Amores Hendra : Tinjauan Yuridis Perjanjian Franchise Berdasarkan Undang-Undang Tentang Hak Atas Kekayaan Intelektual, 2008.
USU Repository © 2009
2. Franchisor atau Pemilik Franchise, Pemberi Franchise. Adalah pihak yang memberi izin untuk menggunakan kekhasan usaha atau
cirri pengenal bisnis dagangjasa miliknya kepada salah satu atau beberapa pihak lain sebagai Franchisee.
3. Franchisee atau Penerima Franchise, Pembeli Franchise. Adalah pihak atau para pihak yang mendapat izin atau lisensi Franchise
untuk menggunakan kekhasan usaha atau cirri pengenal bisnis milik Franchisor.
4. Lisensi Franchise. Adalah izin yang diberikan oleh Franchisor kepada Franchisee untuk
menggunakan kekhasan usaha atau cirri pengenal bisnis yang dituangkan dalam suatu perjanjian
5. Manajemen Fee. Adalah sejumlah uang yang dibayarkan oleh Franchisee kepada Franchisor
sebagai pengganti penggunaan lisensi franchise milik Franchisor. 6. Royalti.
Yaitu sejumlah uang yang dibayarkan oleh Franchisee kepada Franchisor sebagai kompensasi atas dukungan teknis dan manajemen yang diberikan
oleh Franchisor
22
B. Sejarah Dan Pertumbuhan Franchise Di Indonesia
.
Di Indonesia Franchise atau yang lebih dikenal dengan Waralaba sudah dikenal sekitar tahun 1970-an, hal ini terbukti dengan masuknya restoran-restoran
22
Setiawan, Beberapa Catatan Tentang Perjanjian Franchise,Pradya Paramita,Jakarta,1996
Amores Hendra : Tinjauan Yuridis Perjanjian Franchise Berdasarkan Undang-Undang Tentang Hak Atas Kekayaan Intelektual, 2008.
USU Repository © 2009
dengan penyajian dan pelayanan cepat Fast Food seperti Kentucky Fried Chicken dan Pizza Hut.
Namun sebenarnya sebelumnya sudah ada usaha Franchise asing yang masuk ke Indonesia seperti Hotel Hyatt, Hotel Sheraton dan Produksi Minuman
Coca-cola, tetapi usaha tersebut belum begitu dikenal masyarakat sebagai usaha franchise, karena konsumen baru dari kalangan tertentu saja. Kemudian sistem
franchise mulai berkembang pesat di Indonesia sejak tahun 1980-an, terutama bisnis franchise dengan merek asing atau luar negeri.
Pemerintah mengizinkan kegiatan usaha franchise ini dengan harapan untuk meningkatkan kegiatan perekonomian di Indonesia.
Sejalan dengan berkembangnya usaha franchase asing, maka beberapa pengusaha Indonesia juga mulai mengembangkan usaha franchise local, seperti Es
Teler 77, Califonia Fried Chicken, Kursus bahas Inggris Oxford, Kursus Komputer Widyaloka, Ny.Tansil Fried Chicken and Steak, kurumaya, Laundrette
Laundry, Ristra Salon Centre, Rudi Hadisuwarno Salon Kecantikan, SS Foto cuci cetak film dan Toys City toko mainan anak-anak.
Kalangan bisnis Indonesia umumnya memberikan nilai yang lebih tinggi pada identitas Internasional Franchise asing dan yakin akan memperoleh
keuntungan lebih banyak dengan mengoperasikan bisnis franchise asing tersebut. Padahal dengan mengoperasikan bisnis franchise lokal mereka akan memperoleh
beberapa kemudahan, antara lain biayanya lebih rendah, perbedaan waktu dan jarak tidak menghambat komunikasi, tidak ada perbedaan bahasa dan budaya,
serta lebih sedikit kesulitan yang dihadapi disbanding dengan franchise asing, disamping itu modal yang di pergunakan juga tidak begitu besar.
Amores Hendra : Tinjauan Yuridis Perjanjian Franchise Berdasarkan Undang-Undang Tentang Hak Atas Kekayaan Intelektual, 2008.
USU Repository © 2009
Hal-hal yang perlu ditanyakan kepada pewaralaba: - Selain pertanyaan-pertanyaan yang bersifat teknis dan prosedural,
adakalanya bermanfaat juga untuk mengetahui hal-hal yang tidak umum ditanyakan dan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam memilih
sebuah franchise, antara lain: - Apa yang dapat dijanjikan oleh pewaralaba mengenai keberhasilan
usaha, dan standar-standarpedoman yang perlu diikutidijalankan oleh terwaralaba.
- Apa kekuatan utama waralaba yang ditawarkan, dan juga adakah kelemahannya yang perlu diketahui pada saat ini.
- Sejak kapan melakukan waralaba dan telah berapa unitpemegang lisensi waralaba yang tengah berjalan.
- Sebelum bergerak di bidang yang saat ini ditawarkan, adakah pengalaman perusahaan di bidang lain.
- Adakah pewaralaba memiliki bisnis lain yang diwaralabakan, bila ada, di bidang apa dan bagaimana kondisi perusahaan tersebut.
- Pernahkan ada kasus antara perawalaba dengan terwaralaba sebelumnya, bila ada, mengenai apa dan bagaimana penyelesaiannya.
- Dapatkah pewaralaba memberikan kontak dari franchisee lainnya untuk dilakukan tanya jawab.
- Adakah franchisee yang sebelumnya gagal dalam bisnis yang ditawarkan? Bila ada, apa penyebab utamanya.
- Apa motivasi perusahaan untuk mewaralabakan bisnisnya? untuk waralaba yang relatif baru
Amores Hendra : Tinjauan Yuridis Perjanjian Franchise Berdasarkan Undang-Undang Tentang Hak Atas Kekayaan Intelektual, 2008.
USU Repository © 2009
- Adakah point-point pada kontrak yang dapat dinegosiasikan. - Adakah pembatasan pengadaan bahan baku maupun perangkat lain dari
luarpihak ketiga. - Bolehkah dilakukan modifikasi tertentu terhadap produkjasa atas
sepengetahuan pewaralaba. Di Indonesia juga terdapat Organisasi Perusahaan Franchise yakni disebut
dengan Asosiasi Franchise Indonesia AFI. Organisai ini dibentuk pada tahun 1990 atas dorongan dari pemerintah Indonesia dan ILO Internasional Labour
Organisation adapun latar belakang pendirian organisasi ini yaitu adanya keinginan untuk mempersatukan diri dalam suatu wadah organisasi pada tingkat
nasional serta merupakan forum kerjasama demi meningkatkan dan mengembangkan potensi dalam menjadikan dirinya sebagai mitra pemerintahan,
maupun sector suasta lainnya. Franchisor yang menjadi pendirinya yaitu : PT. Trims Mustika Citra, ES Teler 77, Widyaloka, Nila Sari, Homes 21.
Tujuan Asosiasi Franchise Indonesia AFI antara lain: a.
Menumbuhkan kode etik antar anggota. b.
Mempersatukan FranchisorMaster Franchise di Indonesia. c.
Membina perkembangan dan kemajuan usaha franchise secara propesional,
d. Mengusahakan adanya tertib dalam mendirikan usaha franchise.
Amores Hendra : Tinjauan Yuridis Perjanjian Franchise Berdasarkan Undang-Undang Tentang Hak Atas Kekayaan Intelektual, 2008.
USU Repository © 2009
C. Bentuk-bentuk Franchise