Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Fitri Afriani S. : Rumah Sakit Jiwa Daerah Provins Sumatera Utara 1981-1990, 2009. USU Repository © 2009

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dalam sejarah perkembangan rumah sakit terdapat interaksi antara lingkungan sekitar dengan keadaan di dalam rumah sakit. Rumah sakit merupakan sebuah lembaga yang melakukan kegiatan tidak di ruang hampa. 1 Melalui pemikiran tersebut terlihat bahwa dalam mengkaji dan merekonstruksi suatu peristiwa sejarah menunjukkan masa lalu merupakan bagian yang penting. Sejarah selalu melihat permasalahan yang terjadi dalam lingkungan alam karena sejarah berbicara tentang manusia, tempat dan waktu. Demikian halnya dengan penulisan sejarah itu sendiri, sejarah dipandang sebagai rangkaian peristiwa yang dialami manusia di dunia ini, dengan kejadian-kejadian yang datang silih berganti di masa lalu dan membentuk masa sekarang, serta masa yang akan datang. Sejarah rumah sakit merupakan studi mengenai perubahan-perubahan, dimana perubahan selalu terjadi pada masa lalu, masa sekarang, dan masa mendatang sehingga merubah sistem rumah sakit itu. Sejarah selalu mengikuti perkembangan jaman dimana setiap perkembangan tidak bisa terlepas dari masa lalunya. Dan masa lalu itu merupakan peristiwa sejarah yang tidak pernah usang dan hilang untuk diperbincangkan. 2 1 Laksono Trisnantoro, Aspek Strategis Manajemen Rumah Sakit, Yogyakarta : ANDI, 2005. hal.ii 2 Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah, Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada , 1993, hal.34 Sejarah sebagai suatu kejadian hanya sekali terjadi, namun sejarah dalam bentuk tulisan dapat terjadi lebih dari sekali. Penulisan sejarah bertuhuan untuk mencerutakan kejadian masa lampau cebagai pedoman untuk Fitri Afriani S. : Rumah Sakit Jiwa Daerah Provins Sumatera Utara 1981-1990, 2009. USU Repository © 2009 berbuat lebih bijaksana sehingga kesalahan pada masa lampai tidak terjadi pada masa kini dan masa yang akan datang. Penulisan sejarah dilakukan terus menerus karena dinamika masyarakat yang mengakibatkan perubahan-perubahan dalam masyarakat baik secara cepat maupun lambat. Faktor manusia pada umumnya sangat berperan sekali untuk menentukan arah dan perkembangan sebuah lembaga. 3 Pada prinsipnya sejarah itu tidak hanya berpatokan kepada penulisan masa lampau dan masa kini namun membahas keadaan sosial, ekonomi, politik, dan yang terjadi di masyarakat. Oleh sebab itu sejarah terus berkembang yang mengakibatkan terjadi perubahan sosial, ekonomi, politik dan budaya. 4 Sejarah di Indonesia terbagi menjadi beberapa masa, salah satunya masa Kolonial Belanda. Masa ini merupakan masa yang penting bagi Indonesia karena banyak Peristiwa sejarah akan selalu mengalami perubahan mengikuti kondisi zaman yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Seorang sejarawan akan selalu merekonstruksi peristiwa sejarah mendekati objektif sesuai dengan kemampuan, dan semuanya tidak terlepas dari kondisi lingkungan yang secara tidak langsung turut mempengaruhinya seperti kemajuan sebuah rumah sakit. Perkembangan penulisan sejarah ini juga mengenal berbagai kriteria. Dari sudut geografi, maka penulisan dapat dipandang sebagai sejarah lokal. Sejarah lokal berarti sejarah dari suatu tempat yang batasan wilayahnya ditentukan oleh penulis itu sendiri. Penulisan sejarah lokal bukan berarti menonjolkan kelebihan suatu daerah tetapi untuk memperkaya khasanah sejarah. 3 Sartono Kartodirjo, Pemikiran dan Perkembangan Historiografi Indonesia : Suatu Alternatif, Jakarta : Gramedia, 1982, hal.2 4 Sutrasno, Sejarah dan Ilmu Pengetahuan, Jakarta : Pradnya Paramita, 1975.hal.7 Fitri Afriani S. : Rumah Sakit Jiwa Daerah Provins Sumatera Utara 1981-1990, 2009. USU Repository © 2009 memberikan pengaruh kepada Indonesia dalam perkembangannya. Pemerintahan kolonial banyak memberikan peninggalan-peninggalan bersejarah yang sangat penting bagi Indonesia, salah satunya adalah berdirinya sebuah rumah sakit di Indonesia. Sejarah rumah sakit di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari perkembangan Ilmu kedokteran di Asia. Masa ini merupakan awal dari beralihnya sistem tradisional kesehatan di Asia yang mengacu pada sistem Cina terutama permasalahan pelayanan kesehatan. 5 5 Laksono Trisnantoro, Memahami Penggunaan Ilmu Ekonomi Dalam Manajemen Rumah Sakit, Yogyakarta : Universitas Gajah Mada, 2004. hal.4 Pelayanan rumah sakit di Indonesia telah dimulai sejak awal keberadaan VOC sebagai bagian tidak terpisahkan dari aktifitas VOC itu sendiri. Pembangunan rumah sakit merupakan upaya untuk mengatasi persoalan yang dihadapi akibat pelayaran yang jauh, yaitu dari Eropa ke Indonesia. Pelayaran ini banyak menimbulkan dampak kesehatan selain karena kondisi yang jauh juga adanya perbedaan iklim antara Eropa dan Indonesia sehingga banyak diantara mereka yang tidak mampu untuk beradaptasi. Maka untuk mengatasi persoalan kesehatan itu diperlukan fasilitas medis yang baik. Dari kondisi inilah mereka mendirikan rumah sakit di Indonesia. Pada awalnya pelayanan rumah sakit di Indonesia hanya diperuntukkan bagi orang-orang Eropa, selanjutnya orang non-Eropa yang bekerja dengan VOC mendapat kesempatan untuk menggunakan rumah sakit, akan tetapi berbeda tempat, fasilitas dan pelayanan. Walaupun pada akhir abad 17 ada usaha dari misionaris Kristen untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada anak-anak pribumi, tetapi lingkup dan dampak ini terlihat kecil. Baru pada akhir abad 19 suatu usaha sistematis dalam pelayanan rumah sakit kepada penduduk pribumi dilakukan oleh para misionaris Kristen di Indonesia. Fitri Afriani S. : Rumah Sakit Jiwa Daerah Provins Sumatera Utara 1981-1990, 2009. USU Repository © 2009 Sampai akhir abad 19, pada dasarnya rumah sakit di Indonesia merupakan rumah sakit militer yang secara eksklusif ditujukan kepada anggota kesatuan militer dan pegawai pemerintahan Kolonial Belanda. Apabila penduduk pribumi ingin mendapat pelayanan kesehatan, hal itu hanya dilakukan sebagai bagian dari upaya melindungi kepentingan orang Eropa. Walaupun pelayanan kesehatan diberikan untuk penduduk pribumi namun pelayanan tersebut tergantung pada kebutuhan dan kemampuan pasien, sehingga secara tidak langsung kelas dalam rumah sakit tersebut sudah tercipta. Penduduk pribumi yang mendapat pelayanan kesehatan diwajibkan untuk membayar, dan dana tersebut digunakan untuk perkembangan rumah sakit pada waktu itu, dan lain yang diperoleh untuk perkembangan rumah sakit diperoleh dari subsidi penguasa. Dalam perkembangan pelayanan rumah sakit terhadap masyarakat terjadi pergeseran kebijakan politik kolonial pada abad 19 dan awal abad 20. Pergeseran ini secara langsung berdampak pula pada kebijakan kesehatan pemerintah kolonial di Indonesia yang berpengaruh terhadap perkembangan pelayanan rumah sakit oleh pemerintah untuk penduduk pribumi. Salah satu organisasi sosial keagamaan seperti Muhammadiyah mendirikan rumah sakit sederhana dalam bentuk pelayanan kesehatan umum bagi masyarakat. 6 Dengan banyak berdirinya rumah sakit dapat menunjukkan bahwa masyarakat memang sangat membutuhkannya dan seiring bertambahnya waktu, banyak penyakit- penyakit baru yang akhirnya melahirkan rumah sakit yang lebih spesifik RS khusus. Pada masa kekuasaan Daendels di Indonesia terjadi perubahan yang cukup penting. Sejak saat itu personil militer dibebaskan dari biaya rumah sakit, sedangkan pegawai sipil baru kemudian menikmati pembebasan biaya rumah sakit. 6 Ibid, hal.6 Fitri Afriani S. : Rumah Sakit Jiwa Daerah Provins Sumatera Utara 1981-1990, 2009. USU Repository © 2009 Salah satu diantaranya ialah penyakit kejiwaan yang mengharuskan ada pelayanan kesehatan bagi pasien secara khusus. Adapun rumah sakit yang dimaksud adalah Rumah Sakit Jiwa. Pada masa pemerintahan Kolonial Belanda di Sumatera Utara didirikan Rumah Sakit Jiwa Doorgangshuizen Voor Krankzinnigen pada tahun 1935 yang berada di Glugur. Setelah pendudukan Jepang, Rumah Sakit Jiwa ini dikuasai oleh pemerintah Jepang pada tahun 1943 sampai dengan 1945. Pada tahun 1947 Rumah Sakit Jiwa ini dikuasai oleh tentara sekutu. Pada tahun 1958 Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara dipindahkan ke jalan Timor No.10 Medan. Selanjutnya pada tahun 1981 Rumah Sakit Jiwa ini dipindahkan lagi ke jalan Tali Air. Dipindahkan karena ada perubahan tata kota Medan sehingga diadakan Ruislaag. Dasar hukum Ruislaag ini adalah Surat Menteri Kesehatan Nomor 277MENKESVIII78 dan Nomor 1897YANKESDKJ78. Dengan adanya pengembangan kota Medan tersebut, Rumah Sakit Jiwa ini berada di Jalan Tali Air No.21 Medan. akhirnya pada tanggal 5 Februari 1981 Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara ini mulai ditempati dan diresmikan oleh Menteri Kesehatan RI Dr. Suwardjono Suryaningrat. Dengan melihat keberadaan Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara ini, maka penulis merasa tertarik untuk mengangkat penelitian ini dengan judul Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara 1981-1990. Penelitian Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara menarik diteliti karena belum pernah ada yang melakukan penelitian terhadap Rumah Sakit Jiwa ini. Adapun Periodesasi dalam penulisan ini adalah tahun 1981 sampai dengan 1990. Tahun 1981 merupakan tahun awal Fitri Afriani S. : Rumah Sakit Jiwa Daerah Provins Sumatera Utara 1981-1990, 2009. USU Repository © 2009 dimana Rumah Sakit Jiwa ini mulai ditempati dan diresmikan. Tahun 1990 merupakan akhir pembahasan batas waktu penelitian.

1.2. Rumusan Masalah