II.5.1. Proses Terjadinya Perilaku, dan Karakteristik Perilaku
Penelitian Rogers mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru berperilaku baru, didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni
: a.
Awareness kesadaran, yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui setimulusobjekterlebihdahulu
b. Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus
c. Evaluation menimbang – nimbang baik dan tidaknya stimulus bagi dirinya.Hal ini
berarti sikap responden sudah lebih baik lagi d.
Trial,orang telah mulaim encoba perilaku baru e.
Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.
Karakteristik Perilaku :
a. Perilaku adalah perkataan dan perbuatan individu. Jadi apa yang dikatakan dan
dilakukan oleh seseorang merupakan karakteristik dari perilakunya. b.
Perilaku mempunyai satu atau lebih dimensi yang dapat diukur, yaitu : frekuensi, durasi, dan intensitas.
c. Perilaku dapat diobservasi, dijelaskan, dan direkam oleh orang lain atau orang yang
terlibat dalam perilaku tersebut. d.
Perilaku mempengaruhi lingkungan, lingkungan fisik atau social e.
Perilaku dipengaruhi lingkungan f.
Perilaku bisa tampak atau tidak tampak.
Universitas Sumatera Utara
II.5.2. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku dan Aspek Perkembangan Perilaku
Perilaku atau aktivitas pada individu atau organisme tidak timbul dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat dari stimulus yang diterima oleh organisme yang
bersangkutan baik stimulus eksternal maupun stimulus internal. Perilaku individu dapat mempengaruhi individu itu sendiri, dan juga dapat mempengaruhi lingkungan.
Demikian pula, lingkungan dapat mempengaruhi individu. Secara garis besar, perilaku manusia diakibatkan oleh :
a. Genetika
b. Sikap, adalah suatu ukuran tingkat kesukaan seseorang terhadap perilaku
tertentu c.
Norma social, adalah pengaruhh tekanan social d.
Control perilaku pribadi, adalah kepercayaan seseorang mengenai sulit tidaknya melakukan suatu perilaku.
Perilaku manusia sangat berbeda antara satu dengan yang lainnya. Perilaku itu sendiri adalah suatu fungsi dari interaksi antara seseorang individu dengan
lingkungannya. Berikut adalah aspek perkembangan perilaku Syamsudin, 2003 ;
A. Perkembangan Perilaku Kognitif
Dengan menggunakan hasil pengukuran tes inteligensi yang mencakup General Information and Verbal Analogies, Jones dan Conrad Loree,1970 menunjukkan bahwa
laju perkembangan inteligensi berlangsung sangat pesat sampai masa remaja, setelah itu kepesatannya berangsur menurun. Puncak perkembangan pada umumnya tercapai di
penghujung masa remaja akhir.
Universitas Sumatera Utara
Perubahan-perubahan amat tipis sampai usia 50 tahun, dan setelah itu terjadi plateau mapan sampai dengan usia 60 tahun selanjutnya berangsur menurun. Secara
kualitatif perkembangan perilaku kognitif diungkapkan oleh Piaget, sebagai berikut : 1.
Tahap Sensori-Motor 0-2 Inteligensi sensori-motor dipandang sebagai inteligensi praktis practical
intelligence, yang berfaedah untuk belajar berbuat terhadap lingkungannya sebelum mampu berfikir mengenai apa yang sedang ia perbuat. Inteligensi individu pada
tahap ini masih bersifat primitif, namun merupakan inteligensi dasar yang amat berarti untuk menjadi fondasi tipe-tipe inteligensi tertentu yang akan dimiliki anak
kelak. Sebelum usia 18 bulan, anak belum mengenal object permanence. Artinya, benda apapun yang tidak ia lihat, tidak ia sentuh, atau tidak ia dengar dianggap
tidak ada meskipun sesungguhnya benda itu ada. Dalam rentang 18 - 24 bulan barulah kemampuan object permanence anak tersebut muncul secara bertahap dan
sistematis. 2.
Tahap Pra Operasional 2 – 7 Pada tahap ini anak sudah memiliki penguasaan sempurna tentang object
permanence. Artinya, anak tersebut sudah memiliki kesadaran akan tetap eksisnya suatu benda yang harus ada atau biasa ada, walaupun benda tersebut sudah ia
tinggalkan atau sudah tak dilihat, didengar atau disentuh lagi. Jadi, pandangan terhadap eksistensi benda tersebut berbeda dengan pandangan pada periode sensori
motor, yakni tidak bergantung lagi pada pengamatannya belaka. Pada periode ditandai oleh adanya egosentris serta pada periode ini memungkinkan anak untuk
mengembangkan diferred-imitation, insight learning dan kemampuan berbahasa,
Universitas Sumatera Utara
dengan menggunakan kata-kata yang benar serta mampu mengekspresikan kalimat- kalimat pendek tetapi efektif.
3. Tahap konkret-operasional 7-11
Pada periode ditandai oleh adanya tambahan kemampuan yang disebut system of operation satuan langkah berfikir yang bermanfaat untuk
mengkoordinasikan pemikiran dan idenya dengan peristiwa tertentu ke dalam pemikirannya sendiri. Pada dasarnya perkembangan kognitif anak ditinjau dari
karakteristiknya sudah sama dengan kemampuan kognitif orang dewasa. Namun masih ada keterbatasan kapasitas dalam mengkoordinasikan pemikirannya. Pada
periode ini anak baru mampu berfikir sistematis mengenai benda-benda dan peristiwa-peristiwa yang konkret.
4. Tahap formal-operasional 11 - dewasa
Pada periode ini seorang remaja telah memiliki kemampuan mengkoordinasikan baik secara simultan maupun berurutan dua ragam kemampuan
kognitif yaitu : a.
Kapasitas menggunakan hipotesis Kemampuan berfikir mengenai sesuatu khususnya dalam hal pemecahan
masalah dengan menggunakan anggapan dasar yang relevan dengan lingkungan yang dia respons dan kapasitas menggunakan prinsip-prinsip abstrak.
b. Kapasitas menggunakan prinsip-prinsip abstrak
Kemampuan untuk mempelajari materi-materi pelajaran yang abstrak secara luas dan mendalam.
Universitas Sumatera Utara
B. Perkembangan Perilaku Afektif
Aspek emosional dari suatu perilaku, pada umumnya selalu melibatkan tiga variabel, yaitu :
1 rangsangan yang menimbulkan emosi stimulus
2 perubahan–perubahan fisiologis yang terjadi pada individu
3 pola sambutan. Yang mungkin dirubah dan dipengaruhi adalah variabel
yang kesatu stimus dan yang ketiga respons, sedangkan variabel yang kedua merupakan yang tidak mungkin dirubah karena terjadinya pada
individu secara mekanis. Terdapat dua dimensi emosional yang sangat
penting untuk dipahami yaitu :
- senang – tidak senang suka-tidak suka;
- intensitasnya kuat-lemah.
C. Perkembangan Perilaku Psikomotorik
Perkembangan psikomotorik memerlukan adanya koordinasi fungsional antara neuronmuscular system sistem syaraf dan otot dan fungsi psikis kognitif, afektif,
konatif. Dua prinsip utama dalam perkembangan psikomotorik, yaitu : 1 bahwa
perkembangan itu berlangsung dari yang sederhana kepada yang kompleks, dan 2 dari yang kasar dan global gross bodily movements kepada yang halus dan spesifik
dan terkoordinasikan finely coordinated movements. Loree dalam Abin Syamsuddin 2003 mengatakan bahwa ada dua macam
perilaku psikomotorik utama yang bersifat universal harus dikuasai oleh setiap individu pada masa bayi atau masa kanak-kanak yaitu berjalan walking dan memegang benda
Universitas Sumatera Utara
prehension. Kedua jenis keterampilan ini menjadi dasar bagi perkembangan keterampilan yang lebih kompleks untuk bermain playing dan bekerja working.
II.5.1. Anak
Anak adalah makhluk sosial seperti juga orang dewasa. Anak membutuhkan orang lain untuk dapat membantu mengembangkan kemampuannya, karena anak lahir
dengan segala kelemahan sehingga tanpa orang lain anak tidak mungkin dapat mencapai taraf kemanusiaan yang normal.
Menurut John Locke
dalam Gunarsa, 2000 anak adalah pribadi yang masih bersih dan peka terhadap rangsangan-rangsangan yang berasal dari lingkungan.
Augustinus yang dipandang sebagai peletak dasar permulaan psikologi anak, mengatakan bahwa anak tidaklah sama dengan orang dewasa, anak mempunyai
kecenderungan untuk menyimpang dari hukum dan ketertiban yang disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan pengertian terhadap realita kehidupan, anak-anak lebih
mudah belajar dengan contoh-contoh yang diterimanya dari aturan-aturan yang bersifat memaksa.
Anak sebagai orang yang mempunyai pikiran, perasaan, sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan segala keterbatasan dan juga merupakan makhluk yang
membutuhkan pemeliharaan, kasih sayang dan tempat bagi perkembangannya. Selain itu anak merupakan bagian dari keluarga, dan keluarga memberi kesempatan bagi anak
untuk belajar tingkah laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan bersama. Dalam proses perkembangan manusia dijumpai beberapa tahapan
atau fase dalam perkembangan, antara fase yang satu dengan fase yang lain selalu berhubungan dan mempengaruhi serta memiliki ciri-ciri yang relatif sama pada setiap
anak.
Universitas Sumatera Utara
Disamping itu juga perkembangan manusia tersebut tidak terlepas dari proses pertumbuhan, keduanya akan selalu berkaitan. Apabila pertumbuhan sel-sel otak anak
semakin bertambah, maka kemampuan intelektualnya juga akan berkembang. Proses perkembangan tersebut tidak hanya terbatas pada perkembangan fisik, melainkan juga
pada perkembangan psikis.
II.5.1.1. Tugas-tugas Perkembangan Anak
Salah satu dasar untuk menentukan apakah seorang anak telah mengalami perkembagan dengan baik adalah memulai apa yang disebut dengan tugas-tugas
perkembangan. Tugas perkembangan masa anak adalah belajar berjalan, belajar mengambil makanan yang padat, belajar berbicara, toilet training, belajar membedakan
jenis kelamin dan dapat kerja kooperatif, belajar mencapai stabilitas fisiologis, pembentukan konsep-konsep yang sederhana mengenai kenyataan sosial dan fisik,
belajar untuk mengembangkan diri sendiri secara emosional dengan orang tua, sanak
saudara dan orang lain serta belajar membedakan baik dan buruk.
Menurut Havighurst dalam Hurlock, 1990 tugas perkembangan pada masa anak-anak adalah sebagai berikut:
a. Mempelajari ketrampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-permainan
yang umum. b.
Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai mahluk yang sedang tumbuh.
c. Belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya
d. Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat
e. Mengembangkan ketrampilan-ketrampilan dasar untuk membaca, menulis dan
berhitung
Universitas Sumatera Utara
f. Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan
sehari-hari g.
Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, dan tata dan tingkatan nilai h.
Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan lembaga- lembaga
i. Mencapai kebebasan pribadi.
Perkembangan seorang anak seperti yang telah banyak terurai di atas, tidak hanya terbatas pada perkembangan fisik saja tetapi juga pada perkembangan mental,
sosial dan emosional. Tugas-tugas pada masa setiap perkembangan adalah satu tugas yang timbul pada suatu periode tertentu dalam hidup seseorang, dimana keterbatasan
dalam menyelesaikan tugas ini menimbulkan perasaan bahagia serta keberhasilan pada tugas berikutnya, sedangkan kegagalan akan menimbulkan ketidak bahagiaan dan
kesulitan atau hambatan dalam menyelesaikan tugas berikutnya. Masa hidup seseorang bisa dibagi dalam beberapa tahap perkembangan dengan
tingkat kematangan tertentu menurut Gunarsa 2000:6, meliputi :
a. Masa bayi : 0 – 2 tahun
Bayi mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang menghasilkan perubahan bertahap dalam ukuran, bentuk tubuh, perasaan dan perilakunya.
b. Masa anak
Pada masa anak, terlihat arah perkembangannya dari suatu otonomi ke inisiatif, timbul keinginan baru. Pada akhir masa anak, ia sudah mulai
mempertanggungjawabkan perbuatannya sendiri.
Universitas Sumatera Utara