Gendang Lima Sendalanen Seni Musik

2.2.7.1 Gendang Lima Sendalanen

Gendang Lima Sendalanen merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menyatakan suatu ensambel musik tradisional Karo yang terdiri dari 5 lima buah alat musik, yaitu: 1 sarune, 2 gendang singanaki, 3 gendang singindungi, 4 penganak, dan 5 gung. Istilah gendang pada Gendang Lima Sendalanen ini berarti “alat musik”, lima berarti “lima buah”, dan sendalanen berarti “sejalan”. Dengan demikian Gendang Lima Sendalanen mengandung pengertian “lima buah alat musik yang dimainkan sejalan atau secara bersama-sama”. Kadang-kadang Gendang Lima Sendalanen disebut dengan istilah Gendang Sarune 4 Perlu diketahui juga bahwa, masing-masing alat musik dalam ensambel Gendang Lima Sendalanen tersebut dimainkan oleh seorang pemain, kecuali alat musik penganak dan gung yang dapat dimainkan oleh seorang pemain. . Adanya dua istilah atau penyebutan satu ensambel musik tradisional Karo yang sama ini-Gendang Lima Sendalanen dan Gendang Sarune-terjadi karena perbedaan latar belakang dari orang- orang yang menggunakannya. Di kalangan musisi tradisional Karo istilah Gendang Sarune lebih sering dinggunakan, sementara itu di berbagai tulisan tentang kebudayaan musik Karo lebih banyak menggunakan istilah Gendang Lima Sendalanen. Untuk konsistensi penulisan, dalam tulisan ini penulis menggunakan istilah Gendang Lima Sendalanen. Ini tidak berarti istilah Gendang Lima Sendalanen lebih mewakili dari pada Gendang Sarune karena memang kedua istilah tesebut selalu digunakan dalam masyarakat Karo. 4 Istilah Gendang Sarune muncul karena dalam ensambel tersebut sarune merupakan alat musik pembawa melodi Universitas Sumatera Utara Di bawah ini penulis menjabarkan penjelasan tentang masing-masing instrumen yang terdapat dalam Gendang Lima Sendalanen, yaitu :

2.2.7.1.1 Sarune

Sarune merupakan alat musik tiup yang memiliki lidah ganda double reed, dan tabung alat musik ini berbentuk konis conical mirip dengan alat musik obo oboe. Instrumen ini terdiri dari lima bagian alat yang dapat dipisah-pisahkan serta terbuat dari bahan yang berbeda pula yaitu: a anak-anak sarune, b tongkeh, c ampang-ampang, d batang sarune, dan e gundal. Anak-anak sarune berfungsi sebagai lidah reeds, terbuat dari dua helai kecil daun kelapa yang telah dikeringkan. Biasanya ketika hendak memainkan sarune, anak-anak sarune tersebut harus dibasahi terlebih dahulu dengan air liur agar menjadi lunak sehingga mudah bergetar jika ditiup. Ampang-ampang yaitu sebuah lempengan berbentuk bundar yang terbuat dari kulit binatang Baning trenggiling diletakkan di tengah tongkeh terbuat dari timah. Ampang-ampang berfungsi sebagai penahan bibir pemain sarune ketika sedang meniup alat tersebut. Batang sarune sendiri terbuat dari kayu selantam atau pohon nangka, pada batang sarune inilah terdapat lobang-lobang nada berjumlah delapan buah sebagai penghasil atau pengubah nada ketika sarune ditiup. Gundal juga terbuat dari kayu selantam yang berada pada bagian bawah sarune. Gundal ini merupakan corong bell pada alat tiup sarune yang fungsinya membuat lantunan nada-nada menjadi lebih panjang dan nyaring atau keras. Perlu ditambahkan, ampang-ampang, anak-anak sarune, dan tongkeh biasanya dihubungkan satu sama lain dengan seutas tali berukuran kecil, yang Universitas Sumatera Utara berfungsi sebagai pengikat agar bagian-bagian tersebut tidak tercecer, terpisah atau hilang karena ukurannya yang kecil. Gambar 1: Bagian-bagian Sarune Sumber: Di edit dari dok. Perikuten Tarigan Keterangan gambar 4.1: 1 anak-anak sarune 3 batang sarune, 2 tongkeh 4 gundal 2a ampang-ampang 4a tagan sarune Gambar 2: Sarune Sumber: Dok. Perikuten Tarigan Universitas Sumatera Utara

2.2.7.1.2 Gendang singanaki dan gendang singindungi

Gendang singanaki dan Gendang singindungi double sided conical drums merupakan dua alat musik pukul yang terbuat dari kayu pohon nangka. Pada kedua sisi alat musik yang berbentuk konis tersebut, terdapat membrane yang terbuat dari kulit binatang. Sisi depanatas atau bagian yang dipukul disebut babah gendang, sisi belakangbawah tidak dipukul disebut pantil gendang. Kedua alat musik ini memiliki ukuran yang kecil, panjangnya sekitar 44 cm, dengan diameter babah gendangnya sekitar 5 cm, sedangkan diameter pantil gendang sekitar 4 cm. Kedua alat musik tersebut memiliki kesamaan dari sisi bahan, bentuk, ukuran, dan cara pembuatannya. Perbedaannya hanya pada “gendang mini” yang disebut gerantung panjang 11,5 cm yang diikatkan di sisi badan gendang singanaki, sedangkan pada gendang singindungi tidak ada. Gendang singindungi dapat menghasikan bunyi naik turun melalui teknik permainan tertentu 5 5 Pada bagian luar dari ujung ke ujung alat musik ini dililitkan tali yang terbuat dari kulit lembu. Tali tersebut lah yang berfungsi untuk mengencangkan kulitmembrane gendang, sehingga menghasilkan suara yang berbeda. Tetapi biasanya tehnik ini digunakan untuk ‘menyetem’ suara gendang tersebut. , sedangkan gendang singanaki tidak memiliki tehnik tersebut sehingga bunyi yang dihasilkannya tidak bisa naik turun. Masing-masing gendang memiliki dua palu-palu gendang atau alat pukul drum stick sepanjang 14 cm. Gambar 3: Gendang singanaki Gambar 4: Gendang singindungi Universitas Sumatera Utara

2.2.7.1.3 Gung dan Penganak

Penganak dan gung tergolong dalam jenis suspended idiophonegong berpencu yang memiliki persamaan dari segi konstruksi bentuk, yakni sama seperti gong yang umumnya terdapat pada kebudayaan musik nusantara. Perbedaan keduanya Penganak dan gung adalah dari segi ukuran atau lebar diameternya. Gung memiliki ukuran yang besar diameter 68,5 cm, dan penganak memiliki ukuran yang kecil diameter 16 cm. Gung dan Penganak ini terbuat dari kuningan, sedangkan palu-palu pemukulnya terbuat dari kayu dengan benda lunak yang sengaja dibuat di ujungnya untuk menghasilkan suara gung yang lebih enak didengar palu-palu gung. Gambar 5: Penganak dan Palu-palu Gambar 6: Gung dan Palu-palu Sumber: Dok. Perikuten Tarigan Universitas Sumatera Utara

2.2.7.1.4 Peran masing-masing instrumen dalam Gendang Lima Sendalanen

Gendang Lima Sendalanen sebagai suatu ensambel musik yang terdiri dari lima alat musik memiliki karakter bunyi dan cara memainkan yang berbeda-beda sesuai dengan bentuk instrumen tersebut. Sarune dimainkan dengan cara meniup anak-anak sarune reeds sementara jari-jari kedua tangan si pemain memegang membuka dan menutup lobang nada yang terdapat pada badan batang alat musik tersebut. Alat musik Sarune ini dalam Gendang Lima Sendalanen memiliki peran sebagai pembawa melodi lagu. Gambar 7: Penarune sedang memainkan sarune Sumber: Dok. Perikuten Tarigan Sementara itu, gendang singanaki, gendang singindungi dimainkan dengan cara memukul babah gendang head membrane masing-masing dengan dua palu- palu gendang alat pukul gendangstick. Gendang singanaki menghasilkan pola ritem berulang-ulang repetitif, sedangkan Gendang singindungi membawakan pola ritem yang variabel, berbeda dengan pola ritem yang dimainkan gendang singanaki. Universitas Sumatera Utara Gambar 8: Penggual Singindungi Gambar 9: Penggual Singanaki Sumber: Dok. Perikuten Tarigan Sumber: Dok.Perikuten Tarigan Penganak dan gung dimainkan dengan memukul pencu yang terdapat pada bagian tengah penganak dan gung masing-masing dengan satu palu-palu. Kedua alat musik tersebut menghasilkan pola pukulan yang berulang-ulang. Gambar 10: Simalu Gung sedang memainkan penganak dan gung Sumber: Dok. Perikuten Tarigan Universitas Sumatera Utara

2.2.7.1.5 Posisi pemain Gendang Lima Sendalanen

Secara umum pemain Gendang Lima Sendalanen dalam setiap pertunjukannya bermain dalam posisi duduk. Posisi duduk ini - khsususnya untuk penarune dan penggual - merupakan posisi baku karena dua hal, yaitu: • Dalam menghasilkan nada-nada tertentu, penarune harus menutupkan ujung Sarune-nya tonggum ke bagian betis kakinya sendiri, • Penggual senantiasa mengaitkan alat musiknya gendang singanaki dan gendang singindungi diantara kedua kakinya dalam posisi duduk bersila, sehingga posisi intrumen tersebut menjadi diagonal, dengan babah gendang mengarah ke sebelah kanan penggual. • Simalu gung dan simalu penganak juga bermain dalam posisi duduk, sementara itu kedua alat musiknya senantiasa digantung dengan seutas tali pada suatu tempat yang telah disediakan secara khusus. Gambar 11: Posisi pemain musik Gendang Lima Sendalanen dalam upacara adat. Sumber: Dok. Perikuten Tarigan Universitas Sumatera Utara

2.2.7.2 Gendang telu sendalanen