Hambatan Yang Dihadapi Rumah Sakit

Fitri Afriani S. : Rumah Sakit Jiwa Daerah Provins Sumatera Utara 1981-1990, 2009. USU Repository © 2009 luar. Saat sumber daya untuk kegiatan rumah sakit dibutuhkan, maka peran pemimpin untuk menggerakkan penggalian sumber dana menjadi sangat penting. Dalam hal ini pimpinan Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara, harus mampu melihat dampak kekurangan sumber daya keuangan terhadap kinerja. 22 Antara motif ekonomi dan sosial merupakan hal yang selalu diperhatikan dalam pembuatan tarif yang dibayar para pasien sesuai dengan kelas kamar dan fasilitas yang dipergunakan. Dalam melayani pasiennya, Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara menghadapi berbagai kendala yang menyebabkan pelayanan rumah sakit ini kurang lancar. Kendala itu tidak hanya dari pihak rumah sakit, tapi juga dari dalam diri pasien itu sendiri. Dari pihak rumah sakit kemdala-kendala itu masih ada dari sejak berdirinya Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara, yang dapat dilihat dari beberapa faktor antara lain:

3.3.2 Hambatan Yang Dihadapi Rumah Sakit

Modal atau dana merupakan salah satu faktor yang sangat penting selain sumber daya manusia dalam menyelenggarakan suatu usaha. Walaupun harus diakui bahwa setiap usaha itu berbeda-beda dalam memandang uang sebagai modal yang mendukung suatu usaha itu, namun disadari atau tidak jika tidak ada uang sebagai modal suatu usaha tidak dapat lancar dalam penyelenggaraannya. Motif sosial yang telah ada dalam usaha penyelenggaraan Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara ini sejak didirikan bukan lantas tidak memikirkan motif ekonomi, karena bagaimanapun rumah sakit tidak akan bisa menjalankan tugasnya bila tidak ada uang sebagai modal untuk penyelenggaraan pelayanan kesehatan medis sebagaimana mestinya. 22 Laksono Trisnantoro, opcit., hal 157. Fitri Afriani S. : Rumah Sakit Jiwa Daerah Provins Sumatera Utara 1981-1990, 2009. USU Repository © 2009 a. Dari pihak rumah sakit - Dana Kurangnya dana yang tersedia sangat mempengaruhi perkembangan rumah sakit, karena untuk menjalankan suatu usaha, dana merupakan bagian yang sangat penting. Kurangnya dana ini dapat dilihat dari: 1. Anggaran belanja Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara yang belum memadai, meskipun rumah sakit ini menerima dana dari APBDSU, namun masih sangat kurang mengingat banyaknya pegawai dan dokter spesialis kejiwaan yang harus mendapat penghargaan layak karena dedikasinya yang kuat mengangani pasien jiwa 2. Usulan perobahan besaran pola tarif yang Perdanya belum terealisasi. Hal ini mempersulit upaya rumah sakit untuk melakukan pengembangan. Sejak rumah sakit jiwa ini didirikan, peralatan seperti tempat tidur dan fasilitas lainnya tidak pernah diremajakan sehingga kerap rusak - Sumber Daya Manusia Rumah sakit sebagai institusi pelayanan masyarakat padat modal, padat teknologi yang dalam pelayanan sehari-hari melibatkan sumber daya manusia dengan berbagai jenis keahlian, jangkauan kapasitas dan kualitas pelayanan sangat tergantung pada kapasitas dan kulitas tenaga atau sumber Fitri Afriani S. : Rumah Sakit Jiwa Daerah Provins Sumatera Utara 1981-1990, 2009. USU Repository © 2009 daya manusia di institusi pelayanan tersebut. 23 b. Dari Pasien Sumber daya manusia yang dimaksud disini adalah sumber daya manusia yang bisa menjalankan tugasnya sebagaimana mestinya ataupun orang-orang yangahli dalam bidang masing-masing dengan istilah lain profesional dalam menjalankan tugasnya. Tenaga medis yang kurang menyebabkan penanganan terhadap pasien dapat terhambat. Perbandingan jumlah pasien dan tenaga medis tidak seimbang. Pada umumnya tenaga medis dan dokter mau bekerja kalau ada dana khusus yang disebut dana “ Pardiem”. Biasanya dana ini muncul apabila ada sumbangan dari pihak luar. Kalau hanya mengandalkan dana dari pemerintah maka biasanya mereka hanya sekedar mempertahankan status mereka sebagai pegawai saja. Adapun Sumber Daya Manusia yang masih kurang dapat kita lihat seperti: Tenaga Medis khususnya ahli penyakit dalam, Tenaga Perawatan, Tenaga akuntansi, Tenaga Komputer, Tenaga Satpam, Tenaga Kebersihan. - Lahan Lahan rumah sakit yang sangat kurang seiring dengan semakin banyaknya jumlah pasien yang masuk setiap tahunnya. Lahan rumah sakit hanya seluas 3,8 ha, yang idealnya minimal 10 ha. Rumah Sakit Jiwa Bengkulu dengan pasien berjumlah sekitar 60 orang, berdiri di atas lahan 17 ha dan memiliki fasilitas pendukung yang cukup lengkap, sedangkan Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara hanya seluas 3,8 ha. 23 Editor Tjandra Yoga Aditama, Tri Hastuti, Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Jakarta : UI Press, 2002, hal.6 Fitri Afriani S. : Rumah Sakit Jiwa Daerah Provins Sumatera Utara 1981-1990, 2009. USU Repository © 2009 Dari dalam diri pasien itu sendiri sering muncul masalah. Ada pasien yang tidak memiliki keluarga sehingga mereka sangat kekurangan motivasi. Tidak adanya yang memberi motivasi menyebabkan pasien tidak semangat untuk berobat sehingga penyakitnya sulit untuk disembuhkan. Keluarga biasanya sangat berperan dalam kesembuhan pasien, karena setiap pasien membutuhkan dukungan agar mereka bisa sembuh. Selain itu, banyak pasien yang telah sembuh tapi tidak memiliki keluarga memutuskan untuk tetap tinggal di rumah sakit, karena mereka ditinggalkan oleh keluarganya dan tidak mempunyai tempat tinggal. Adanya stigma atau anggapan negatif dan penolakan masyarakat terhadap individu yang berlatar belakang kejiwaan atau gangguan jiwa membuat mereka, para penderita gangguan jiwa dikucilkan dari masyarakat. Sehingga setiap pasien yang berobat ke rumah sakit jiwa ada kesan negatif yang diberikan oleh masyarakat. Faktor ekonomi para penderita gangguan jiwa juga menjadi salah satu penghambat dari kelancaran pelayanan dalam rumah sakit. Pasien yang berada di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara mempunyai persoalan ekonomi yang berbeda-beda, namun pada umumnya pasien jiwa yang di rawat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara itu adalah pasien jiwa yang tidak mampu mengatasi tekanan ekonomi.

3.3.3 Subsidi Bagi Rumah Sakit dan Pasien