Kolaborasi Keyboard Dengan Gendang Lima Sendalanen Plus Kulcapi

yang sebenarnya bukanlah alat musik menggambarkan bahwa media alat musik tradisi yang sedang dimainkannya seakan tidak memadai lagi untuk mewujudkan ide-ide yang datang dari pikirannya. Hal tersebut terus dilakukan olah Jasa Tarigan dalam setiap seni pertunjukan Gendang guro-guro aron.

3.2.2. Kolaborasi Keyboard Dengan Gendang Lima Sendalanen Plus Kulcapi

Setelah lebih kurang sepuluh tahun 1980-1990 Gendang Lima Sendalanen Plus Kulcapi digunakan sebagai ensambel yang umum dalam Gendang guro-guro aron, di awal tahun 1991 Jasa Tarigan kembali melakukan eksperimen pada musik pengiring Gendang guro-guro aron, Ia menghadirkan alat musik Keyboard dan dimainkan secara bersama-sama dengan Gendang Lima Sendalanen Plus Kulcapi dalam setiap pertunjukannya. Berbeda dengan Kulcapi yang secara langsung digunakan - secara berganti- ganti dengan sarune - sebagai pembawa melodi lagu, di sini Keyboard pada hanya dimanfaatkan sebagai alat musik tambahan musik pengiring melalui bunyi-bunyi perkusif ritmis pada bagian akhir komposisi Gendang salih yang dimainkan Gendang Lima Sendalanen Plus Kulcapi. Bunyi-bunyi ritmis yang dimunculkan melalui alat musik Keyboard ini hanya pada saat tertentu saja dalam keseluruhan bagian Gendang salih tersebut. Pola-pola ritem yang dimainkan melalui tombol Drum pad yang terdapat pada keybaord sama dengan pola ritem yang dimainkan Jasa Tarigan melalui resonator Kulcapi atau box Kulcapi sebelumnya. Jadi, pada awalnya Keyboard seolah-olah digunakan untuk menggantikan efek-efek bunyi ritem yang yang dimainkan Jasa Tarigan tersebut. Universitas Sumatera Utara Efek bunyi perkusi yang ditimbulkan oleh Keyboard ternyata sangat berpengaruh pada penari dan penonton karena karakter bunyi yang muncul dari Keyboard sangat berbeda dengan bunyi musik tradisi yang selama ini terdengar dalam Gendang Lima Sendalanen. Selain itu, Keyboard yang memiliki sistem tata suara sound system yang khusus - sebagaimana layaknya Keyboard digunakan dalam pertunjukan musik-musik modern - mengakibatkan seluruh perhatian pendengar menjadi tertuju kepada bunyi Keyboard tersebut. Menurut Jasa Tarigan, unsur-unsur ritmis tersebut pada awalnya digunakan ketika kegiatan Gendang guro-guro aron sampai pada tengah malam atau dini hari ketika aron dan sindedah mulai lelah atau mengantuk. Karena mendengar suara yang terasa asing karena belum terbiasa digabungkan dengan Gendang Lima Sendalanen, para sindedah dan aron yang tengah menari menjadi bersemangat kembali. Selain itu tak jarang Jasa Tarigan menambahkan pola-pola ritem tertentu dari Keyboard ketika memainkan Gendang Lima Sendalanen, hal itu dilakukan untuk membuat pelaksanaan Gendang guro-guro aron menjadi lebih bergairah lagi. Dan hal tersebut ternyata membuat orang-orang yang terlibat dalam Gendang guro-guro aron menjadi lebih senang, terbukti bahwa Gendang guro-guro aron tidak hanya dilaksanakan oleh kelompok masyarakat Karo di kabupaten Karo, namun masyarakat Karo di di luar wilayah tersebut, khususnya komunitas masyarakat Karo di kota Medan juga menjadi lebih sering melaksanakannya. Namun bunyi-bunyi perkusif Keyboard dalam kolaborasinya dengan Gendang Lima Sendalanen dalam konteks Gendang guro-guro aron tersebut diatas ternyata tidak bertahan lama. Jasa Tarigan mulai memanfaatkan kemampuan lain dari Universitas Sumatera Utara alat musik Keyboard ini. Karena Keyboard pada dasarnya memiliki kemampuan menghasilkan bunyi musik secara lengkap, seperti berbagai jenis karakter nada dan irama. Dalam Keyboard yang digunakan Jasa Tarigan tersebut Yamaha PSS 680 tersedia sebuah irama musik style rumba yang memiliki kemiripan dengan salah satu cak-cak gendang irama musik Karo, yakni Gendang odak-odak. Seperti diketahui, Gendang odak-odak merupakan bagian kedua dari Gendang salih. Jadi pada bagian kedua Gendang salih, dengan menekan sebuah tombol pada Keyboard, Irama Rumba dalam Keyboard tersebut mulai berjalan. Perlu diketahui bahwa, satu jenis irama musik style pada Keyboard umumnya termasuk Yamaha PSS 680 milik Jasa dapat dibunyikan dengan menekan salah satu tombol dari beberapa tombol irama musik, dan irama musik tersebut akan berbunyi terus menerus, sampai sebuah tombol ditekan kembali untuk menghentikannya. Nuansa bunyi musik menjadi berubah total karena Irama Rumba tersebut merupakan irama lengkap sebuah musik populer yang di dalamnya terdapat bunyi Gitar bass, Gitar ritem, Drum dan bunyi alat musik Chordophone lain yang dapat menghasilkan akord. Secara singkat satu irama musik yang telah terprogram dalam sebuah Keyboard dapat disebut sebagai sebuah iringan band. Walaupun Gendang Lima Sendalanen tetap dimainkan bersama dengan Irama Rumba tersebut, namun karena bunyi yang keluar dari pengeras suara loudspeaker Keyboard jauh lebih keraskuat, maka bunyi alat musik tradisional tersebut menjadi kurang terdengar lagi. Menurut Jasa Tarigan, pada awal digabungkannya Irama Rumba Keyboard dengan Gendang Lima Sendalanen, pemain Gendang singindungi dan Gendang singanaki sangat kerepotan susah mengikuti tempo musik, karena Universitas Sumatera Utara tempo musik Keyboard tersebut bersifat konstantetap, padahal selama ini secara tradisional sierjabaten memainkan setiap alat musiknya senantiasa saling “bekerja sama” satu sama lain, dengan mengandalkan “rasa”, cepat lambatnya sebuah tempo lagu dapat mereka kendalikan kontrol secara bersama tanpa menyalahkan satu pemain yang bermain terlalu cepat atau terlalu lambat. Selain kerja sama dengan sesama sierjabaten, kecepatan kestabilan tempo suatu lagu sangat dipengaruhitergantung oleh para penari yang mereka iringi. Sangat biasa terjadi tempo dalam satu komposisi dapat sedikit berubah bisa semakin cepat dan bisa pula semakin lambat guna menyesuaikan dengan kondisi para penari yang sedang menari. Jasa Tarigan sendiri mengakui bahwa, dalam memainkan Keyboard, dia kadang-kadang harus menurunkan atau menaikkan kecepatan tempo sebuah lagu yang sedang ia mainkan agar entabeh akap si landek ngendekkenca penari merasa “enak” melakukan tarian. Hal ini menggambarkan bahwa hubungan sierjabaten dengan si landek saling berpengaruh, dalam arti: penari harus mengikuti irama musik, tapi irama musik juga harus memperhatikan kondisi penari ketika sedang menari. Hal ini sangat berbeda dengan hadirnya alat musik Keyboard, tempo dalam Keyboard itu sendiri telah dibuat secara elektronik sehingga stabil atau konstan. Memang kecepatan sebuah tempo musik dalam Keyboard dapat juga diubah-ubah, tetapi sebuah lagu bisanya menggunakan satu kecepatan tempo tertentu. Dengan sistem elektronik bersifat stabil yang terdapat dalam Keyboard, bukan saja sierjabaten Gendang Lima Sendalanen yang harus mengikuti tempo Keyboard, namun sadar atau tidak sadar para penari juga harus mengikuti tempo Keyboard. Dengan demikian, unsur kerja sama antara sesama pemusik Gendang Lima Universitas Sumatera Utara Sendalanen dan juga hubungan saling memperngaruhi antara sierjabaten dengan si landek menjadi hilang karena semuanya harus mengacu kepada kecepatan tempo Keyboard. Semakin lama, peranan Keyboard dalam gabungannya dengan Gendang Lima Sendalanen semakin menonjol atau dominan. Jika pada awalnya Keyboard mulai dimainkan pada setiap bagian Gendang salih bergabung dengan Gendang Lima Sendalanen yang mengiringi dari awal sampai akhir, belakangan mulai dimainkan secara bersama dari awal sampai akhir komposisi musik. Pemain Keyboard mulai memainkan melodi lagu, yang mana peran tersebut biasanya dilakukan oleh pemain sarune atau Kulcapi. Dengan demikian peranan pemain sarune mulai berkurang karena sudah bisa digantikan Keyboard. Ketika Keyboard sudah digunakan sebagai pembawa melodi dan sekaligus juga sebagai pengiring irama musik, maka lagu-lagu populer Indonesia non lagu Karo mulai dimainkan dalam mengiringi tarian Karo. Lagu Kopi Dangdut, Hujan Di malam Minggu, Rindu, dan berbagai lagu terkenal lainnya sering dimainkan Keyboard dalam mengiringi tarian dalam konteks Gendang guro-guro aron. Kadang-kadang, lagu-lagu Indonesia populer tersebut juga sekaligus dinyanyikan oleh Perkolong-kolong. Dari sisi irama, Jasa Tarigan mulai memprogram cak-cak patam-patam di dalam Keyboard sehingga Keyboard tersebut dapat memainkan gendang patam- patam secara lengkap. Yang dimaksud dengan program cak-cak gendang patam- patam dalam Keyboard adalah meniru bunyi irama gendang patam-patam yang biasa dimainkan Gendang Lima Sendalanen sehingga secara irama, bunyinya memiliki persamaan dengan gendang patam-patam pada Gendang Lima Sendalanen. Bunyi gendang patam-patam yang dihasilkan dari Keyboard sudah dapat mengiringi Universitas Sumatera Utara landek dan rende mulai dari awal hingga akhir dari suatu komposisi lagu gendang, walaupun dalam setiap penampilannya masih mengikutsertakan Gendang singanaki, Gendang singindungi, Penganak dan Gung. Dalam perkembangan selanjutnya, pola-pola ritemirama gendang Karo “musik Karo” yang lain juga mulai diprogram di dalam Keyboard sehingga Keyboard dapat dimainkan musik yang ‘menyerupai’ musik Karo musik Karo imitasi. Pola ritem gendang Karo yang dimaksud adalah mengimitasikan setiap bunyi alat musik Gendang Lima Sendalanen berdasarkan pola permainannya ke dalam program Keyboard. Bunyi pola ritem Gendang singanaki, Gendang singindungi, Penganak dan Gung dibuat dalam program tersebut dengan memanfaatkan pilihan bunyi yang mirip yang terdapat dalam Keyboard. Jenis Keyboard yang digunakan telah berganti dari Yamaha seri PSS 680 menjadi Yamaha seri PSR 500. Jenis Keyboard ini telah memiliki disk drive, sehingga hasil program suatu irama musik dapat disimpan di dalam disket floppy disk komputer. Sering pula, Keyboard PSS 680 dan PSR 500 digabungkan dalam satu pertunjukan. Searah dengan kemajuan teknologi yang terus berkembang semakin canggih, Keyboard yang digunakan juga mengalami perubahan dari yang sebelumnya Yamaha PSS 680 yang digabung dengan Yamaha PSR 500 menjadi satu jenis Keyboard saja, yaitu Technics KN 2000. Jenis Keyboard yang terakhir ini—juga digunakan pertama sekali oleh Jasa Tarigan—memiliki kemampuan yang lebih lengkap dari sebelumnya sehingga gendang Karo imitasi semakin lengkap dapat diprogram. Jika kedua Keyboard yang awal jenis gendang Karo yang dapat diprogram pada umumnya adalah lagu-lagu hiburan, maka pada Keyboard Tehcnics KN 2000 sudah dapat diprogram bunyi imitasi dari gendang simalungen rayat. Universitas Sumatera Utara Gambar 5.3: Jasa Tarigan menggunakan Keyboard Technics KN 2000 Sumber: Dok. Jasa Tarigan Gendang simalungen rayat adalah suatu repertoar yang sangat penting utama dalam konteks upacara adat pada masyarakat Karo. Dengan adanya program irama musik gendang simalungen rayat dalam Keyboard maka Keyboard sudah dapat mengiringi tarian dan nyanyian hiburan dalam Gendang guro-guro aron dan tarian dalam konteks upacara adat. Artinya, “Gendang Karo imitasi” yang diprogram secara khusus dalam Keyboard sudah dapat digunakan dalam konteks Gendang guro-guro aron, tanpa disertai Gendang Lima Sendalanen. Pemakaian alat musik Keyboard dalam mengiringi tari-tarian dan nyanyian Karo dalam konteks guro-guro aron tanpa disertai dengan Gendang Lima Sendalanen disebut orang Karo dengan istilah Gendang Kibod.

5.3 Sekilas Tentang Imitasi Bunyi Dari Program Keyboard KN 2000