Ketentuan-ketentuan Hukum Hak Kekayaan Intelektual Yang terkait dengan Masalah Franchise

Amores Hendra : Tinjauan Yuridis Perjanjian Franchise Berdasarkan Undang-Undang Tentang Hak Atas Kekayaan Intelektual, 2008. USU Repository © 2009 menyangkut penggunaan barang maupun jasa yang telah di daftarkan tersebut Keuntungan royalty menjadi Hak si Pencipta, dan ini juga yang menjadikan Hak Cipta sebagai modal dalam melakukan Bisnis Franchise, dimana Hak atas Barang atau jasa tersebut dapat dikembangkan atau jual kepada pihak lain dengan demikian Hak Cipta merupakan salah satu modal didalam bisnis Franchise tersebut.

B. Ketentuan-ketentuan Hukum Hak Kekayaan Intelektual Yang terkait dengan Masalah Franchise

Hukum Hak Kekayaan Intelektual merupakan suatu bentuk kumpulan aturan perundang-undangan dimana didalam Hukum Hak Kekayaan Intelektual tersebut mempunya bagian-bagian atau sub-sub yang mengaturnya bagian- bagiannya secara lebih spesifik lagi. Dan bagian-bagian dalam Hukum Hak Kekayaan Intelektual tersebut berupa: a. Perlindungan Varietas Tanaman Undang-undang Nomor 29 Tahun 2000 b. Rahasia Dagang Undang-undang Nomor 30 Tahun 2000 c. Desain Industri Undang-undang Nomor 31 Tahun 2000 d. Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu Undang-undang Nomor 32 Tahun 2000 e. Hak Paten Undang-undang Nomor 14 Tahun 2001 f. Merek Undang-undang Nomor 15 Tahun 2001 g. Hak Cipta Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 Amores Hendra : Tinjauan Yuridis Perjanjian Franchise Berdasarkan Undang-Undang Tentang Hak Atas Kekayaan Intelektual, 2008. USU Repository © 2009 Dimana dalam kumpulan peraturan diatas yang akan kita bahas kembali adalah Undang-undang yang mempunyai keterkaitan dengan Waralaba Franchise yakni tentang Hak Paten Undang-undang Nomor 14 Tahun 2001, Merek Undang-undang Nomor. 15 Tahun 2001 dan Hak Cipta Undang-undang Nomor. 19 Tahun 2002. Dalam Hak Paten dimana berdasarkan Undang-undang Nomor. 14 Tahun 2001 merupakan suatu bentuk Hak Eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada Inventor atas hasil Invensinya dibidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri Invensinya tersebut atau memberikan sendiri persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya Pasal 1 ayat 1. Hal ini menjadikan sang Inventor mempunyai hak yang mutlak atas hasil Invensi yang dilakukannya, namun tidak menutup kemungkinan untuk menyerahkannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya. Penyerahan Izin dalam memanfaatkan nilai ekonomi yang ada dalam suatu paten dari sang Inventor kepada pihak lain lebih dikenal dengan istilah Lisensi, dimana lisensi itu sendiri adalah Izin yang diberikan oleh pemegang Paten kepada pihak lain berdasarkan perjanjian pemberian hak untuk menikmati manfaat ekonomi dari suatu Paten yang diberi perlindungan dalam jangka waktu dan syarat tertentu Pasal 1 ayat 12. Sehingga dapat dilihat dalam bisnis Franchise, penyerahan izin dalam melakukan pengembangan maupun usaha terhadap suatu Barang maupun Jasa kepada pihak lain dimana barang maupun jasa tersebut apa bila telah di daftarkan atau telah dipatenkan dapat menjadikan Undang-undang Paten Nomor.14 Tahun 2001 sebagai dasar hukum yang kuat apabila teradapat Permasalahan dikemudian hari. Amores Hendra : Tinjauan Yuridis Perjanjian Franchise Berdasarkan Undang-Undang Tentang Hak Atas Kekayaan Intelektual, 2008. USU Repository © 2009 Hak Merek merupakan suatu Hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada Pemilik Merek yang terdaftar dalam Daftar Umum Merek untuk jangka waktu tertentu dengan menggunakan sendiri Merek tersebut atau memberikan izin kepada pihak lain untuk menggunakannya Pasal 3. Bedanya Merek dengan Hak Paten adalah dalam Hak Paten objeknya berupa barang maupun jasa yang berasal dari hasi Inovasi sendiri sedangkan Merek lebih berupa bentuk penamaan atas suatu barang maupun jasa yang berdasarkan atas Inovasi sendiri. Hampir sama halnya dengan Paten, Objek dari Merek juga dapat di gunakan oleh pihak lain apabila telah melakukan syarat-syarat perjanjian yang telah disepakati bersama dengan sang pemilik merek tersebut. Seperti yang terdapat dalam Pasal 1 ayat 13 yakni Lisensi adalah izin yang diberikan oleh Pemili Merek terdaftar kepada pihak lain melalui suatu perjanjian berdasarkan atas pemberian hak untuk menggunakan merek tersebut, baik seluruh maupun sebagian jenis barang danatau jasa yang didaftarkan dalam jangka waktu dan syarat tertentu. Dan dalam Paten juga terdapat unsur Franchise dimana dalam melakukan bisnis franchise arti suatu merek dagang maupun jasa sangatlah penting dimana dapat dilihat bahwa merek dagang sangat berpengaruh terhadap minat beli atas barang yang di jual tersebut, sehingga dalam menyelesaikan masalah Franchise dapat juga digunakan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 sebagai salah satu sumber bahan penyelesaian dalam Sengketa Franchise. Hak cipta merupakan Hak Eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya atau memberi izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan Amores Hendra : Tinjauan Yuridis Perjanjian Franchise Berdasarkan Undang-Undang Tentang Hak Atas Kekayaan Intelektual, 2008. USU Repository © 2009 perundang-undangan yang berlaku. Penyerahan lisensi atas Hak Cipta juga dapat dilakukan berdasarkan kesepakatan bersama diantara pemilik hak tersebut dengan pihak lain sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati bersama oleh kedua belah pihak Pasal 1 ayat 14. Dimana penyalah gunaan atas hak yang diberikan dengan mengubah atau merusak citra yang terdapat dalam hak tersebut dapat dikenakan sanksi sesuai dengan Undang-undang No 19 tahun 2002. Dalam Franchise, Hak Cipta merupakan salah satu Sumber Hukum yang dapat digunakan apabila terdapat permasalah yang timbul dalam usaha Franchise tersebut.

C. Keterkaitan Hak Kekayaan Intelektual terhadap Bisnis Franchise