undang Tentang Hak Atas Kekayaan Intelektual, 2008. USU Repository © 2009 Indonesia, hal ini dapat kita lihat dalam Pasal 2 ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor. 16 Tahun 1997 yakni: Pasal 2 2 Perjanjian Waralaba dibuat dalam bahasa Indonesia dan terhadapnya berlaku hukum Indonesia. Amores Hendra : Tinjauan Yuridis Perjanjian Franchise Berdasarkan Undang-Undang Tentang Hak Atas Kekayaan Intelektual, 2008. USU Repository © 2009

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan