Amores Hendra : Tinjauan Yuridis Perjanjian Franchise Berdasarkan Undang-Undang Tentang Hak Atas Kekayaan Intelektual, 2008.
USU Repository © 2009
atau franchise waralaba. Apabila diasumsikan bahwa esencial franchise waralaba itu adalah perjanjian pemberian lesensi, sesuailah dengan azas
kebebasan berkontrak yang diatur dalam pasal 1338 Kitab Undang-Undan Hukum Perdata dan pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Oleh karena itu
ketentuan-ketentuan lesensi yang terdapat dalam undang-undang tentang merek dapat diterapkan pada perjanjian waralaba franchising. Pemberian lisensi kepada
orang lain dilakukan dengan perja njian untuk menggunakan mereknya baik untuk sebagian ataupun seluruhnya jenis barang atau jasa yang termasuk dalam satu
kelas. Artinya tidak setiap orang boleh memakai merek orang lain tanpa izin pemilik merek yang bersangkutan. Apabila seseorang memakai merek orang lain
tanpa izin pemilik merek maka pemilik merek dapat menuntut pemakai merek tanpa izin itu. Termasuk merek dalam waralaba. Tuntutan itu dapat dilakukan
berdasarkan hukum perdata maupun hukum pidana. Dan ketentuan tentang pelanggaran Undang-Undang Merek No.15 Tahun 2001 ini yakni pada Pasal 90
sampai dengan Pasal 95.
3. Hak Cipta Sebagai Salah Satu Bentuk Modal Dalam Melaksanakan Industri Franchise
Pengaturan Hak Cipta dijumpai dalam Undang-Undang No.19 Tahun 2002. Yang dimaksud dengan Hak Cipta adalah Hak Khusus bagi pencipta
maupun penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya maupun memberi izin untuk itu dengan mengurangi pembatasan-pembatasan
menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hak cipta itu diberikan pada pencipta atau penerima hak atas suatu ciptaan. Pencipta adalah seorang atau
Amores Hendra : Tinjauan Yuridis Perjanjian Franchise Berdasarkan Undang-Undang Tentang Hak Atas Kekayaan Intelektual, 2008.
USU Repository © 2009
beberapa orang secara bersama-sama yang atas inspirasi lahir suatu ciptaan berdasarkan kemampuan pikiran yang dituangkan dalam bentuk yang khas dan
bersifat pribadi. Ciptaan adalah hasil setiap karya pencipta dalam bentuk khas apapun juga dalam lapangan ilmu, seni dan sastra. Pasal 2 ayat 1 Undang-
Undang Hak cipta. Hak dari ciptaan dapat beralih pada orang lain baik seluruhnya maupun sebagian melalui lima cara Pasal 3 ayat 2, yaitu:
1. Pewarisan; 2. Hibah;
3. Wasiat 4. Perjanjian Tertulis
5. Sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan Undang-undang. Setiap orang yang mempergunakan ciptaan orang lain tanpa izin pencipta
dapat dituduh sebagai perbuatan kejahatan dan ditindak dengan ketentuan pidana, seperti tersebut dalam pasal di bawah ini Pasal 72 Ayat 1
“Barang Siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 ayat 1 atau Pasal 49 ayat 1 dan
ayat 2 dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 satu bulan danatau denda paling sedikit Rp. 1.000.000,00 satu juta
rupiah, atau pidana penjara paling lama 7 tujuh Tahun danatau denda paling banyak Rp.5.000.000.000,00 lima milliar rupiah”
Hak Cipta menjadi salah satu modal dalam melakukan Bisnis Franchise dimana Franchise memerlukan suatu bentuk nyata dalam melaksanakan bisnisnya
dimana bentuk tersebut dapat berupa ciptaan barang maupun jasa dan nantinya bentuk dari ciptaan tersebut didaftarkan dan apabila telah didaftarkan, semua yang
Amores Hendra : Tinjauan Yuridis Perjanjian Franchise Berdasarkan Undang-Undang Tentang Hak Atas Kekayaan Intelektual, 2008.
USU Repository © 2009
menyangkut penggunaan barang maupun jasa yang telah di daftarkan tersebut Keuntungan royalty menjadi Hak si Pencipta, dan ini juga yang menjadikan Hak
Cipta sebagai modal dalam melakukan Bisnis Franchise, dimana Hak atas Barang atau jasa tersebut dapat dikembangkan atau jual kepada pihak lain dengan
demikian Hak Cipta merupakan salah satu modal didalam bisnis Franchise tersebut.
B. Ketentuan-ketentuan Hukum Hak Kekayaan Intelektual Yang terkait dengan Masalah Franchise