Seni Pahat Ukir Jenis-Jenis Kesenian Karo

Upacara yang berkaitan dengan ritual yang dilakonkan oleh Guru sibaso dukun, adalah berdasarkan tuntunan ilmu atau roh penuntunnya. Kerana ketika seorang guru dukun memimpin upacara, biasanya beliau memanggil jinujung-nya junjungan-nya untuk ‘masuk’ ke dalam dirinya. sehingga gerakan tarinya tidak lagi memiliki struktur yang baku, berbeda dengan pola gerak tari Karo pada umumnya. Tetapi secara umum gerakan yang khas pada tarian ini adalah gerakan murjah-urjah melompat dengan mengangkat kaki secara bergantian.

2.2.3.3 Tari Yang Berkaitan Dengan Hiburan

Tari Karo yang sifatnya hiburan biasanya ditarikan oleh dua orang atau lebih muda-mudi dengan cara berpasang-pasangan, diantaranya adalah: Tari pecat-pecat seberaya, Tari lima serangke, Tari piso surit, Tari roti manis, dan lain sebagainya. Tari-tarian jenis ini pada umunya sudah memiliki komposisi yang baku, dengan kata lain koreografinya telah tersusun dengan tetap. Tari-tarian hiburan lain yang sangat digemari oleh masyarakat Karo, diantaranya adalah Ndikar tari pencak silat, Adu Perkolong-kolong tarian yang dibawakan oleh sepasang Perkolong-kolong dan melakukan aksi atau cerita lucu yang menghibur, serta Gundala-gundala drama tari topeng Karo.

2.2.4 Seni Pahat Ukir

Walaupun kehidupan masyarakat Karo pada waktu dulu dalam keadaan serba sederhana, namun beberapa orang “Pande tukang” sebutan bagi orang yang ahli membuat bangunan Karo mampu menyumbangkan karya-karyanya. Beberapa dari karya itu umumnya dimulai dengan sederhana dan dengan maksud untuk menolak Universitas Sumatera Utara bala, menangkal roh jahat, dan sebagai media yang kemudian dipercaya memiliki kemampuan pengobatan. Kemudian dalam perkembangannya dari waktu ke waktu, kebiasaan membuat ukiran tersebut tidak lagi dipandang dari segi kekuatan daya penangkalnya mistis saja. Tetapi lukisan itu telah dipandang sebagai sesuatu yang memiliki nilai keindahan sehingga kemudian dikembangkan sebagai sebuah karya seni. Secara garis besar ada empat tempat dimana karya seni ini biasa ditempatkan, antara lain: • Pada bangunan tradisional Karo seperti rumah adat, jambur, geriken, dan gereta guro-guro aron, • Pada benda-benda pecah-belah seperti gantang beru-beru, cimba lau, abal- abal, busan, petak, tagan, kampil, dan alat kesenian, dan • Pada pakaian adat Karo seperti pada uis kapal, uis nipes, dan baju, serta • Ukiran pada berbagai benda perhiasan seperti gelang, cincin, kalung, pisau, ikat pinggang, dan lain sebagainya. Di bawah ini penulis memaparkan beberapa jenis pola dan gambar ukiran masyarakat Karo dan tempat di mana ukiran itu biasa di terapkan. • Ampik-ampik Alas Indung Bayu-bayu Motif : Terdiri dari bermacam-macam motif yang bergabung yaitu: Bunga Gundur, Duri Ikan, Tempune-tempune, Pakau-pakau, Anjak-anjak beru Ginting dan Pancung-pancung Cekala. Fungsi : Tolak bala hiasan Tempat : Pada anyaman ayo-ayo rumah adat. Universitas Sumatera Utara • Ukiran pada Piso Tumbuk Lada • Anyaman pada Gapura Makam Pahlawan Kabanjahe • Tapak Raja Sulaiman • Bindu Matagah Motif :Geometris Fungsi :Tolak bala Tempat :Melmelen, Ukat, Gantang beru-beru, Buku Pustaka Motif :Geometris Pelambang :Tolak bala Tempat :Melmelen, Ukat, Gantang beru-beru, Buku Pustaka Universitas Sumatera Utara • Pahai • Bindu Matoguh • Lu k isa n Su k i Bila dilihat dari bentuk dan nama ukiran Karo tersebut , beberapa di antaranya tercipta atas dorongan dan pengaruh lingkungan alam, manusia, binatang, dan tumbuh-tumbuhan. Selain ornmen-ornamen di atas masih terdapat beberapa ornamen lain di antaranya adalah: Tupak salah silima-lima, Tupak salah sipitu-pitu, Desa siwaluh, Panai, Bindu metagah, Bindu matoguh, Tapak raja Sulaiman, Pantil manggus, Indung-indung simata, Tulak paku petundal, Lipan nangkih tongkeh, Kite- kite perkis, Tutup daducimba lau, Cenkili kambing, Ipen-ipen, Lukisan suki, Pucuk merbung bunga bincole, Surat buta, Pengretret, Bendi-bendi pengalo-ngalo, Embun sikawiten, Pucuk tenggiang, Litab-litab Lembu, Lukisan tonggal, Keret-keret ketadu, Taruk-taruk, Kidu-kidu, Lukisan pendamaiken, Bulang binara, Tanduk Motif : Geometris Pelambang : Tolak bala, Ngenen gerek-gereken Tempat : Kalung anak-anak, Buku Pustaka, dl Motif : Geometris Pelambang : Tolak bala Tempat : Melmelen, Ukat, Gantang beru-beru, dll Motif : Geometris Pelambang : Hiasan Tempat : Ujung kiri dan kanan Melmelen Universitas Sumatera Utara kerbau payung, Bunga gundur, Raja Sulaiman, Bunga lawang, Tudung teger, Lukisan umang, Lukisan para-para gundur mangalata, Embun sikawiten II, Tulak paku, Lukisan kurung tendi, Osar-osar, Ukiren sisik kaperas, Galumbang sitepuken, Ukiren kaba-kaba, Likisen tagan, dan masih banyak lagi jenis ornamen yang lain.

2.2.5 Seni Tenun Mbayu