Analisa Tayangan Laptop Si Unyil Di Trans7 Terhadap Pembentukan Perilaku Anak (Studi Deskriptif tentang Tayangan Laptop Si Unyil dalam Pembentukan Perilaku Anak Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah)

(1)

ANALISA TAYANGAN LAPTOP SI UNYIL DI TRANS7

TERHADAP PEMBENTUKAN PERILAKU ANAK

(Studi Deskriptif tentang Tayangan Laptop Si Unyil dalam

Pembentukan Perilaku Anak Yayasan Pendidikan Shafiyyatul

Amaliyyah)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan

Sarjana (S-1)

pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Departemen Ilmu Komunikasi

Disusun Oleh :

AGHI AYU HADI PURWITA SARI

060904067

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2010


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh:

Nama : Aghi Ayu Hadi Purwita Sari

NIM : 060904067

Departemen : Ilmu Komunikasi

Judul : Analisa Tayangan Laptop Si Unyil di Trans7 terhadap Pembentukan Perilaku Anak (Studi Deskrptif Tayangan Laptop Si Unyil dalam Pembentukan Perilaku Anak Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah)

Dosen Pembimbing Ketua Departemen

Dra. Lusiana A. Lubis,M.A

NIP.196704051990032002 NIP.195102191987011001 Drs. Amir Purba, MA

Dekan FISIP USU

NIP.196207031987111001 Prof.Dr.M.Arif Nasution,MA


(3)

ABSTRAKSI

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah tayangan Laptop Si Unyil terhadap pembentukan perilaku anak. Laptop Si Unyil merupakan tayangan dalam menambah ilmu pengetahuan dan membentuk perilaku anak. Dimana, peran Unyil sebagai pembawa acara, sebelum memperkenalkan suatu ilmu baru, terlebih dahulu disajikan cerita pengantar yang dapat membentuk perilaku anak tersebut.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif yang mana hanya menggambarkan suatu situasi atau peristiwa penelitian, tanpa mencari atau menjelaskan hubungan, serta tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Peneliti menggunakan beberapa teori yang relevan, yaitu: Komunikasi dan Komunikasi Massa, Teori Televisi, Teori S-O-R, dan teori Perilaku. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa tabel tunggal, dengan menggunakan aplikasi Statistical Product and System Solution (SPSS) 16.

Objek penelitian ini adalah siswa SMP. Hal ini dikarenakan siswa SMP yang merupakan remaja awal masih sangat kuat rasa keingintahuannya. Baik dalam menambah pentahuannya maupun dalam membentuk perilakunya. Karena umumnya pada remaja awal ini, siswa SMP masih mengikuti atau dapat terpengaruh dari lingkungannya. Lingkungan di dapat dari keluarga, media massa, sekolah, dan lainnya. Apa yang akan terjadi akan dapat mempengaruhi pembentukan perilakunya. Responden yang dipilih adalah siswa SMP Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan kelas VII dan VIII tahun ajaran 2009 – 2010 yang mmasih aktif, dengan jumlah populasi sebanyak 245 orang. Untuk menentukan jumlah sampel dari populasi tersebut, maka digunakan Arikunto dengan persentase yang ditentukan sebesar 25%. Dengan demikian jumlah sampel adalah 61 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive Sampling, dan Propotional Random Sampling.

Kesimpulan dari hasil yang diperoleh, para siswa SMP YP. Shafiyyatul Amaliyyah mengemukakan bahwa tayangan Laptop Si Unyil dapat menambah pengetahuan mereka dan dapat membentuk perilaku mereka. Hal ini disebabkan adanya unsur yang menarik yang disajikan oleh Trans7 dengan hanya mengubah tampilan dari tayangan Si Unyil yang dahulunya hanya menceritakan kehidupan anak di desa, sekarang lebih kreatif dengan banyak memperkenalkan ilmu baru kepada anak – anak lainnya.


(4)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Dengan segala kerendahan hati, peneliti mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan anugerah-Nya yang berlimpah kepada peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisa Tayangan Laptop Si Unyil di Trans7 terhadap Pembentukan Perilaku Anak (Studi Deskrptif Tayangan Laptop Si Unyil dalam Pembentukan Perilaku Anak Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah)”.

Skripsi ini merupakan tugas akhir perkuliahan peneliti sebagai syarat pendidikan sarjana (S-1). Peneliti berharap ke depannya skripsi ini dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa dalam mengembangkan penelitian. Tentunya skripsi ini masih sangat jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis senantiasa mengharapkan gagasan baru, kritik, serta saran yang membangun demi perbaikan ke depan.

Dalam penyelesaian skripsi ini peneliti banyak mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Pertama sekali peneliti mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada orangtua peneliti yakni Ayahanda Ismet Rizal Pulungan dan Ibunda Yusmawita Siregar yang selalu ada di rumah untuk membimbing dan memberikan semangat, cinta, dan kasih sayangnya. Untuk adik-adik saya Irfan, dan Rakha terimakasih telah selalu mendoakan peneliti dalam setiap kesempatan dan yang selalu berharap bahwa peneliti nantinya akan menjadi manusia yang berguna di masa yang akan datang.


(5)

Dalam proses penyelesaian skripsi ini, peneliti tidak hanya mengandalkan kemampuan diri sendiri. Begitu banyak pihak yang memberi kontribusi, baik berupa materi, pikiran, maupun dorongan semangat dan motivasi. Oleh karena itu melalui kata pengantar ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof.Dr.M.Arif Nasution, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Amir Purba, MA dan Ibu Dra.Dewi Kurniawati, M.Si selaku Ketua dan juga sekretaris Departemen Ilmu Komunikasi sekaligus peneliti anggap sebagai orangtua kedua yang begitu baik memperlakukan peneliti selama proses pengerjaan skripsi.

3. Ibu Dra. Lusiana A. Lubis,M.A selaku dosen pembimbing peneliti yang memiliki pengetahuan yang cukup luas mengenai berbagai hal yang membuat peneliti termotivasi untuk membuat suatu penelitian yang cukup menantang, dan memiliki kesabaran, ketekunan dalam memberikan masukan-masukan bagi skripsi ini.

4. Para dosen Ilmu Komunikasi FISIP USU yang selalu memberikan contoh, masukan serta teladan yang patut untuk ditiru oleh peneliti berupa semangat untuk terus belajar dan meraih cita-cita.

5. Kak Ross, Kak Icut, Kak Maya, dan Kak Rotua untuk semua dorongannya agar peneliti segera menyelesaikan studi, serta semua dukungan dan pengertiannya.

6. Suami, Bobby Ferdian, dan anak peneliti Kayla Aisyahattaya Ferdian yang selalu mendoakan yang terbaik bagi peneliti. Para Om dan Tante, sepupu-sepupu, serta keponakan-keponakan peneliti yang turut men – support peneliti.


(6)

7. Soya Soraya selaku sahabat peneliti untuk cerita-ceritanya yang menginspirasi dari ide awal penulisan sampai penelitian ini selesai. Juga untuk obrolan-obrolan panjang dan menggelikan yang selalu menghasilkan ide-ide atau motivasi bagi satu sama lain dan hal-hal lainnya yang tidak pernah terpikir sebelumnya. Terima kasih ya, Oya.

8. Keria, Bebu, Bihok, Berik, Bayong, sahabat-sahabat peneliti, yang selalu memotivasi peneliti dalam berbagai cara dan segala macam perbuatan tingkah laku kalian, baik yang pantas dan tidak pantas, yang selalu menyemarakkan hari-hari peneliti. Untuk persahabatan merangkap persaudaraan yang tidak bisa diterima akal sehat manapun awal mula ceritanya. Sebenarnya tidak bisa dengan pemakaian bahasa yang baik dan benar untuk menggambarkan mereka, karena artiannya jadi menyimpang terlalu jauh. Tapi demi kesopanan, maka penulis cukupkan sampai di sini mengenai mereka.

9. Para adik stambuk 2007 dan 2008 yang peneliti kenal dan sering berinteraksi. Para senior dari yang 2002 sampai 2005 yang juga turut men – support penulis dari awal waktu perkuliahan hingga sekarang.

10.Kepada Murid – murid SMP Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah yang lucu, bijak, baik, dan pintar, terima kasih sudah sangat membantu dalam melengkapi kuisioner yang diajukan.


(7)

Semoga Skripsi ini bermanfaat bagi seluruh pihak dan dapat membuka khazanah berpikir kita mengenai media komunikasi internasional.

Medan, September 2010 Peneliti


(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR LAMPIRAN... viii

BAB I: PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah... 1

I.2 Perumusan Masalah... 7

I.3 Pembatasan Masalah... 8

I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian………...……….. 8

I.5 Kerangka Teori………. 9

I.5.1. Komunikasi dan Komunikasi Massa……….. 10

I.5.2. Televisi S-O-R……….12

I.5.3. Televisi Sebagai Media Massa…….……….. 14

I.5.4. Perilaku………... 15

I.5.4.1 Anak……….... 17

I.7 Kerangka Konsep………. 18

I.8 Model Teoritis………. 19

I.9 Konsep Operasional………... 20


(9)

BAB II: URAIAN TEORITIS

II.1 Komunikasi....…... 26

II.1.1. Pengertian Komunikasi……….... 26

II.1.2. Jenis Komunikasi………. 32

II.2 Komunikasi Massa………….……….….... 34

II.2.1. Pengertian Komunikasi Massa……….. 34

II.2.2. Fungsi Komunikasi Massa……… 37

II.2.3. Komponen Komunikasi Massa………. 39

II.2.4. Efek Komunikasi Massa……….... 41

II.3 Teori S-O-R………….……….……. 45

II.4 Televisi Sebagai Media Massa……….... 48

II.4.1. Pengertian Televisi……….. 48

II.4.2. Fungsi Televisi……….... 51

II.4.3. Karakteristik Televisi……….…………... 52

II.5. Teori Perilaku……….… 53

II.5.1. Pengertian Perilaku……….… 53

II.5.2. Proses dan Karakteristik Perilaku……...……….…... 55

II.5.3. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku……….…… 56

II.5.4. Anak………..……. 61


(10)

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 65

III.1.1.Tentang YP. Shafiyyatul Amaliyyah ... 63

III.1.2. Sistem Pendidikan... 66

III.1.3. Visi, Misi YP. Shafiyyatul Amaliyyah ... 69

III.1.4. Struktur Organisasi YP. Shafiyyatul Amaliyyah... 75

III.2 Deskripsi Tayangan Laptop Si Unyil……..………... 77

III.3 Metode Penelitian ……….... 78

III.4 Lokasi Penelitian………... 78

III.5 Populasi dan Sampel ... 79

III.6 Teknik Penarikan Sampel ... 81

III.7 Teknik Pengumpulan Data……….... 82

III.8 Teknik Analisa Data ... 83

BAB IV: ANALISA DAN PEMBAHASAN IV.1 Pelaksanaan Pengumpulan Data ...….. 84

IV.1.1. Tahap Awal ... 85

IV.1.2. Pengumpulan Data ... 85

IV.2 Teknik Pengolahan Data ... 86

IV.3 Analisa Tabel Tunggal ... 87

IV.3.1. Karakteristik Responden ... 87

IV.3.2. Tayangan Laptop Si Unyil di Trans7………..…... 93


(11)

BAB V: PENUTUP

V.1. Kesimpulan ... 122 V.2. Saran ...123

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(12)

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR Daftar Tabel

Tabel 1 Variabel Operasional ……… 20

Tabel 2 Jenis Kelamin Responden ……….… 87

Tabel 3 Umur Responden……….….. 88

Tabel 4 Saluran Televisi ………...……….. 89

Tabel 5 Materi Acara ……….. 90

Tabel 6 Lama Menonton ….………... 91

Tabel 7 Sumber Media Pengetahuan ……… 92

Tabel 8 Frekuensi Menonton Tayangan Laptop Si Unyil di Trans7 …………. 93

Tabel 9 Waktu Penayangan Laptop Si Unyil ……...………. 94

Tabel 10 Frekuensi Penayangan Laptop Si Unyil ……… 95

Tabel 11 Kesesuaian Jam Tayang ….……….. 96

Tabel 12 Durasi Tayangan Laptop Si Unyil ………..………. 97

Tabel 13 Host Tayangan Laptop Si Unyil ………..………. 98

Tabel 14 Teknik Berkomunikasi ………..… 99

Tabel 15 Bahasa yang Digunakan …….………. 100

Tabel 16 Penguasaan Materi ………...………... 101

Tabel 17 Kemampuan Host Membawakan Tayangan ………. 102

Tabel 18 Ilustrasi dalam Tayangan Laptop Si Unyil ………... 103

Tabel 19 Tema ………...………. 104

Tabel 20 Materi Acara ……….……… 105

Tabel 21 Pemahaman terhadap Isi ………... 106

Tabel 22 Motif Menonton ………...……. 107

Tabel 23 Penambahan Tingkat Pengetahuan ……….. 108

Tabel 24 Keseluruhan Tayangan ………...………. 109

Tabel 25 Pengaruh Materi terhadap Pembentukan Perilaku Anak ………. 110

Tabel 26 Pengaruh Ilustrasi terhadap Pembentukan Perilaku Anak …………... 111

Tabel 27 Tayangan Laptop Si Unyil menjadi Inspirasi dalam Pembentukan Perilaku Anak ………..……….. 112

Tabel 28 Pengaruh Tayangan Laptop Si Unyil terhadap Pembentukan Perilaku Anak ……… 113


(13)

Daftar Gambar

Gambar 1 Model S-O-R ………. 12

Gambar 2 Model Teoritis ………... 19

Gambar 3 Model S-O-R ………. 47


(14)

Daftar Lampiran

1. Kuesioner 2. Fotron Cobol

3. Surat Izin Penelitian USU 4. Lembar Bimbingan Skripsi 5. Biodata Peneliti


(15)

ABSTRAKSI

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah tayangan Laptop Si Unyil terhadap pembentukan perilaku anak. Laptop Si Unyil merupakan tayangan dalam menambah ilmu pengetahuan dan membentuk perilaku anak. Dimana, peran Unyil sebagai pembawa acara, sebelum memperkenalkan suatu ilmu baru, terlebih dahulu disajikan cerita pengantar yang dapat membentuk perilaku anak tersebut.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif yang mana hanya menggambarkan suatu situasi atau peristiwa penelitian, tanpa mencari atau menjelaskan hubungan, serta tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Peneliti menggunakan beberapa teori yang relevan, yaitu: Komunikasi dan Komunikasi Massa, Teori Televisi, Teori S-O-R, dan teori Perilaku. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa tabel tunggal, dengan menggunakan aplikasi Statistical Product and System Solution (SPSS) 16.

Objek penelitian ini adalah siswa SMP. Hal ini dikarenakan siswa SMP yang merupakan remaja awal masih sangat kuat rasa keingintahuannya. Baik dalam menambah pentahuannya maupun dalam membentuk perilakunya. Karena umumnya pada remaja awal ini, siswa SMP masih mengikuti atau dapat terpengaruh dari lingkungannya. Lingkungan di dapat dari keluarga, media massa, sekolah, dan lainnya. Apa yang akan terjadi akan dapat mempengaruhi pembentukan perilakunya. Responden yang dipilih adalah siswa SMP Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan kelas VII dan VIII tahun ajaran 2009 – 2010 yang mmasih aktif, dengan jumlah populasi sebanyak 245 orang. Untuk menentukan jumlah sampel dari populasi tersebut, maka digunakan Arikunto dengan persentase yang ditentukan sebesar 25%. Dengan demikian jumlah sampel adalah 61 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive Sampling, dan Propotional Random Sampling.

Kesimpulan dari hasil yang diperoleh, para siswa SMP YP. Shafiyyatul Amaliyyah mengemukakan bahwa tayangan Laptop Si Unyil dapat menambah pengetahuan mereka dan dapat membentuk perilaku mereka. Hal ini disebabkan adanya unsur yang menarik yang disajikan oleh Trans7 dengan hanya mengubah tampilan dari tayangan Si Unyil yang dahulunya hanya menceritakan kehidupan anak di desa, sekarang lebih kreatif dengan banyak memperkenalkan ilmu baru kepada anak – anak lainnya.


(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Kebutuhan akan informasi sekarang ini, menuntut para media massa untuk selalu mengakses informasi terbaru secara terus-menerus. Baik dari media cetak, media elektronik, industri buku dan lain sebagainya. Apalagi sejalan dengan lahirnya era reformasi, banyak hal baru berkembang yang dengan pesat diakibatkan timbulnya keberanian dalam mengungkapkan hal-hal yang ingin disampaikan untuk pemenuhan kebutuhan informasi tersebut. Televisi sebagai media audiovisual mempunyai daya tarik tersendiri dengan gambar bergeraknya (moving picture). Televisi merupakan salah satu media massa yang efektif untuk penyampaian pesan kepada penontonnya. Oleh karena itu khalayak cenderung menggunakan televisi sebagai sarana hiburan, informasi maupun pengetahuan, sehingga membuat informasi yang disampaikan lebih menarik dan menyenangkan pemirsanya dibanding media lainnya. Berbicara tentang isi dari televisi, beragam acara pun mulai dihadirkan oleh televisi ke tengah keluarga.

Televisi sebagai produk teknologi maju, berkembang pesat sejalan dengan perkembangan jaman. Siaran-siaran yang ditampilkan menyebabkan banyak perubahan dalam masyarakat, karena televisi memiliki sifat medium, yaitu pesan-pesan yang disampaikan mempunyai daya rangsang yang cukup tinggi. Menurut McLuhan, media massa adalah perpanjangan alat indra kita.

Televisi merupakan salah satu media massa yang menjadi jendela kecil untuk menyaksikan berbagai peristiwa yang jauh dari jangkauan alat indra kita dan film yang menyajikan imajiner yang melintas ruang dan waktu (Rakhmat, 2005:224).


(17)

Televisi mempunyai fungsi sebagai alat informatif, persuasif, motivatif, yang mudah dan dapat dipahami bahkan televisi digunakan sebagai media edukasi untuk pembinaan generasi muda dalam rangka nation and character building ( Ardianto, 2004:136) melalui program-program acara yang diproduksi dari banyaknya saluran televisi.

Semaraknya acara televisi yang disiarkan bagi masyarakat ditandai dengan munculnya televisi-televisi swasta di Indonesia. Stasiun-stasiun televisi swasta itu adalah RCTI, SCTV, TPI, TV One, Trans TV, Metro TV, Global TV, ANTV, Indosiar, serta stasiun televisi lokal, seperti, Space Toon, Deli TV, dan lain-lain. Televisi-televisi swasta tersebut berlomba-lomba untuk menarik perhatian penonton, dengan cara menyajikan siaran-siaran yang menarik perhatian penonton. Bahkan sejak disahkannya Undang-Undang Penyiaran, TVRI sebagai televisi pemerintah juga harus berebut penonton, sebab dalam dunia broadcasting berlaku hukum, jumlah pemirsa berbanding lurus dengan tingkat pendapatan.

Ketatnya kompetisi memperebutkan pemirsa, memaksa para pekerja bisnis siaran harus bekerja ekstra keras. Akibat positifnya tayangan di televisi pun menjadi sangat beragam, mulai dari program acara berita, film, sinetron, talk show, kuis bahkan gosip pun dikemas menjadi suatu program hiburan. Keberhasilan suatu program dalam penyampaian pesan kepada penontonnya juga mencerminkan keberhasilan dari sejumlah pekerja di belakang layar tersebut. Kemampuan para pekerja dalam pekerjaan mereka sangatlah tergantung pada kelengkapan dari unsur-unsur adaptasi teknologi dan seni. Kombinasi keduanya berpeluang menghasilkan program yang berkualitas dan mampu bersaing dengan teknologi media dan seni lainnya.

Bahkan program acara dapat dipusatkan untuk anak-anak. Namun, program anak bukan hanya film kartun yang hanya bersifat menghibur. Akan tetapi banyak program anak yang menampilkan unsure pendidikan dengan tampilan yang menarik. Karena untuk memperoleh


(18)

pengetahuan, anak-anak tidak hanya terpatok di lingkungan sekolah. Dora the explorer, sesame

street, Si Bolang, Laptop si Unyil dan lain sebagainya merupakan beberapa dari banyaknya

program acara anak yang diproduksi di stasiun televisi.

Program acara anak ini di bentuk sedemikian rupa yang menggunakan kreativitas tinggi untuk membuat anak-anak tertarik melihatnya. Jika mereka tertarik, maka pesan dalam program acara tersebut dapat dengan mudah mereka dapatkan.

Salah satu program anak yang sekarang masih populer adalah Laptop Si Unyil. Unyil merupakan tokoh anak yang sudah dikenal cukup lama. Si Unyil adalah film seri televisi Si Unyil telah menjadi salah satu bagian tak terpisahkan da Indonesia, dan banyak orang tidak dapat melupakan berbagai unsur seri ini, mulai dari lagu temanya yang dimulai dengan kata-kata "Hom-pim-pah alaiyum gambreng!" sampai tokoh-tokoh seperti Pak Raden dan Pak Ogah. Film ini pernah dicoba diangkat lagi oleh PPFN dengan bantua atribut lama dan memakai atribut baru agar sesuai dengan jamannya, akan tetapi usaha itu gagal. Pada tahun 2007, acara ini dihidupkan lagi dengan nama digawangi ole beberapa yang diperbaharui seiring zaman (www.Wikipedia.com). Laptop Si Unyil, judul itu sengaja dipilih sesuai dengan perkembangan jaman dan teknologi yang sudah semakin maju.


(19)

Masih dengan tokoh–tokoh yang sama yaitu Unyil dengan karakternya yang pintar dan baik, Pak Raden yang galak, Pak Ogah yang pemalas, pengganggu dan kocak, Laptop Si Unyil alternatif yang mendidik khususnya bagi anak–anak. dapat dijadikan tontonan memberikan pendidikan kepada anak-anak tidak hanya melalui sekolah formal, melalui program Laptop Si Unyil hal-hal yang sebenarnya sulit dipahami dapat disampaikan dengan penjelasan yang sederhana, menarik dan lugas sehingga lebih mudah dipahami bahkan pertanyaan anak yang terkadang sulit dijawab oleh orang tua. Program ini menyajikan tayangan yang mencerdaskan dan menghibur untuk anak dan keluarga seperti perkenalan tentang benda, ensiklopedi, permainan daerah, kerajinan tangan dan uji ilmiah, bahkan dapat menjadi pembentukan perilaku anak (

Abraham Maslow (Koswara, 1991:25) menyatakan bahwa perialku anak sebenarnya terbentuk dan berkembang melalui proses komunikasi. Namun, komunikasi tersebut bukan hanya melalui komunikasi antara orang tua dengan anak. Banyak media yang dapat membentuk perilaku anak, salah satunya dari media massa. Lingkungan di luar keluarga akan turut andil dalam pembentukan karakter anak. Anak-anak mudah sekali untuk mengadopsi dan meniru apa saja yang mereka lihat dan mereka dengar termasuk melalui acara Laptop Si Unyil. Dimana terdapat banyak pesan yang disampaikan. Pembentukan perilaku tidak terjadi dengan sendirinya. Pembentukannya senantiasa berlangsung selain dari interaksi manusia ternyata dapat berlangsung melalui hasil dari buah budaya seperti televisi, radio, dan lainnya.

Untuk itu, peneliti tertarik mengambil sampel pelajar SMP kelas VII dan VIII Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah ( YPSA ). Karena anak SMP termasuk


(20)

dalam golongan remaja awal. Pada masa ini individu mulai meninggalkan peran sebagai anak-anak dan berusaha mengembangkan diri sebagai individu yang unik dan tidak bergantung dengan orang tua. Fokus dari tahap ini adalah penerimaan terhadap bentuk dan kondisi fisik serta adanya konformitas yang kuat dengan teman sebanyanya (Agustiani, 2006:29 ). Selain itu, pengetahuannya yang bertambah luas menyebabkan timbulnya cita-cita dan angan-angan yang menjulang tinggi. Sikap kritis dan mempertanyakan kebenaran dari apa yang dihadapi akan mendorong atau mendesak fantasi agar tercapai pikiran yang realistis ( Gunarsa, 2000:22 ).

Dalam pemilihan sekolah, Shafiyyatul Amaliyyah dikenal sebagai sekolah high class. Oleh karena itu, peneliti ingin melihat apakah sekolah kelas atas ini dalam membentuk perilaku mereka masih melihat dari tayangan seperti Laptop Si Unyil. Walaupun dari judul tayangan sudah mengikuti perkembangan zaman, namun penyajian dari peran Unyil tersebut masih tradisional jika dibandingkan dengan kondisi gaya hidup mereka yang sudah semakin maju.

Walaupun isi dari tayangan Laptop Si Unyil sangat bermanfaat dan mendidik, tetapi apabila disejajarkan dengan perkembangan teknologi sekarang, pelajar seperti mereka ini kemungkinan besar lebih memilih hasil buah budaya baru.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

“Bagaimanakah tanggapan Pelajar SMP Yayasan Shafiyyatul Amaliyyah kelas VII dan VIII terhadap tayangan Laptop Si Unyil di Trans7 dalam pembentukan perilaku anak?”


(21)

1.3. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun pembatasan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut:

a. Penelitian bersifat deskriptif, yang mana hanya memaparkan suatu situasi atau peristiwa secara sistematis, tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi.

b. Penelitian hanya terbatas pada tayangan Laptop Si Unyil yang ditayangkan di Trans7 setiap hari pukul 13.00 WIB.

c. Penelitian hanya terbatas pada tanggapan penonton terhadap tayangan Laptop Si Unyil.

d. Objek penelitian terbatas pada pelajar SMP Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan.

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Mengungkap persepsi masyarakat tentang tayangan Laptop Si Unyil yang ditayangkan di televisi swasta Trans7.

b. Menelaah pesan edukatif yang terdapat dalam setiap episode Laptop Si Unyil untuk membantu pembentukan perilaku anak.


(22)

1.4.2. Manfaat Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Secara teoritis, hasil kajian ini diharapkan bermanfaat kepada pembacanya yang ingin mengetahui penerapan konsep komunikasi massa melalui pesan-pesan yang disampaikan pada film kartun di berbagai media televisi.

b. Secara Akademis, hasil kajian ini diharapkan bermanfaat bagi para akademisi lain yang ingin melakukan kajian lanjutan tentang sebuah tayangan, sehingga pesan-pesan yang disampaikan dalam setiap tayangan memberi sumbangan berarti bagi pembentukan perlaku penontonnya.

1.5. Kerangka Teori

Setiap penelitian memerlukan teori sebagai dasar menjelaskan berbagai fenomena-fenomena yang penting dalam bidang yang diteliti. Kerlinger menyebutkan, teori adalah himpunan konstruk (konsep), defenisi dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi di antara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Rakhmat, 2004:6).

Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berpikir dalam memecahkan atau menyoroti permasalahannya. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana akan disoroti (Nawawi,2001:39).


(23)

1.5.1. Komunikasi dan Komunikasi Massa

Kata komunikasi atau communication dalam bahasa inggris berasal dari bahasa latin communis yang berarti “sama”, communico, communication, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering dipakai sebagai asal – usul kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata – kata latin yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna atau suatu pesan dianut secara sama (Mulyana, 2005:41).

Menurut Carl Hovland dalam karyanya yang berjudul Social Communication muncul istilah science of communication yang didefenisikan sebagai suatu upaya yang sitematis untuk merumuskan dengan cara setepat – tepatnya asas – asas pentransmisian informasi serta pembentukan opini dan sikap (Effendy, 2003:13).

Komunikasi juga dapat diartikan sebagai proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk membertihau atau merubah sikap, pendapat atau perilaku baik langsung maupun tidak langsung melalui media.

Tujuan utama mempelajari komunikasi adalah untuk mengetahui bagaimana efek komunikasi terhadap seseorang, yaitu kondisi yang harus dipenuhi jika kita menginginkan agar suatu pesan membangkitkan tanggapan yang kita kehendaki.

Dalam setiap peristiwa komunikasi, meliputi lima unsur di dalamnya, yaitu komunikator, pesan, media, komunikan, dan efek (Effendy, 2006:10). Dalam buku Ardianto (2004:7), Rakhmat merangkum defenisi – defenisi komunikasi massa, komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak tersebar, heterogen, anonim, melalui media cetak maupun elektronik sebagai pesan yang sama yang dapat diterima secara serentak dan sesaat.


(24)

(media cetak dan media elektronik). Ada beberapa bentuk komunikasi massa, antara lain: televisi, radio, majalah, koran, buku, dan film (Nurudin, 2003:2)

Menurut Wright (1959), dalam Severin dan Tankard (2007:4), perubahan teknologi baru menyebabkan perubahan dalam defenisi komunikasi yang memiliki ciri:

a. Komunikasi massa yang diarahkan kepada audience yang relatif besar, heterogen, dan anonim.

b. Pesan – pesan yang disebarkan secara umum sering dijadwalkan untuk bisa mencapai sebanyak mungkin anggota audience secara serempak dan sifatnya sementara.

c. Komunikator cenderung berada atau beroperasi dalam sebuah organisasi yang kompleks yang mungkin membutuhkan biaya yang besar.

1.5.2. Teori S-O-R

Teori S-O-R sebagai singkatan dari Stimulus-Organism-Response, ini semua berasal dari psikologi. Objek material dari psikologi dan komunikasi adalah sama yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi, konasi. Teori ini mendasarkan asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan perilaku tergantung kepada kualitas rangsang (stimulus) yang berkomunikasi dengan organisme.

Elemen-elemen dari model ini adalah pesan (stimulus), komunikan (organism), efek (response). Model S-O-R dapat digambarkan sebagai berikut :


(25)

response stimulus

Gambar 1 Model S-O-R

Proses diatas mengambarkan perubahan sikap dan bergantung kepada proses yang terjadi pada individu. Stimulus yang diberikan kepada organisme dapat diterima atau dapat ditolak. Jika pada proses selanjutnya terhenti. Ini berarti stimulus tersebut tidak efektif dalam mempengaruhi organisme, maka tidak ada perhatian (attention) dari organisme.

Jika stimulus diterima oleh organisme berarti adanya komunikasi dan perhatian dari organisme, dalam hal ini stimulus efektif dan ada reaksi. Langkah selanjutnya adalah jika stimulus telah mendapat perhatian dari organisme, kemampuan dari organisme inilah yang dapat melanjutkan proses berikutnya. Pada langkah berikutnya adalah organisme dapat menerima secara baik apa yang telah diolah sehingga dapat terjadi kesediaan dalam mengubah sikap.

Dalam perubahan sikap dapat dilihat bahwa sikap dapat berubah hanya jika rangsangan yang diberikan melebihi rangsangan semula. Perubahan berarti bahwa stimulus yang diberikan dapat meyakinkan organisme, dan akhirnya secara efektif dapat merubah sikap.

Organism :

- Perhatian

- Pengertian


(26)

Hovland beranggapan bahwa perubahan sikap adalah serupa dengan proses belajar. Dalam mempelajari sikap yang baru ada tiga variabel penting yang menunjang proses belajar tersebut yaitu perhatian, pengertian, dan penerimaan (Effendy,2003:255).

1.5.3. Televisi

Everet M. Roger, dalam bukunya Diffusion of Innovation menyatakan bahwa tekhnologi dirancang untuk “instrumental action” (gerak peralatan) guna mengurangi ketidak pastian dalam hubungan sebab akibat, termasuk di dalamnya untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam bukunya yang lain (Communication Technology: The new media in society), Roger menulis bahwa tekhnologi biasanya memiliki dua aspek, yaitu aspek perangkat keras dan aspek perangkat lunak. Aspek perangkat keras bersifat objek materi, sedangkan aspek perangkat lunak adalah dasar informasi untuk perangkat keras.

Menurut J.B Wahyudi, pada dasarnya perkembangan tekhnologi tidak dapa lepas dari proses berfikir ilmiah manusia itu sendiri. Maka perkembangan teknologi abad 20 bukanlah monopoli perorangan atau ahli saja, tetapi merupakan karya dari banyak ahli yang berkesinambungan.

Dalam teknologi informasi, media saluran televisi menempati posisi terdepan dalam hal popularitas dan pengaruh. Kemampuan media massa televisi memadukan informasi dalam bentuk audio dan visual membuatnya begitu dipuja.

Kemampuan itu pula yang membuat daya tembusnya dalam pikiran pemirsa, bisa begitu dalam yang pada akhirnya meninggalkan bekas mendalam. Fungsi televisi hampir sama dengan fungsi media massa lainnya (surat kabar dan radio siaran), yakni


(27)

sebagai alat informasi, mendidik, menghibur dan membujuk. Fungsi menghibur lebih dominant pada media televisi.

Sebagaimana hasil penelitian-penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi UNPAD, yang menyatakan pada umumnya tujuan utama khalayak menonton televisi adalah untuk memperoleh hiburan, selanjutnya untuk memperoleh informasi (Ardianto, 2004 : 128).

Media massa televisi memiliki karakteristik yang membedakannya dengan media massa lainnya yaitu :

a. Audiovisual

b. Berpikir dalam gambar

c. Pengoperasian lebih kompleks 1.5.4. Perilaku

Perilaku adalah sebuah gerakan yang dapat diamati dari luar, seperti orang berjalan, naik sepeda, dan mengendarai motor atau mobil. Sekalipun pengamatan dari luar sangat minimal, sebenarnya perilaku ada dibalik tirai tubuh, didalam tubuh manusia. perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup mulai dari tumbuh – tumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktifitas masing – masing.

Sehingga yang dimaksud perilaku manusia, pada hakikatnya adalah tindakan atau aktifitas manusia dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca dan sebagainya.


(28)

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati pihak luar (Notoatmodjo 2003 hal 114).

Perilaku dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

a. Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dakam bentuk terselubung atau tertutup (covert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan / kesadaran, dan sikap yang terjadi belumbisa diamati secara jelas oleh orang lain.

b. Perilaku terbuka adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek (practice).

Perilaku merupakan bentuk respon dari stimulus (rangsangan dari luar). Hal ini berarti meskipun bentuk stimulusnya sama namun bentuk respon akan berbeda dari setiap orang.

Faktor – factor yang membedakan respon terhadap stimulus disebut determinan perilaku. Determinan perilaku dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

a. Faktor internal yaitu karakteristik orang yang bersangkutan yang bersifat given atau bawaan misalnya : tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan sebagainya.

b. Faktor eksternal yaitu lingkungan, baik lingkungan fisik, fisik, ekonomi, politik, dan sebagainya. Faktor lingkungan ini sering menjadi factor yang dominanyang mewarnai perilaku seseorang. (Notoatmodjo, 2007 hal 139).


(29)

Awal dari teori ini adalah teori belajar social kognitif. Penelitian awalnya berfokus pada pembelajaran pengamatan-pembelajaran yang terjadi melalui pengamatan terhadap apa yang dilakukan orang lain. Dalam pembelajaran pengamatan, orang secara kognitif mewakili perilaku orang lain dan kemudian terkadang menerima oerilaku ini untuk mereka sendiri.

Teori social kognitif menrupakan teori tentang perilaku yang memper imbangkan pikiran seseorang. Teori ini menyatakan bahwa perilaku, lingkungan, dan orang/kognisi merupakan factor penting dalam perkembangan. Orang/kognisi mengacu pada karakteristik pribadi ( contohnya introvert dan extrovert dan percaya bahwa seseorang dapat mengendalikan pengalaman dari secara efektif ) dan pada proses kognitif yang menengahi hubungan antara lingkungan dan perilaku.

1.6. Kerangka Konsep

Menurut kerlinger, konsep adalah abstraksi yang dibentuk dengan menggeneralisasikan hal-hal khusus (Rakhmat, 2004:12). Bungin mengartika konsep sebagai generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu yang dapat dipakai untuk menggambarkan semua fenomena yang sama (Krisyantono, 2006:17).

Menurut Kerlinger, konsep adalah abstraksi yang dibentuk dengan menggeneralisasikan hal-hal khusus (Rakhmat, 2004:12). Konsep merupakan abstraksi tentang fenomena sosial yang dirumuskan melalui generalisasi dari jumlah karkteristik peristiwa atau keadaan fenomena sosial tertentu yang ditarik dari intisari melalui ide-ide dan gambar fenomena sosial (Silalahi, 2009:112).

Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variable. Variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tayangan Laptop Si Unyil dan tanggapan penonton televisi.


(30)

1.7. Model Teoritis

Berdasarkan variabel yang telah ditetapkan apabila telah dikaitkan dengan variabel lainnya, maka terbentuklah model teoritis sebagai berikut:

Gambar 2

1.8. Operasional Konsep

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diuraikan di atas, maka untuk lebih memudahkan penelitian diperlukan suatu operasional variabel terkait yaitu sebagai berikut:

Tayangan Laptop Si Unyil Pembentukan Perilaku Anak


(31)

Tabel 1 Konsep Operasional

Konsep Operasional Operasionalisasi Konsep

Tayangan Laptop Si Unyil di Trans7

a. Frekuensi Penayangan

b. Waktu Penayangan

c. Durasi Penayangan d. Host

e. Penyajian/dramatisasi f. Kejalasan Isi Pesan g. Format Acara h. Materi Acara

Tanggapan Pelajar SMP Yayasan Pendidikan Safiyyatul Amaliyyah terhadap Pembentukan Perilaku Anak

a. Perhatian b. Pengetahuan c. Penerimaan

d. frekuensi menonton e. Motif menonton f. Manfaat yang diterima

Karakteristik Responden a. Jenis Kelamin


(32)

1.9. Defenisi Operasional

Definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya untuk mengukur suatu variabel. Dengan kata lain, defenisi operasional merupakan defenisi yang menyatakan seperangkat petunjuk atau kriteria atau operasi yang lengkap tentang apa yang harus diamati dan bagaimana mengamatinya dengan memiliki rujukan-rujukan empiris (Silalahi, 2009:120). Maka variabel-variabel dalam operasionalisasi penelitian ini didefenisikan sebagai berikut:

1. Tayangan Laptop Si Unyil, terdiri dari:

a. Frekuensi penayangan, merupakan penjelasan seberapa sering suatu acara

ditayangkan dalam waktu satu minggu. Tayangan Laptop Si Unyil ditayangkan setiap hari.

b. Waktu Penayangan, merupakan penjelasan jadwal penayangan suatu acara di suatu hari tertentu. Waktu penayangan tayangan Laptop Si Unyil yakni setiap hari pukul 13.00 WIB.

c. Durasi penayangan, merupakan penjelasan tentang berapa lama penayangan suatu acara dalam satuan menit. Durasi penayangan tayangan Laptop Si Unyil adalah sepanjang 30 menit.

d. Host, merupakan salah satu elemen penting karena sebagai acara, seorang

host harus mampu menarik perhatian penonton.

e. Penyajian / dramatisasi, penyajian dari tayangan Laptop Si Unyil di Trans7 melalui cerita-cerita pengantar yang diikuti cerita selanjutnya.

f. Kejelasan isi pesan, merupakan penjelasan tentang jelas atau tidaknya makna pesan yang ingin disampaikan pengemas acara melalui acara tersebut.


(33)

Jelas atau tidaknya pesan tayangan Laptop Si Unyil sehingga dapat dipahami/dimengerti oleh responden.

g. Format acara, merupakan penjelasan tentang bentuk dan format yang digunakan dalam penayangan suatu acara, bisa dalam bentuk segmen-segmen.

h. Materi acara, menjelaskan tentang tema acara yang ditayangkan dalam setiap episodenya.

2. Tanggapan Pelajar SMP Yayasan Pendidikan Safiyyatul Amaliyyah terhadap

pembentukan karakter anak, terdiri dari: a. Perhatian

- Minat menonoton, yaitu adanya keinginan untuk menonton tayangan Laptop Si Unyil.

- Rasa suka, adanya rasa suka atau tertarik untuk menonton tayangan Laptop Si Unyil.

b. Pengertian

- Pengetahuan, yaitu responden mengetahui isi dari tayangan tersebut

- Pemahaman, yaitu responden mengerti dan memahami jalan cerita dari

tayangan Laptop Si Unyil tersebut.

c. Penerimaan, merupakan respon dari responden apakah mereka menerima atau

tidak menerima tayangan Laptop Si Unyil sebagai pembentuk perilaku anak.

d. Motif menonton yaitu alasan komunikan menyaksikan suatu tayangan televisi. Dalam hal ini adalah motif pelajar SMP Yayasan Pendidikan Safiyyatul Amaliyyah menyaksikan tayangan Laptop Si Unyil di Trans7.


(34)

e. Manfaat yang diterima yaitu manfaat yang dirasakan komunikan setelah menyaksikan suatu tayangan televisi. Dalam hal ini adalah manfaat yang diterima pelajar SMP Yayasan Pendidikan Safiyyatul Amaliyyah setelah menonton tayangan Laptop Si Unyil di Trans7.

3. Karakteristik Responden, terdiri dari:

a. Jenis Kelamin, yaitu jenis kelamin dari responden laki-laki atau perempuan. b. Usia, yaitu usia responden

1.10. Sistematika Penulisan

Sebagai suatu karya ilmiah, tulisan ini disusun secara sistematis, logis, dan konsisten. Secara eksplisit, skripsi ini dikembangkan penulisannya atas 5 bab, dan detail masing-masing bab dibahas pada sub bab. Akhir pada tulisan ini dilengkapi daftar pustaka sebagai bahan pendukung yang memperkuat teori-teori yang dimajukan serta turut dilampirkan beberapa lampiran yang mendukung.

Selengkapnya susunan penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

Bab I, diberi judul PENDAHULUAN, penjelasan bab ini dirinci atas sub bab : Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Pembatasan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Kerangka Teori, Kerangka Konsep, Model Teoritis, Variabel Operasional, Defenisi Variabel Operasional, dan Sistematika Penulisan.

Bab II, diberi judul URAIAN TEORITIS, isi bab ini adalah penjelasan dan konsep di sekitar Analisa Tayangan Laptop Si Unyil. Perluasan dan pedalaman uraian dirinci dengan sub bab : pengertian Komunikasi dan Komunikasi Massa, Teori S-O-R, Teori Televisi, dan Teori

Bab III, diberi judul METODOLOGI PENELITIAN, uraian bab ini terdiri dari sub bab: Deskripsi Lokasi Penelitian, Metode Penelitian, Populasi dan Sampel, Teknik


(35)

Penarikan Sampel, Teknik Pengumpulan Data, dan Teknik Analisis Data

Bab IV, memaparkan tentang HASIL DAN PEMBAHASAN, yang terdiri dari sub bab : Analisa Tabel Tunggal

Bab V, merupakan bab PENUTUP yang berisikan Kesimpulan dan Saran dari hasil penelitian yang dilakukan.

Setelah BAB V, Sistematika Penulisan dilanjutkan dengan DAFTAR PUSTAKA dan dilengkapi dengan LAMPIRAN.


(36)

BAB II

URAIAN TEORITIS II.l. Komunikasi

II.1.1. Pengertian Komunikasi

Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris Commnication berasal dari kata latin Communicatio dan bersumber dari kata Communis yang berarti sama, sama di sini maksudnya adalah sama makna (Effendy, 2006 : 9).

Jadi, kalau dua orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan. Kesamaan bahasa yang digunakan dalam percakapan itu belum tentu menimbulkan kesamaan makna. Dengan perkataan lain, mengerti bahasanya saja belum tentu mengerti makna yang dibawakan bahasa itu, jelas bahwa percakapan dua orang tadi dapat dikatakan komunikatif apabila kedua-keduanya, selain mengerti bahasa yang digunakan, juga mengerti makna dari bahan yang dipercakapkan.

Everet M. Rogers mengemukakan bahwa komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. Defïnisi kemudian dikembangkan oleh Rogers bersama D. Lawrence Kincaid, sehingga melahirkan suatu defenisi baru yang menyatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam (Cangara, 2005 : 19).


(37)

Komunikasi adalah proses timbal balik (resiprokal) pertukaran sinyal untuk memberi informasi, membujuk atau memberi perintah, berdasarkan makna yang sama dan dikondisikan oleh konteks hubungan para para komunikator dan konteks sosialnya”. (Cutlip, 2007:225)

Menurut Carl I. Hovland, ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas azas-azas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap. Definisi Hovland di atas menunjukkan bahwa yang dijadikan objek studi Ilmu Komunikasi bukan saja penyampaian informasi, melainkan juga pembentukan pendapat umum (public opinion) dan sikap publik (public attitude) yang dalam kehidupan sosial dan kehidupan politik memainkan peranan yang amat penting. Bahkan dalam defïnisinya secara khusus mengenai pengertian komunikasi, Hovland mengatakan bahwa komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain (communication is the process to modify the behaviour ofother individuals).

Harold Laswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in Society mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut : Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect ? (Effendy, 2006 :10). Paradigma Lasswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni:

a. Komunikator (Comunicator, source, sender b. Pesan (Message)

c. Media (Media, Channel

d. Komunikan (Communicant, Communicate, Receiver, Recipiënt) e. Efek (Effect, Impact, Influence)


(38)

Berdasarkan definisi Lasswell dapat diturunkan lima unsur komunikasi yang saling bergantung satu sama lain, yaitu : pertama sumber (source), sering disebut juga pengirim (sender), penyandi (encoder), komunikator (communicator), pembicara (speaker), atau originator. Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi. Sumber boleh jadi seorang individu, kelompok, organisasi, perusahaan atau bahkan suatu negara. Kebutuhannya bervariasi, mulai dari sekedar mengucapkan “selamat pagi” untuk memelihara hubungan yang sudah dibangun, menyampaikan informasi, menghibur, hingga kebutuhan untuk mengubah ideologi, keyakinan agama dan perilaku pihak lain. Untuk menyampaikan apa yang ada dalam hatinya (perasaan) atau dalam kepalanya (pikiran), sumber harus mengubah perasaan ataupikirantersebut ke dalam seperangkat simbol verbal dan atau nonverbal yang idealnya dipahami oleh penerima pesan. Proses inilah yang disebut penyandian (encoding).

Pengalaman masa lalu, rujukan nilai, pengetahuan, persepsi, pola pikir,dan perasaan sumber mempengaruhinya dalam merumuskan pesan tersebut. Setiap orang dapat saja merasa bahwa ia mencintai seseorang, namun komunikasi tidak terjadi hingga orang yang anda cintai itu menafsirkan rasa cinta anda berdasarkan perilaku verbal dan atau non verbal anda.

Kedua, pesan, yaitu apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan merupakan seperangkat simbol verbal dan atau nonverbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud sumber tadi. Pesan mempunyai tiga komponen: makna, simbol yang digunakan untuk menyampaikan makna, dan bentuk atau organisasi pesan. Simbol terpenting adalah kata-kata (bahasa), yang


(39)

dapat merepresentasikan objek (benda), gagasan, dan perasaan, baik ucapan (percakapan, wawancara, diskusi, ceramah, dan sebagainya). Kata-kata memungkinkan kita berbagi pikiran dengan orang lain. Pesan juga dapat dirumuskan secara non verbal, seperti melalui tindakan atau isyarat anggota tubuh. (acungan jempol, anggukan kepala,senyuman, tatapan mata, dan sebagainya), juga melalui musik, lukisan, patung, tarian, dan sebagainya.

Ketiga, saluran atau media, yakni alat atau wahana yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesannya kepada penerima. Saluran boleh jadi merujuk pada bentuk pesan yang disampaikan kepada penerima, apakah saluran verbal atau saluran nonverbal. Pada dasarnya ada dua saluran komunikasi manusia, yakni cahaya dan suara meskipun kita bisa juga menggunakan kelima indra kita untuk menerima pesan dari orang lain. Anda dapat mencium wangi parfum yang merangsang fantasi anda yang liar ketika anda berdekatan dengan seorang wanita yang tidak anda kenal di sebuah kafe, mencicipi ketupat lebaran yang disuguhkan tuan rumah, atau menjabat tangan sahabat yang baru lulus sarjana.Jabatan tangan yang erat (sentuhan) dapat juga menyampaikan lebih banyak pesan daripada kata-kata. Saluran juga merujuk pada cara penyajian pesan; apakah langsung (tatapmuka) atau lewat media cetak (surat kabar, majalah) atau media elektronik (radio, televisi). Surat pribadi, telepon, selebaran, overhead projector(OHP),sistem suara (sound system) multimedia, semua itu dapat dikategorikan sebagai (bagian dari) saluran komunikasi. Pengirim pesan akan memilih saluran-saluranitu, bergantung pada situasi, tujuan yang hendak dicapai dan jumlah penerima pesan yang dihadapi. Kita mungkin membaca artikel ilmiah di suratkabar, mendengarkan ceramah agama lewat radio atau menonton siaran olahragalewat televisi.


(40)

Dalam suatu peristiwa komunikasi, sebenarnya banyak saluran yang kita gunakan, meskipun ada salah satu yang dominan. Misalnya, dalam komunikasi langsung, bahasa (verbal dan nonverbal) adalah saluran yang menonjol meskipun pancaindra dan udara yang mengantarkan gelombang suara juga adalah saluran komunikasi tatap-muka tersebut. Dalam komunikasi massa, katakanlah melalui surat kabar, saluran yang paling menonjol adalah surat kabar yang kita baca, meskipun terdapat juga saluran lain yang juga berperan seperti telepon, faksimil, komputer, mesin cetak, kendaraan yang digunakan untuk mengantarkan surat kabar tersebut kepada pembaca, dan sebagainya.

Keempat, penerima (receiver), sering juga disebut sasaran atau tujuan (destination), komunikate (communicatee), penyandi-balik (decoder) atau khalayak (audience), pendengar (listener), penafsir (interpreter), yakni orang yang menerima pesan dari sumber. Berdasarkan pengalaman masa lalu, rujukan, nilai, pengetahuan, persepsi, pola pikir dan perasaan, penerima pesan ini menerjemahkan atau menafsirkan seperangkat simbol verbal dan atau nonverbal yang ia terima menjadi gagasan yang dapat ia pahami. Proses ini disebut penyandian-balik (decoding).

Kelima, efek, yakni apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut, misalnya penambahan pengetahuan (dari tidak tahu menjadi tahu), terhibur, perubahan sikap (dari tidak setuju menjadi setuju), perubahan keyakinan, perubahan perilaku (dari tidak bersedia membeli barang yang ditawarkan menjadi bersedia membelinya, atau dari tidak bersedia memilih partai politik tertentu menjadi bersedia memilihnya dalam pemilu), dan sebagainya.


(41)

Singkat kata, berdasarkan paradigma Laswell tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.

Wilbur Schram menampilkan apa yang ia sebut “The Condition of Success in Communication”, yakni kondisi yang harus dipenuhi jika kita menginginkan agar suatu pesan membangkitkan tanggapan yang kita kehendaki. Kondisi tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa, sehingga dapat menarik perhatian komunikan.

2. Pesan harus menggunakan lambang-lambang tertuju kepada pengalaman yang sama antara komunikator dan komunikan, sehingga sama-sama mengerti.

3. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut.

4. Pesan harus menyampaikan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan tadi yang layak bagi situasi kelompok di mana komunikan berada pada saat ia digerakkan untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki.

II.1.2. Jenis Komunikasi

Karena terdapat berbagai jenis komunikasi, maka dalam penerapannya harus dipilih jenis yang paling cocok untuk dipergunakan, demikian pula apabila memerlukan media, harus dipilih yang benar-benar sesuai, sebab pada dasarnya komunikasi dapat dilakukan dengan dua cara (Darwanto, 2007:10) :


(42)

a. Komunikasi yang tidak memerlukan media

Komunikasi yang tidak menggunakan media berupa inter Communication yang berati komunikasi dengan dirinya sendiri dan dapat pula bersifat Intra Communication atau yang lebih dikenal dengan komunikasi tatap muka, artinya komunikator dengan komunikan berhadapan secara langsung.

b. Komunikasi dengan meggunakan media

Komunikasi dengan menggunakan media dapat dilakukan dengan menggunakan media nonmassa, seperti surat, telepon, dan lain-lain. Untuk media massa sendiri ada dua pengertian, pertama media massa tradisional dan media massa modern. Media massa tradisional misalnya wayang, ludruk, dan lain sebagainya. Sedangkan media massa modern seperti media cetak, film, radio, dan televisi.

Oleh karena itu, mereka yang akan melaksanakan proses komunikasi harus mampu memilih jenis komunikasi yang dirasakan paling tepat, dalam pemilihan ini tentu saja harus disesuaikan dengan kepentingan serta tujuan yang ingin dicapai.

II.2. Komunikasi Massa

II.2.1. Pengertian Komunikasi Massa

Pool mendefinisikan komunikasi massa sebagai "Komunikasi yang berlangsung dalam situasi interposed ketika antara sumber dan penerima tidak teijadi kontak secara langsung, pesan-pesan komunikasi mengalir kepada penerima melalui saluran-saluran media massa, seperti surat kabar, majalah, radio, film atau televisi (Wiryanto, 2000 : 3).

Menurut Gerbner, komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang beriandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri. Dari defenisi Gerbner tergambar bahwa


(43)

komunikasi massa itu menghasilkan suatu produk berupa pesan-pesan komunikasi. Produk tersebut disebarkan, didistribusikan kepada khalayak luas secara terus menerus dalam jangka waktu yang tetap, misalnya harian, mingguan, dwimingguan atau bulanan. Proses memproduksi pesan tidak dapat dilakukan oleh perorangan, melainkan harus oleh lembaga dan membutuhkan suatu teknologi tertentu, sehingga komunikasi massa akan banyak dilakukan masyarakat industri (Ardianto, 2004 : 4).

Menyimak berbagai definisi komunikasi massa yang dikemukakan oleh para ahli komunikasi, tampaknya tidak ada perbedaan yang mendasar atau prinsip, bahkan definisi-definisi itu satu sama lain saling melengkapi. Hal ini telah memberikan gambaran yang jelas mengenai komunikasi massa.

Bahkan secara tidak langsung dari pengertian komunikasi massa dapat diketahui pula karakteristiknya yaitu :

1. Komunikator terlembagakan 2. Pesan bersifat umum

3. Komunikannya anonim dan heterogen 4. Media massa menimbulkan keserempakan

5. Komunikasi mengutamakan isi ketimbang hubungan 6. Komunikasi massa bersifat satu arah

7. Stimuli alat indra terbatas 8. Umpan balik tertunda (delayed)

Dibandingkan dengan jenis-jenis komunikasi lainnya, komunikasi massa mempunyai karakteristik sebagai berikut (Ardianto, 2004.: 7):


(44)

1. Komunikator terlembagakan

Ciri komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya. Komunikasi massa menggunakan media massa, baik media cetak maupun elektronik. Komunikasi massa melibatkan lembaga, dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks.

2. Pesan bersifat umum

Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Oleh karenanya, pesan komunikasi massa bersifat umum.

Pesan komunikasi massa dapat berupa fakta, peristiwa atau opini. Pesan komunikasi massa yang dikemas dalam bentuk apapun harus memenuhi kriteria penting atau menarik, atau penting sekaligus menarik, bagi sebagian besar komunikan.

3. Komunikannya anonim dan heterogen

Dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikan (anonim), karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka. Di samping itu, komunikan komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda, yang dapat dikelompokkan berdasarkan faktor: usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaaan, latar belakang budaya, agama, dan tingkat ekonomi. 4. Media massa menimbulkan keserempakan

Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya, adaiah jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas. Komunikan yang banyak itu secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula. Effendy mengartikan keserempakan media massa


(45)

itu adaiah keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator, dan penduduk tersebut satu sama lain dalam keadaan terpisah. 5. Komunikasi mengutamakan isi ketimbang hubungan

Setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan hubungan sekaligus. Pada komunikasi massa, yang penting adaiah unsur isi. Pesan harus disusun sedemikian rupa berdasarkan sistem tertentu dan disesuaikan dengan karakteristik media massa yang digunakan.

6. Komunikasi massa bersifat satu arah

Komunikasi massa menggunakan atau melalui media. Karena melalui media massa maka komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog.

7. Stimuli alat indra terbatas

Stimuli alat indra bergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat. Pada radio siaran dan rekaman auditif, khalayak hanya mendengar, sedangkan pada media televisi dan film, kita menggunakan indra penglihatan dan pendengaran.

8. Umpan balik tertunda (delayed)

Efektivitas komunikasi seringkali dapat dilihat dari feedback yang disampaikan oleh komunikan. Umpan balik dalam komunikasi bermedia, terutama media massa, biasanya dinamakan umpaH balik tertunda (delayed feddback) karena sampainya tanggapan atau reaksi khalayak kepada komunikator memerlukan tenggang waktu.


(46)

II.2.2. Fungsi Komunikasi Massa

Fungsi komunikasi massa tidak jauh berbeda dengan fungsi komunikasi pada umumnya. Joseph R. Dominick memberikan penjeiasan mengenai fungsi komunikasi massa, yaitu (Ardianto, 2004 : 15) :

a. Pengawasan

Media mengambil tempat para pengawal yang pekerjaannya mengadakan pengawasan. Orang-orang media, yakni para wartawan surat kabar dan majalah, reporter radio dan televisi, koresponden kantor berita, dan Iain-lain berada dimana di seluruh dunia, mengumpulkan informasi buat kita yang tidak bisa kita peroleh Fungsi pengawasan dibagi dalam dua jenis, yaitu :

- Pengawasan peringatan terjadi ketika media massa menginformasikan tentang ancaman taufan, letusan gunung berapi, kondisi ekonomi yang meningkatkan inflasi, atau serangan militer.

- Pengawasan instrumental adalah penyampaian atau penyebaran informasi yangmemiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari. Berita tentang film yang dipertunjukan di bioskop setempat, harga barang kebutuhan di pasar. produk-produk baru, dan sebagainya.

b. Penafsiran

Media massa tidak hanya menyajikan fakta dan data, tetapi juga memberikan informasi dan interpretasi mengenai suatu peristiwa tertentu. Contoh nyata dapat dilihat pada halaman tajuk rencana surat kabar. Penafsiran ini berbentuk komentar dan opini yang ditujukan kepada pembaca, serta dilengkapi perspektif terhadap berita yang disajikan pada halaman lainnya.


(47)

c. Pertalian

Media massa mampu menghubungkan unsur-unsur yang terdapat di dalam masyarakat yang tidak bisa dilakukan oleh saluran perseorangan. Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga membentuk pertalian berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu.

d. Penyebaran nilai-nilai (Sosialisasi)

Sosialisasi mengacu kepada cara, dimana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. Media massa menyajikan penggambaran masyarakat dan dengan membaca, mendengarkan dan menonton, maka sesorang mempelajari bagaimana khalayak berperilaku dan nilai-nilai apa yang penting.

e. Hiburan

Meskipun fungsi utama media massa adalah informasi dalam bentuk pemberitaan, rubrik atau acara-acara hiburan selalu ada seperti cerita pendek, film, drama dan sebagainya.

II.2.3. Komponen Komunikasi Massa

Komunikasi massa pada dasarnya merupakan komunikasi satu arah, artinya komunikasi berlangsung dari komunikator (sumber) melalui media kepada komunikan (khalayak). Walaupun komunikasi massa dalam prosesnya bersifat satu arah, namun dalam operasionalnya memerlukan komponen lain yang turut menentukan lancarnya proses komunikasi. Komponen dalam komunikasi massa ternyata tidak sesederhana komponen komunikasi yang lainnya. Proses komunikasi massa lebih kompleks, karena setiap komponennya mempunyai karakteristik tertentu adalah sebagai berikut (Ardianto, 2004 : 36-42).


(48)

a. Komunikator

Dalam komunikasi massa produknya bukan merupakan karya langsung seseorang, tetapi dibuat melalui usaha-usaha yang terorganisasikan dari beberapa partisipan, diproduksi secara massal, dan didistribusikan kepada massa.

b. Pesan

Sesuai dengan karakteristik dari pesan komunikasi massa yaitu bersifat umum, maka pesan harus diketahui oleh setiap orang. Penataan pesan bergantung pada sifat media yang berbeda antara satu sama lainnya.

c. Media

Media yang dimaksud dalam proses komunikasi massa yaitu media massa yang memiliki ciri khas, mempunyai kemampuan untuk memikat perhatian khalayak secara serempak (simultaneous) dan serentak (instananeous).

d. Khalayak

Khalayak yang dituju oleh komunikasi massa adalah massa atau sejumlah besar khalayak. Karena banyaknya jumlah khalayak serta sifatnya yang anonim dan heterogen, maka sangat penting bagi media untuk memperhatikan khalayak. e. Filter dan Regulator Komunikasi Massa

Dalam komunikasi massa pesan yang disampaikan media pada umumnya ditujukan kepada massa (khalayak) yang heterogen. Khalayak yang heterogen ini akan menerima pesan melalui media sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, pendidikan, agama, usia, budaya. Oleh karena itu, pesan tersebut akan di – filter (disaring) oleh khalayak yang menerimanya.


(49)

Dalam proses perjalanannya sebuah pesan dari sumber media massa kepada penerimanya, gatekeeper ikut terlibat di dalamnya. Gatekeeper dapat berupa seseorang atau satu kelompok yang dilalui suatu pesan dalam perjalanannya dari sumber kepada penerima.

II.2.4. Efek Komunikasi Massa

Menurut Steven M. Chaffe ( Ardianto dkk, 2004:49) efek media massa dapat dilihat dari beberapa pendekatan. Pendekatan pertama yaitu efek media massa yang berkaitan dengan pesan atau media itu sendiri. Pendekatan kedua yaitu dengan melihat jenis perubahan yang terjadi pada diri khalayak yaitu komunikasi massa yang berupa perubahan sikap, perasaan, dan perilaku atau dengan istilah lain dikenal sebagai perubahan kognitif, afektif, dan behavioral:

a. Pendekatan pertama yaitu efek media massa yang berkaitan dengan pesan atau media itu sendiri.

1.Efek Ekonomi

Kehadiran media massa di tengah kehidupan manusia dapat menumbuhkan berbagai usaha produksi, distribusi dan konsumsi jasa media massa.

2.Efek Sosial

Efek sosial berkaitan dengan perubahan pada struktur atau interaksi sosial sebagai akibat dari kehadiran media massa. Sebagai contoh, misalnya kehadiran televisi dapat meningkatkan status dari pemiliknya.

3.Penjadwalan Kegiatan Sehari-hari

Terjadinya penjadwalan kegiatan sehari-hari, misalnya sebelum pergi ke kantor masyarakat kota akan lebih dahulu melihat siaran berita di televisi.


(50)

4.Efek Hilangnya Perasaan Tidak Nyaman

Orang menggunakan media massa untuk memuaskan kebutuhan psikologisnya dengan tujuan menghilangkan perassan tidak nyaman, misalnya untuk menhilangkan perasaan kesepian, marah, kesal, kecewa dan sebagainya.

5.Efek Menumbuhkan Perasaan Tertentu

Kehadiran media massa bukan saja dapat menghilangkan perassan tidak nyaman pada diri seseorang, tetapi juga dapat menumbuhkan perasaan tertentu. Terkadang seseorang akan mempunyai perasaan positif atau negatif terhadap media tertentu. Tumbuhnya perasaan senang atau percaya pada suatu media massa tertentu erat kaitannya dengan pengalaman individu bersama media massa tersebut.

b. Pendekatan kedua yaitu dengan melihat jenis perubahan yang terjadi pada diri khalayak

a) Efek Kognitif

Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informatif bagi dirinya. Efek kognitif ini membahas bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya. Melalui media massa kita memperoleh informasi tentang benda, orang atau tempat yang belum pernah kita kunjungi secara langsung. Realitas yang ditampilkan oleh media adalah realitas yang sudah diseleksi.


(51)

- Efek Proposional Kognitif

Efek proposional kognitif adalah bagaimana media massa memberikan manfaat yang dikehendaki oleh masyarakat. Bila televisi menyebabkan kita lebih mengerti tentang bahasa Indonesia yang baik dan benar, maka televisi telah menimbulkan efek proposional kognitif.

b) Efek Afektif

Efek ini kadarnya lebih tinggi daripada efek kognitif. Tujuan dari komunikasi massa bukan sekadar memberitahu khalayak tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, khalayak diharapkan dapat turut merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah setelah menerima pesan dari media massa.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas rangsangan emosional pesan dari media massa adalah sebagai berikut :

1. Suasana Emosional

Respon individu terhadap sebuah film atau sinetron televisi akan dipengaruhi oleh situasi emosional individu.

2. Skema Kognitif

Skema kognitif merupakan naskah yang ada di dalam pikiran individu yang menjelaskan alur peristiwa.

3. Suasana Terpaan

Suasana terpaan adalah perasaan individu setelah menerima terpaan informasi dari media massa.

4. Predisposisi Individual

Predisposisi individual mengacu kepada karakteristik individu. Individu yang melankolis cenderung menghadapi tragedi lebih emosional daripada


(52)

orang yang periang. Orang yang periang dan mempunyai sifat terbuka cenderung akan lebih senang bila melihat adegan-adegan lucu daripada orang yang melankolis.

5. Faktor Identifikasi

Menunjukkan sejauhmana orang merasa terlibat dengan tokoh yang ditonjolkan dalam media massa. Dengan identifikasi, penonton, pembaca, pendengar akan menempatkan dirinya di posisi tokoh.

c) Efek Behavioral

Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk tindakan atau kegiatan. Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan. Adegan kekerasan dalam televisi atau film akan menyebabkan orang menjadi beringas. Program acara memasak bersama Rudi Khaeruddin, misalnya, akan menyebabkan para ibu rumah tangga mengikuti resep-resep baru. Bahkan, kita pernah mendengar kabar seorang anak sekolah dasar yang mencontoh adegan gulat dari acara SmackDown yang mengakibatkan satu orang tewas akibat adegan gulat tersebut. Namun, dari semua informasi dari berbagai media tersebut tidak mempunyai efek yang sama. Radio, televisi atau film di berbagai negara telah digunakan sebagai media pendidikan. Sebagian laporan telah menunjukkan manfaat nyata dari siaran radio, televisi dan pemutaran film.


(53)

II.3. Teori S-O-R (Stimulus – Organism – Response)

Teori S-O-R semula berasal dari psikologi. Kalau kemudian menjadi teori komunikasi, tidak mengherankan, karena objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen: sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi, dan kognasi.

Menurut teori ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Jadi unsur-unsur dalam model ini adalah (Effendi, 1993 : 254-255) :

a. Pesan (Stimulus, S), stimulus atau pesan yang dimaksud di sini adalah tayangan anak Laptop Si Unyil yang ditayangkan oleh Trans7. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan.

Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap atau opini.

b. Komunikan (Organism, O), yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah Pelajar SMP Yayasan Pendidikan Safiyyatul Amaliyyah.

c. Efek {Response, R), yaitu terbentuknya perilaku anak sebagai response yang ditujukan terhadap perangsang yang bersifat kontroversif.


(54)

Asumsi stimulus respon mengacu kepada isi media massa sebagai stimulus yang diberikan kepada individu yang menghasilkan respon tertentu yang sesuai dengan stimulus yang diberikan.

Dalam proses perubahan sikap yang akan dialami oleh komunikan, sikapnya akan berubah jika stimulus yang menerpanya benar-benar melebihi apa yang pernah ia alami. Dalam mempelajari sikap yang baru tersebut ada tiga variabel yang harus diperhatikan, yaitu: perhatian, pengertian, dan penerimaan.

Prosesnya adalah sebagai berikut:

Gambar 3. Model S-O-R

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa stimulus yang disampaikan kepada komunikan dapat berdampak diterima atau ditolak. Komunikasi terjadi jika komunikan memberikan perhatian kepada stimulus yang disampaikan kepadanya sampai kepada proses komunikan memikirkannya dan timbul pengertian dan penerimaan atau mungkin sebaliknya.

Respon yang ditimbulkan stimulus sampai pada tahap tahap behavioral (perubahan sikap terhadap pesan), dikarenakan penelitian tentang tayangan Laptop Si Unyil sebagai media komunikasi melihat kepada pembentukan perilaku respon. Adapun tahap-tahap yang sesuai dari respon tersebut (Rakhmat, 2004:209), adalah:

Stimulus Organism :  Perhatian  Pengertian  Penerima


(55)

1. Tahap kognitif, yaitu meliputi ingatan-ingatan terhadap suatu pesan, kesadaran/pengenalan terhadap pesan, dan pengetahuan terhadap pesan tersebut. 2. Tahap afektif, meliputi kesediaan untuk mencari lebih banyak lagi informasi,

evaluasi terhadap pesan, dan minat untuk mencoba dan melakukannya. Jika disederhanakan lagi, maka dapat disebutkan bahwa model teori S-O-R yaitu

merupakan stimulus yang akan ditangkap oleh organisme khalayak. Komunikasi tersebut akan berlangsung jika adanya suatu perhatian dari komunikan. Adapun proses berikutnya dapat terlihat bahwa komunikan mengerti dan menerima.

II.4. Televisi

II.4.1. Pengertian Televisi

Televisi berasal dari dua kata yaitu tele (bahasa Yunani) yang berani jauh, dan visi atau videre (bahasa Latin) yang berarti penglrbatan. Dengan demikian. televisi dengan bahasa Inggrisnya television diartikan dengan melihat jauh. Melihat jauh di sini diartikan dengan gambar dan suara yang diproduksi di suatu tempat (studio televisi) dapat dilihat dari tempat "lain" melalui sebuah perangkat penerima (televisi set) (Wahyudi, 1985 : 49).

Siaran televisi dapat terwujud karena perpaduan tiga unsur utama yaitu studio televisi, transmisi pemancar, dan pesawat televisi atau pesawat penerima siaran. Ketiga unsur utama inilah yang disebut dengan trilogi televisi. Di samping itu, yang tidak kalah pentingnya adalah organisasi pendukungnya yaitu organisasi penyiaran. Organisasi penyiaran ini terdiri atas administrasi manajemen. teknik dan siaran.

Televisi yang muncul di masyarakat di awal dekade 1960-an, semakin lama semakin mendominasi komunikasi massa. Sebagai media massa. televisi memang


(56)

memiliki kelebihan dalam penyampaian pesan dibandingkan dengan media massa lain. Pesan-pesan melalui televisi disampaikan melalui gambar dan suara secara bersamaan (sinkron) dan hidup, sangat cepat (aktual) terlebih lagi dalam siaran langsung (live broadcast) dan dapat menjangkau ruang yang sangat luas (Wahyudi, 1985:3).

Perkembangan televisi sebagai media massa begitu pesat, karena sebagai media massa sangat dirasakan manfaatnya, karena dalam waktu yang relatif singkat, dapat menjangkau wilayah dan jumlah penonton yang tidak terbatas. Bahkan, peristiwa yang terjadi pada saat itu juga, dapat segera diikuti sepenuhnya oleh penonton dari belahan bumi manapun. Oleh karena itulah banyak orang menyebutkan, bahwa abad ini sebagai abad komunikasi.

Alat-alat audiovisual (televisi) juga membuat suatu pengertian atau informasi menjadi lebih berarti. Sehingga wajar jika pesan yang disampaikan televisi diterima dan diartikan berbeda-beda oleh pemirsanya tergantung kondisi dan situasinya. Ada yang terhibur dan puas dan ada yang tidak. Seperti yang diungkapkan Wahyudi (1986 : 215), televisi tidak dapat memuaskan semua orang pada saat bersamaan yang memiliki latar belakang, usia, pendidikan, status sosial, kepercayaan, paham, golongan yang berbeda-beda. Televisi dapat membuat orang puas, tidak puas, senang, tidak senang, sedih, gembira, marah, yang semuanya merupakan hal wajar karena sifat manusia yang berbeda-beda.

Di Indonesia, kegiatan penyiaran televisi dimulai pada tanggal 24 Agustus 1962, bertepatan dengan dilangsungkannya pembukaan pesta olahraga se-Asia IV atau Asean Games di Senayan. Sejak saat itu pula TVRI menyelenggarakan siaran secara tetap. Sampai awal tahun 1988, TVRI di Indonesia tampil sendirian tanpa ada siaran lain yang menjadi tandingannya.


(57)

Baru pada pertengahan 1988, tepatnya 18 Agustus 1989, berdiri sebuah stasiun televisi yang dikelola oleh swasta. yang bemama Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI). Kehadiran RCTI ini kemudian diikuti pula dengan hadirnya Surya Citra Televisi (SCTV) pada tahun 1990.

Pada awalnya, siaran yang dipancarkan oleh kedua stasiun itu hanya dapat dinikmati oleh masyarakat yang berada di Jakarta dan sekitarnya (untuk RCTI) dan Surabaya (SCTV). Sedangkan kota-kota lain di Indonesia baru dapat menangkap siaran itu apabila televisi dilengkapi dengan dekoder tertentu atau melalui antena parabola. Namun, awal tahun 1993 baik RCTI maupun SCTV telah mengudara secara nasional yaitu dengan membangun stasiun-stasiun transmisi di beberapa kota besar di Indonesia.

Kemudian pada awal tahun 1991, hadir stasiun televisi swasta yang ketiga yaitu Televisi Pendidikan Indonesia (TPI). Stasiun televisi ini langsung mengudara secara nasional dan ditangkap di seluruh Indonesia. Hingga saat ini, ada sepuluh stasiun televisi swasta nasional yaitu RCTI, SCTV, TPI, ANTV, Indosiar, Metro TV, Trans TV, Global TV, TV One, Trans 7 dan satu televisi milik pemerintah yaitu Televisi Republik Indonesia (TVRI).

Pasca reformasi bangsa Indonesia juga mengenal televisi swasta lokal. Yang mana maksudnya adalah televisi swasta yang siarannya terbatas di wilayah tempat izin siarannya dikeluarkan. Perkembangan zaman juga memungkinkan rakyat Indonesia menikmati fasilitas TV kabel.

Di mana para pemirsa yang ingin menikmati siarannya harus membayar iyuran kepada penyelenggara siaran. Sistem iyuran yang ditetapkan beragam. Ada yang iyurannya ditentukan berdasarkan jenis siaran yang inigin di tonton dan ada pula yang memakai sistem interval waktu tertentu.


(58)

II.3.2. Fungsi Televisi

Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya, yakni memberi informasi, mendidik, menghibur dan membujuk. Tetapi fungsi menghibur lebih dominan pada media televisi. sebagaimana hasil penelitian-penelitaian yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi UNPAD, yang menyatakan bahwa pada umumnya tujuan utama khalayak menonton televisi adalah untuk memperoleh hiburan, selanjutnya untuk memperoleh informasi (Ardianto, 2004 : 128).

II.3.3. Karakteristik Televisi

Televisi mempunyai karakteristik sebagai berikut (Ardianto, 2004 : 128-130): 1. Audiovisual

Televisi memiliki kelebihan, yakni dapat didengar sekaligus dapat dilihat (audiovisual). Khalayak televisi dapat melihat gambar yang bergerak. Kata-kata dan gambar harus ada kesesuaian secara harmonis.

Karena sifatnya yang audiovisual, siaran berita harus selalu dilengkapi dengan gambar, baik gambar diam seperti foto, gambar peta, maupun film berita, yakni rekaman peristiwa yang menjadi topik berita.

2. Berpikir dalam gambar

Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berpikir dalam gambar. Pertama, adalah visualisasi, yakni menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. Misalnya dajam naskah disebutkan: "seorang gadis yang dilanda duka sedang duduk termenung", maka visualisasinya adalah gadis dengan wajah sedih duduk di kursi dan tangannya menopang dagu.


(59)

Kedua, adalah penggambaran, yakni kegiatan merangkai gambar-gambar individual sedemikian rupa, sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu. Misalnya, penggambaran proses metamorphosa kupu-kupu mulai dari telur kupu-kupu sampai menjadi kupu-kupu.

Dalam proses penggambaran ada gerakan-gerakan kamera tertentu yang dapat menghasilkan gambar yang sangat besar (big close-up), gambar diambil dari jarak dekat (close shot) dan sebagainya.

3. Pengoperasian lebih kompleks

Pengoperasian televisi siaran lebih kompleks dan lebih banyak melibatkan orang. Peralatan yang digunakan pun lebih banyak dan untuk mengoperasikannya lebih rumit dan harus dilakukan oleh orang-orang yang terampil dan terlatih.

II.5. Perilaku

Perilaku adalah setiap cara reaksi atau respons manusia, makhluk hidup terhadap manusia. Perilaku adalah aksi, reaksi, terhadap perangsangan dari lingkungan. Melihat dan memperhatikan perilaku orang maka akan terlihat macam-macam ( Gunarsa, 2000:4 ). Perilaku yang overt bisa dibagi lagi dalam :

a. Perilaku yang disadari, dilakukan dengan kesadaran penuh, tergantung dari aksi dalam otak besar.

b. Perilaku Reflektoris, gerakan refleks yang dalam tahap pertama berkaitan dengan sum-sum tulang belakang belum disadari. Kemudian tingkah laku refleks disadari, bila kesan sudah sampai ke pusat persyarafan.

c. Perilaku di luar pengaruh kehendak, tidak disadari dan berpusat pada sumsum penyambung atau gerakan otot karena kepekaan otot.


(60)

Perilaku yang tidak mudah terlihat, terselubungi :

a. Kognisi : penyadaran melalui proses penginderaan terhadap rangsang dan interpretasinya. Perilaku meliputi segala hal berupa reaksi terhadap rangsang, menyadarinya dan memberi arti atau belajar dan mengingat arti yang dipelajari. b. Emosi : perasaan, suasana di dalam diri yang dimunculkan oleh penyadaran

terhadap isi perangsangan.

c. Konasi : pemikiran, pengambilan keputusan untuk memilih sesuatu bentuk perilaku. d. Penginderaan : meliputi penyampaian atau mengantar pesan ( rangsangan ).

Perilaku manusia adalah suatu aktivitas manusia itu sendiri (Soekidjo. 1993 : 55) Secara operasional, perilaku dapat diartikan suatu respons organisme atau seseorang terhadap rangsangan dari luar subjek tersebut. Perilaku diartikan sebagai suatu aksi-reaksi organisme terhadap lingkungannya. Perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi, yakni yang disebut rangsangan. Berarti rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi atau perilaku tertentu. Perilaku adalah tindakan atau perilaku suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari.

Perilaku manusia pada hakikatnya adalah proses interaksi individu dengan lingkungannya sebagai manifestasi hayati bahwa dia adalah makhluk hidup. (Sri Kusmiyati dan Desminiarti, 1990 : 1).


(61)

II.5.1. Proses Terjadinya Perilaku, dan Karakteristik Perilaku

Penelitian Rogers mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni :

a. Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui setimulus(objek)terlebihdahulu

b. Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus

c. Evaluation (menimbang – nimbang baik dan tidaknya stimulus bagi dirinya).Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi

d. Trial,orang telah mulaim encoba perilaku baru

e. Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

Karakteristik Perilaku :

a. Perilaku adalah perkataan dan perbuatan individu. Jadi apa yang dikatakan dan dilakukan oleh seseorang merupakan karakteristik dari perilakunya.

b. Perilaku mempunyai satu atau lebih dimensi yang dapat diukur, yaitu : frekuensi, durasi, dan intensitas.

c. Perilaku dapat diobservasi, dijelaskan, dan direkam oleh orang lain atau orang yang terlibat dalam perilaku tersebut.

d. Perilaku mempengaruhi lingkungan, lingkungan fisik atau social e. Perilaku dipengaruhi lingkungan


(1)

Tema

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak Menarik 1 .3 1.6 1.6

Kurang Menarik 12 3.6 19.7 21.3

Menarik 35 10.5 57.4 78.7

Sangat Menarik 13 3.9 21.3 100.0

Total 61 18.3 100.0

Missing System 273 81.7

Total 334 100.0

Materi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak Menghibur 1 .3 1.6 1.6

Kurang Menghibur 16 4.8 26.2 27.9

Menghibur 34 10.2 55.7 83.6

Sangat Menghibur 10 3.0 16.4 100.0

Total 61 18.3 100.0

Missing System 273 81.7

Total 334 100.0

Pemahaman Isi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Kurang Memahami 8 2.4 13.1 13.1

Memahami 31 9.3 50.8 63.9

Sangat Memahami 22 6.6 36.1 100.0

Total 61 18.3 100.0

Missing System 273 81.7


(2)

Motif Menonton

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Untuk Menambah

Pengetahuan 22 6.6 36.1 36.1

Untuk Dapat Menghibur 11 3.3 18.0 54.1 Untuk Mengisi Waktu Luang 16 4.8 26.2 80.3 Tidak Ada Tontonan Lain 12 3.6 19.7 100.0

Total 61 18.3 100.0

Missing System 273 81.7

Total 334 100.0

Penambahan Pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak Bertambah 1 .3 1.6 1.6

Kurang Bertambah 10 3.0 16.4 18.0

Bertambah 46 13.8 75.4 93.4

Sangat Bertambah 4 1.2 6.6 100.0

Total 61 18.3 100.0

Missing System 273 81.7

Total 334 100.0

Overall

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Kurang Puas 8 2.4 13.1 13.1

Puas 45 13.5 73.8 86.9

Sangat Puas 8 2.4 13.1 100.0

Total 61 18.3 100.0


(3)

Overall

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Kurang Puas 8 2.4 13.1 13.1

Puas 45 13.5 73.8 86.9

Sangat Puas 8 2.4 13.1 100.0

Total 61 18.3 100.0

Missing System 273 81.7

Total 334 100.0

Pengaruh Materi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Kurang Membentuk 7 2.1 11.5 11.5

Membentuk 47 14.1 77.0 88.5

Sangat Membentuk 7 2.1 11.5 100.0

Total 61 18.3 100.0

Missing System 273 81.7

Total 334 100.0

Pengaruh Ilustrasi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Kurang Membentuk 12 3.6 19.7 19.7

Membentuk 37 11.1 60.7 80.3

Sangat Membentuk 12 3.6 19.7 100.0

Total 61 18.3 100.0

Missing System 273 81.7


(4)

Inspirasi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Kurang Menginspirasi 7 2.1 11.5 11.5

Menginspirasi 41 12.3 67.2 78.7

Sangat Menginspirasi 13 3.9 21.3 100.0

Total 61 18.3 100.0

Missing System 273 81.7

Total 334 100.0

Pengaruh Tayangan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak Mempengaruhi 2 .6 3.3 3.3

Kurang Mempengaruhi 8 2.4 13.1 16.4

Mempengaruhi 42 12.6 68.9 85.2

Sangat Mempengaruhi 9 2.7 14.8 100.0

Total 61 18.3 100.0

Missing System 273 81.7


(5)

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Jl. Dr. A. Sofyan No. 1 Telp. (061) 8217168

LEMBARAN CATATAN BIMBINGAN SKRIPSI

NAMA

:

Aghi Ayu Hadi P.S

NIM

:

060904067

PEMBIMBING

:

Dra. Lusiana A. Lubis, M.A

NO.

TGL PERTEMUAN

PEMBAHASAN

PARAF

PEMBIMBING

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

29 Maret 2010

01 April 2010

06 April 2010

24 April 2010

26 April 2010

02 Juni 2010

06 Juni 2010

30 September 2010

01 September 2010

02 September 2010

ACC Seminar Proposal

Penelitian

Seminar Propsal Penelitian

Penyerahan Bab I

Penyerahan Bab II dan III

ACC Bab I,II,III

Penyerahan Kuisioner

ACC Kuisioner

Penyerahan Bab VI dan V

ACC Bab VI dan V

ACC Meja Hijau


(6)

BIODATA PENELITI

Nama/ NIM

: AGHI AYU HADI PURWITA SARI / 060904067

Tempat/ Tanggal Lahir

: Medan / 21 Juni 1988

Departemen

: Ilmu Komunikasi FISIP USU

Alamat

: Perum. Tata Alam Asri Jl. Bakti III No. 225

Anak

: Ke 1 dari 3 bersaudara

Orang Tua

Bapak

: IR. ISMET RIZAL PULUNGAN

Ibu

: YUSMAWITA SIREGAR

Pendidikan

: SD SWASTA YP. HARAPAN ( 1994-1997)

SD SWASTA KARTIKA 1-1 ( 1998-1999)

SLTP NEGERI 7 Medan (2000-2003)

SMU SWASTA WR. SUPRATMAN (2003-2006)

Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU angkatan

2006

Saudara

: IRFAN YUSRI SOLIHIN P.

M. RAKHA HUDA P.


Dokumen yang terkait

PENGARUH TAYANGAN LAPTOP SI UNYIL EPISODE 1067 TERHADAP KEMAMPUAN MEMBUAT KERIPIK SUPER RENYAH (Studi Pada Siswa Kelas V SDN Percobaan 1 Malang)

5 28 36

Efek Media Program Acara Laptop Si Unyil Di Trans 7 Pada Siswa Sekolah Dasar (Studi Deskriptif Kualitatif Efek Media Program Acara Laptop Si Unyil Di Trans 7 Ditinjau Dari Sisi Edukasi pd Siswa SD N Kledokan).

0 6 15

EFEK MEDIA PROGRAM ACARA LAPTOP SI UNYIL DITRANS 7 PADA SISWA SEKOLAH DASAR Efek Media Program Acara Laptop Si Unyil Di Trans 7 Pada Siswa Sekolah Dasar (Studi Deskriptif Kualitatif Efek Media Program Acara Laptop Si Unyil Di Trans 7 Ditinjau Dari Sisi Ed

0 3 16

PENDAHULUAN Efek Media Program Acara Laptop Si Unyil Di Trans 7 Pada Siswa Sekolah Dasar (Studi Deskriptif Kualitatif Efek Media Program Acara Laptop Si Unyil Di Trans 7 Ditinjau Dari Sisi Edukasi pd Siswa SD N Kledokan).

5 11 29

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN Efek Media Program Acara Laptop Si Unyil Di Trans 7 Pada Siswa Sekolah Dasar (Studi Deskriptif Kualitatif Efek Media Program Acara Laptop Si Unyil Di Trans 7 Ditinjau Dari Sisi Edukasi pd Siswa SD N Kledokan).

2 5 23

PENUTUP Efek Media Program Acara Laptop Si Unyil Di Trans 7 Pada Siswa Sekolah Dasar (Studi Deskriptif Kualitatif Efek Media Program Acara Laptop Si Unyil Di Trans 7 Ditinjau Dari Sisi Edukasi pd Siswa SD N Kledokan).

3 7 31

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VIDEO-TAYANGAN LAPTOP SI UNYIL TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 38 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016.

0 4 27

ANALISIS AFIKS TUTURAN SI UNYIL PADA PROGRAM LAPTOP SI UNYIL TRANS 7 SEBAGAI ALTERNATIF PEMBUATAN MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI BAGI SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR.

0 0 23

HUBUNGAN TAYANGAN LAPTOP SI UNYIL DI TRANS 7 DENGAN PERSEPSI DAN AKSI SISWA SEKOLAH DASAR TERHADAP PERMAINAN TRADISIONAL.

0 0 2

PERAN PRODUCTION ASSISTANT DALAM PROGRAM LAPTOP SI UNYIL DI TRANS 7 abstrak. cover

0 0 9