Sistematika Penulisan Istilah dan Pengertian Franchise

Amores Hendra : Tinjauan Yuridis Perjanjian Franchise Berdasarkan Undang-Undang Tentang Hak Atas Kekayaan Intelektual, 2008. USU Repository © 2009 Penulis melakukan suatu penelitian kepustakaan library research, Penelitian hukum biasanya dilakukan dengan cara penelitian kepustakaan atau disebut dengan analisis data sekunder, yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder belaka. Metode Library research adalah mempelajari sumber-sumber atau bahan tertulis yang dapat dijadikan bahan dalam penulisan skripsi ini. Sumber-sumber itu antara lain adalah dari buku-buku, artikel, koran dan majalah dengan cara membaca, menafsirkan, membandingkan serta menerjemahkan dari berbagai sumber yang berhubungan dengan masalah Hukum atas Hak kekayaan intelektual yakni Hak Cipta, Paten serta Merek dan hubungannya dengan Franchise.

G. Sistematika Penulisan

Dalam menghasilkan karya ilmiah yang baik, maka pembahasan harus diuraikan secara sistematis. Untuk memudahkan penulisan skripsi ini maka diperlukan adanya sistematika penulisan yang teratur yang terbagi dalam bab-bab yang saling berangkai satu sama lain, adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah: BAB I : Berisikan pendahuluan yang merupakan penghantar yang didalamnya terurai mengenai latar belakang penulisan skripsi, penulisan masalah kemudian dilanjutkan dengan tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan, tinjauan kepustakaan, metode penulisan yang kemudian diakhiri oleh sistematika penulisan. Amores Hendra : Tinjauan Yuridis Perjanjian Franchise Berdasarkan Undang-Undang Tentang Hak Atas Kekayaan Intelektual, 2008. USU Repository © 2009 BAB II : Merupakan gambaran umum tentang Franchise dimana diuraikan mengenai Istilah dan Pengertian franchise, sejarah dan pertumbuhan franchise di Indonesia, dan bentuk-bentuk franchise serta peraturan hukum franchise yang ada di Indonesia. BAB III : Merupakan pembahasan mengenai gambaran umum hak atas kekayaan intelektual, latar belakang munculnya Hak atas kekayaan intelektual dan Pengertian Hak atas kekayaan intelektual serta ruang lingkup dari Hak atas Kekayaan intelektual. BAB IV : Merupakan bab yang membahas tentang Franchise ditinjau dari Hak atas Kekayaan intelektual, unsur-unsur Hak atas Kekayaan Intelektual yang terdapat dalam Franchise, Ketentuan Hukum Hak atas Kekayaan Intelektual yang terkait dengan Franchise serta keterkaitan Hak atas Kekayaan Intelektual dalam pengaturan bisnis Franchise. BAB V : Bab ini berisikan kesimpulan dari bab-bab yang telah dibahas sebelumnya dan saran-saran yang mungkin berguna bagi pelaku bisnis, pihak akademis dan orang-orang yang membacanya. Amores Hendra : Tinjauan Yuridis Perjanjian Franchise Berdasarkan Undang-Undang Tentang Hak Atas Kekayaan Intelektual, 2008. USU Repository © 2009

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG FRANCHISE

A. Istilah dan Pengertian Franchise

Usaha waralaba sebenarnya telah lama ada di Eropah dengan nama franchise. Pengertian waralaba dapat diambil dari pengertian franchishing. Franchising kadangkala disebut orang perjanjian franchisee untuk menggunakan kekhasan usaha atau ciri pengenal bisnis di bidang perdaganganjasa berupa jenis produk dan bentuk yang diusahakan termasuk identitas perusahaan logo, merek dan desain perusahaan, penggunaan rencana pemasaran serta pemberian bantuan yang luas, waktusaatjam operasional, pakaian usaha atau ciri pengenal bisnis dagangjasa milik franchisee sama dengan kekhasan usaha atau bisnis dagangjasa milik franchisor. a. Rumusan yang mengatakan perjanjian franchising adalah suatu perjanjian dimana franchisee menjual produk atau jasa sesuai dengan cara dan prosedur yang telah ditetapkan oleh franchisor yang membantu melalui iklan, promosi, dan jasa-jasa nasihat lainnya. b. Pada tulisan ini kata franshisee diartikan waralaba, dengan demikian rumusan franchising tersebut diatas dapat diartikan rumusan waralaba. Dari kedua defenisi rumusan tersebut diatas, terdapat beberapa unsur tentang waralaba franchise tersebut, ialah : Amores Hendra : Tinjauan Yuridis Perjanjian Franchise Berdasarkan Undang-Undang Tentang Hak Atas Kekayaan Intelektual, 2008. USU Repository © 2009 1. Merupakan suatu perjanjian 2. Penjualan produkjasa dengan merek dagang pemilik waralaba franchisor. 3. Pemilik waralaba membantu pemakai waralaba franchisee di bidang pemasaran, manajemen dan bantuan tehnik lainnya. 4. Pemakai waralaba membayar fee atau royalti atas penggunaan merek pemilik waralaba 19 Waralaba adalah kerjasama usaha antara usaha yang telah ada franchisor dengan pelaku bisnis baru franchisee yang menjadi pemilik dari usaha yang telah berjalan tersebut dalam format lisensi. Terwaralaba membeli ijin usaha untuk melakukan bisnis yang sama persis dengan usaha yang telah ada sebelumnya dari pewaralaba, untuk jangka waktu tertentu, dengan menerima dukungan penuh dalam hal pelatihan dan saran-saran dalam kegiatan operasional yang tercakup dalam sebuah sistem yang telah dibuat sebelumnya dan terbukti keberhasilannya . Sebagaimana biasanya dalam ilmu-ilmu sosial, akan selalu terdapat beberapa batasan pengertian suatu hal atau masalah, hal ini disebabkan adanya perbedaan sudut pandang para ahli tersebut dalam melakukan penelaahan. Demikian juga dengan pengertian franchise belum ada keseragaman definisi para ahli, dalam hal ini definisi yang dibuat para ahli masing-masing mempunyai penekanan sendiri. Beberapa hal mendasar mengenai Franchisewaralaba: 20 19 Wirdjono Prodjodikoro,Op.Cit, Hal. 79-80 20 www.franchise-id.com . Amores Hendra : Tinjauan Yuridis Perjanjian Franchise Berdasarkan Undang-Undang Tentang Hak Atas Kekayaan Intelektual, 2008. USU Repository © 2009 Pewaralaba menyediakan produk dan jasa yang siap untuk dipasarkan oleh terwaralaba, telah teruji dan terbukti berhasil termasuk diantaranya merk usaha, sistem pembukuan, sistem operasi, standar pelayanan, standar proses pembuatan produk, pelatihan, dan lain lain Terwaralaba mendapatkan penghematan waktu dan usaha dalam rangka riset produktempatkebutuhan karyawan, pembuatan merk dan sistem, jaringan pemasaran, dan lain-lainnya yang memungkinkan terwaralaba lebih cepat untuk menjalankan usahanya tanpa perlu memulai dari nol dan melakukan trial dan error Keuntungan dari sebuah sistem waralaba adalah relatif lebih amannya daripada memulai dari awal, lebih adanya struktur dalam usaha, dapat dikatakan sebagai sebuat usaha mandiri karena adanya juga batasan campur tangan dari pihal pewaralaba, merk yang relatif lebih mudah dikenal karena jumlah cabang yang dengan mudah bertambah, dengan kualitas produk yang sama dan telah dikenal oleh konsumen. Pewaralaba memperluas usahanya dengan lebih cepat dan efektif dengan adanya investasi dan permodalan dari pembeliterwaralaba. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat seseorang melakukan seleksi atau memilih sebuah franchise untuk dijalankan antara lain: 1. Berapa lama usaha tersebut telah berjalan dan berapa lama usaha tersebut di-franchisekan. 2. Kesehatan keuangan dan track record yang baik. Banyak-banyaklah membaca majalah ataupun tabloid yang berhubungan dengan usaha dan bisnis, simak rubrik opini dan pertanyaan dari pembaca, karena seringkali dapat diperoleh insight yang bermanfaat mengenai sebuah usaha franchise yang sedang ditelaah. Amores Hendra : Tinjauan Yuridis Perjanjian Franchise Berdasarkan Undang-Undang Tentang Hak Atas Kekayaan Intelektual, 2008. USU Repository © 2009 3. Berapa banyak jumlah franchise yang telah berjalan atau juga berapa banyak jumlah cabang yang beroperasi. 4. Nilai dari produk dalam hubungannya dengan kemampuan bertahan produk jasa dalam jangka panjang, apakah akan terpengaruh oleh teknologi, atau seberapa banyak pesaing yang ingin memasuki pasar, dll. 5. Keharusan untuk membeli bahan baku dari franchisor. Untuk beberapa jenis produk tertentu, adakalanya pewaralaba mengharuskan bahan baku dibeli dari pihak mereka, tergantung dari jenis produknya, hal ini bisa jadi menguntungkan atau malah merugikan. 6. Jenis promosi yang dilakukan oleh pihak franchisor, apakah memadai dan apakah metode komunikasinya dirasakan telah sesuai dengan target pasar. 7. Ada baiknya bila calon terwaralaba dapat melihat lebih dulu contoh kontrak yang akan disetujui. 8. Estimasi profit keuntungan dan bahkan estimasi kerugian yang diproyeksikan dengan realistis. 9. Batasan-batasan yang diberlakukan oleh pewaralaba untuk kegiatan operasi dan keuangan. 10. Adanya target penjualan ataupun omzet yang diterapkan pada terwaralaba. 11. Batasan-batasan untuk melakukan penyesuaian ataupun modifikasi terhadap sistem yang berlaku ataupun modifikasi terhadap jenis layanan dan produk. 12. Kebijakan akan pelatihan yang akan diberlakukan, periode dan frekuensinya, agar terwaralaba dapat memahami secara baik dan benar. Amores Hendra : Tinjauan Yuridis Perjanjian Franchise Berdasarkan Undang-Undang Tentang Hak Atas Kekayaan Intelektual, 2008. USU Repository © 2009 13. Seberapa besar dukungan yang dapat diberikan oleh franchisor dalam men-support kegiatan operasional rutin dari usaha franchise tersebut. 14. Adakah keperluan investasi tambahan yang signifikan untuk meng-update fasilitas ataupun peralatan di masa mendatang. 15. Adanya biaya-biaya tambahan yang diperlukan untuk mendapatkan fasilitas dan dukungan bagi operasional usaha waralaba di masa mendatang. 16. Pengalaman dan keahlian utama dari pendiri franchise dalam bidang usaha yang akan di-franchisekan. 17. Apakah lisensi franchise dapat ditransfer atau dijual kembali kepada pihak lain 18. Persyaratan ataupun kondisi untuk mengakhiri sebuat kontrak waralaba 19. Ketentuan mengenai ahli waris apabila pemegang franchise tidak mampu menjalankan usahanya. 20. Penghitungan pembayaran atau pembagian keuntungan yang rinci dan detail 21. Kebijakan pewaralaba mengenai berapa banyak franchise yang diperkenankan dalam sebuah teritori, untuk menghindarkan persaingan antar terwaralaba. 22. Apakah jenis waralaba memerlukan dan telah ter-cover perlindungan hukum dan asuransi tertentu, misalkan untuk melindungi dari tuntutan warga dan hukum, sebagai contoh adalah pembuangan limbah yang beresiko mencemari lingkungan, ataupun kesalahan resep makanan yang berpotensi untuk mengganggu kesehatan konsumen. Amores Hendra : Tinjauan Yuridis Perjanjian Franchise Berdasarkan Undang-Undang Tentang Hak Atas Kekayaan Intelektual, 2008. USU Repository © 2009 Penggunaan istilah franchise yang lebih populer dalam perkembangannya adalah istilah Franchise format Bisnis, istilah ini sudah lazim dipergunakan dan didefinisikan sebagai berikut: Franchise Format Bisnis adalah pemberian sebuah lisensi oleh seorang franchisor kepada pihak lain franchisee yang memberikan hak kepada franchisee unutk berusaha dengan menggunakan merek dagangnama dagang Franchisor dan untuk menggunakan seluruh paket yang terdiri dari seluruh element yang diperlukan untuk membuat seseorang yang sebelumnya belum terlatih dalam bisnis dan untuk menjalankan dengan bantuan yang terus menerus atas dasar yang telah ditetapkan sebelumnya. Kemudian definisi lain yang dikutip oleh Roseno Harjowidigdo SH dari makalah Felix o. Subagio SH,LMM yang berjudul Perlindungan Bisnis Franchise menyatakan bahwa: Franchise biasanya diartikan sebagai suatu cara melakukan kerjasama di bidang bisnis antara 2 atau lebih perusahaan, satu pihak bertindak sebagai Franchisor dan pihak lain bertindak sebagai Franchisee, pada mana didalamnya diatur bahwa, pihak Franchisor sebagai pemilik suatu merek dan know-how, memberikan haknya kepada franchisee untuk melakukan kegiatan bisnis berdasarkan know-howitu. Selanjutnya Rooseno Harjowidigdo sendiri memberikan rumusan tentang franchise, sebagai berikut: Franchise adalah suatu sistem usaha dalam bidang perdagangan atau jasa, mempunyai cirri khas bisnis tersendiri, baik mengenai jenis dan bentuk produk yang diusahakan, identitas perusahaan merek dagang, logo,desain bahkan termasuk pakaian dan penampilan karyawan perusahaan, rencana pemasaran dan bantuan oprasional 21 21 Rooseno Harjowidigdo, dalam Munir Fuady, Pengantar Hukum Bisnis,Citra Aditya Bakti, Bandung, 2002 . Amores Hendra : Tinjauan Yuridis Perjanjian Franchise Berdasarkan Undang-Undang Tentang Hak Atas Kekayaan Intelektual, 2008. USU Repository © 2009 Dari beberapa definisi yang telah disebutkan, menunjukan bebrapa unsur- unsur dari suatu franchise yaitu: - Pemberian hak untuk berusaha dalam bisnis tertentu. - Lisensi untuk menggunakanmerek dagang atau merek jasa, yang akan menjadi ciri pengenal dari suatu bisnis franchise. - Lisensi untuk menggunakan rencana pemasaran dan bantuan yang luas oleh franchisor kepada franchisee. - Adanya kewajiban financial dari franchise kepada franchisor dengan suatu ketentuan tertentu Dalam penulisan skripsi ini penulis akan terlebih dahulu menerangkan beberapa pengertian istilah terminologi yang sering dipergunakan dalam pembahasan-pembahasan berikutnya, sehingga dapat memudahkan para pembaca dalam memahami skripsi ini, adapun istilah-istilah tersebut antara lain: 1. Perjanjian Franchise. Adalah pemberian hak oleh Franchisor kepada Franchisee untuk menggunakan kekhasaan usaha atau cirri pengenal bisnis dibidang perdagangan atau jasa berupa jenis dan bentuk produk yang diusahakan termasuk identitas perusahaan Merek dagangJasa, Logo, Desain termasuk pakaian dan penampilan karyawan perusahaan, bantuan operasional serta rencana pemasaran milik franchisor, sehingga kekhasan usaha serta bisnis dagangjasa yang digunakan franchisee sama dengan kekhasan usaha atau bisnis dagangjasa milik franchisor. Amores Hendra : Tinjauan Yuridis Perjanjian Franchise Berdasarkan Undang-Undang Tentang Hak Atas Kekayaan Intelektual, 2008. USU Repository © 2009 2. Franchisor atau Pemilik Franchise, Pemberi Franchise. Adalah pihak yang memberi izin untuk menggunakan kekhasan usaha atau cirri pengenal bisnis dagangjasa miliknya kepada salah satu atau beberapa pihak lain sebagai Franchisee. 3. Franchisee atau Penerima Franchise, Pembeli Franchise. Adalah pihak atau para pihak yang mendapat izin atau lisensi Franchise untuk menggunakan kekhasan usaha atau cirri pengenal bisnis milik Franchisor. 4. Lisensi Franchise. Adalah izin yang diberikan oleh Franchisor kepada Franchisee untuk menggunakan kekhasan usaha atau cirri pengenal bisnis yang dituangkan dalam suatu perjanjian 5. Manajemen Fee. Adalah sejumlah uang yang dibayarkan oleh Franchisee kepada Franchisor sebagai pengganti penggunaan lisensi franchise milik Franchisor. 6. Royalti. Yaitu sejumlah uang yang dibayarkan oleh Franchisee kepada Franchisor sebagai kompensasi atas dukungan teknis dan manajemen yang diberikan oleh Franchisor 22

B. Sejarah Dan Pertumbuhan Franchise Di Indonesia