Seni Suara Vokal Jenis-Jenis Kesenian Karo

Gambar 2 . Aksara Karo Sumber : http:www.wikipedia.comkaro.html

2.2.2 Seni Suara Vokal

Dalam berkesenian, orang Karo tidak mengenal istilah seni suara vokal, namun biasanya orang bernyanyi sering disebut rende, dan penyanyi berarti perende- ende. Jika seorang perende-ende juga pandai menari Landek dan sudah biasa bernyanyi sekaligus menari dalam suatu pesta Gendang guro-guro aron, maka sebutan uuntuknya telah berubah menjadi Perkolong-kolong.. Kemampuan ini tidak terbatas hanya pada kemampuan menyanyikan lagu- lagu Karo yang bertemakan percintaan atau muda mudi, namun juga mampu menyanyikan lagu-lagu yang bertemakan pemasu-masun nasihat-nasihat yang secara teks atau liriknya sangat bergantung kepada konteks suatu upacara. Artinya melodi lagu pemasu-masun memang telah diketahui atau dihapal, namun lirik dari melodi tersebut harus dibuat dinyanyikan sendiri oleh Perkolong-kolong tersebut pada saat bernyanyi sesuai dengan konteks upacara yang sedang berlangsung pada saat itu. Diperkirakan pada zaman dahulu masyarakat Karo belum mengenal seni suara secara nyata. Kemudian dalam perkembangannya muncullah lagu-lagu yang dibawakan seseorang sebagai ‘Perende-rende’ penyanyi. Lagu-lagunya masih cenderung berteme kesedihan, dan lagu ini biasanya dibawakan untuk pengantar Universitas Sumatera Utara sebuah cerita atau memuja seseorang, juga dibawakan untuk menyampaikan doa seperti lagu didong-didong. Sementara dalam perkembangan selanjutnya budaya Karo mengenal beberapa jenis seni vokal diantara: • Katoneng-katoneng nyanyian yang berisikan pengharapan, • Didong dong nyanyian yang berisikan nasehat-nasehat, • Mangmang nyanyian yang berisikan doa-doa, • Tangis-tangis nyanyian ungkapan keluh kesah, • Turi-turin nyanyian untuk menceritakan sesebuah cerita, • Ende-enden nyanyian muda-mudi. Penyajian seni vokal Katoneng-katoneng dan Ende-enden dilakukan oleh seorang penyanyi dan penari tradisional Karo Perkolong-kolong di dalam acara adat dan hiburan. Sementara nyanyian Mangmang dilakukan oleh seorang Guru sibaso Dukun di dalam upacara yang berkaitan dengan kepercayaan tradisional ritual. Sedangkan, nyanyian Tangis-tangis dilakukan pada upacara kematian, dan didong-dong biasanya dinyanyikan dalam upacara perkawinan.

2.2.3. Seni Tari