senar Kulcapi dalam memainkan melodi. Keteng-keteng dimainkan dengan meletakkan alat musik tersebut di lantai di depan pemain, mangkok juga ditempatkan
dalam posisi serupa.
2.2.7.3 Alat musik tradisional Karo non-ensambel
Selain alat-alat musik yang termasuk dalam kedua ensambel yang telah diuraikan di atas, masih terdapat lagi beberapa alat musik tradisional Karo yang
dimainkan secara sendiri solo tanpa disertai atau diiringi dengan alat musik yang lain non-ensembel. Alat musik solo tersebut adalah Kulcapi, balobat, surdam,
embal-embal, empi-empi, murbab, genggong, dan tambur
2.2.7.3.1 Kulcapi
Alat musik Kulcapi yang dimaksud dalam alat musik solo ini sama dengan Kulcapi yang telah diuraikan dalam gendang telu sedalanen, namun
perannya dalam kebudayaan musik Karo lebih dari satu yakni dapat dimainkan dalam ensambel, dan dapat juga dimainkan secara solo tunggal. Perbedaannya
adalah konteks penyajian. Kulcapi sebagai alat musik solo biasa digunakan sebagai hiburan pribadi, maupun dihadapan sekelompok kecil pendengar yang tidak memiliki
konteks tertentu. Sebagai alat musik pribadi, Kulcapi memiliki komposisi-komposisi tersendiri yang berisi tentang ceritera-cerita rakyat, seperti cerita penganjak kuda
sitajur, cerita perkatimbung beru tarigan, tangis-tangis seberaya, tangis-tangis guru, dan beberapa cerita lainnya. Masing-masing ceritera tersebut dimainkan melalui
melodi Kulcapi. Jika didengarkan oleh sekelompok orang sebagai hiburan, kadang- kadang timbul pertanyaan dari pendengar tentang arti melodi yang sedang dibawakan
Universitas Sumatera Utara
oleh perKulcapi karena mereka tidak mengerti. PerKulcapi biasanya akan menjelaskan cerita dari melodi yang sedang ia mainkan sambil mengulangi melodi
tersebut, sehingga pendengar akan semakin mengerti dengan melodi-melodi yang dimainkan perKulcapi.
Gambar 14: Kulcapi
2.2.7.3.2 Balobat
Balobat block flute sebagai instrumen solo juga merupakan alat musik yang sama dengan balobat yang terdapat dalam gendang balobat. Perbedaannya adalah
konteks penyajian. Balobat sebagai instrumen solo digunakan sebagai hiburan pribadi ketika sedang mengembalakan ternak di padang rumput, ketika sedang
menjaga padi di sawah atau di ladang.
Gambar 4.16: Balobat
Universitas Sumatera Utara
2.2.7.3.3 Surdam
Surdam juga alat musik tiup yang terbuat dari bambu. Alat musik surdam ditiup dari belakang dengan ruas bambu yang terbuka endblown flute. Secara
konstruksi dan tehnik memainkan, surdam memiliki kemiripan dengan saluang pada musik tradisional Minangkabau atau shakuhachi pada musik tradisional Jepang.
Tidak seperti balobat yang secara sederhana dapat langsung berbunyi ketika ditiup, surdam memiliki teknik khusus untuk meniupnya agar dapat berbunyi lihat
Lampiran Gambar L.3. Tanpa menguasai teknik tersebut, surdam tidak akan berbunyi ketika ditiup. Alat musik surdam biasanya dimainkan pada malam hari
ketika suasana sepi.
2.2.7.3.4 Embal-embal dan empi-empi
Kedua alat musik ini sebenarnya merupakan alat musik yang hanya biasa ditemukan pada sawah atau ladang ketika padi sedang menguning. Keduanya
dimainkan atau digunakan sebagai alat musik hiburan pribadi di sawah atau di ladang ketika menjaga padi dari gangguan burung. Embal-embal aerophone, single reed
terbuat dari satu ruas bambu yang dibuat lobang-lobang penghasil nada. Sebagai alat musik tiup, lidah reed embal-embal dibuat dari badan alat musik alat musik itu
sendiri. Empi-empi aerophone, multiple reeds terbuat dari batang padi yang telah
mulai menguning. Lidah reed dari empi-empi dibuat dari batang padi itu sendiri, dengan cara memecahkan sebagian kecil dari salah satu ujung batang padi yang
memiliki ruas. Akibat terpecahnya ruas batang padi menjadi beberapa bagian tidak terpisah maka ketika ditiup bagian yang terpecah tersebut akan menimbulkan bunyi.
Universitas Sumatera Utara
Sebagian yang tidak terpecah kemudian dibuat lobang-lobang untuk menghasilkan nada yang berbeda. Biasanya empi-empi mempunyai empat buah lobang nada. Untuk
saat sekarang, embal-embal dan
empi-empi sudah semakin jarang
ditemukandimainkan oleh masyarakat Karo, khususnya orang Karo yang berada di daerah pedesaan.
2.2.7.3.5 Murbab, dan Genggong.
Alat musik murbab atau murdab merupakan alat musik gesek menyerupai rebab pada alat musik tradisional Jawa atau biola pada musik klasik
barat. Murbab terdiri dari dua senar, sedangakan resonatornya terbuat dari tempurung kelapa. Alat musik murbab dahulu dipergunakan sebagai alat musik solo
dan dimainkan dihadapan beberapa orang sebagai hiburan. Alat musik ini kemungkinan besar telah hilang dari kebudayaan musik Karo.
Genggong adalah alat musik yang terbuat dari besi, dan dibunyikan dengan menggunakan mulut sebagai resonator. Selain sebagai resonator, mulut juga
berfungsi untuk mengubah tinggi rendahnya nada yang diinginkan. Pada waktu dulu, genggong dipergunakan oleh anak perana perjaka untuk memanggil singuda-
nguda gadis pujaan hatinya pada malam hari agar keluar dari rumah, sehingga mereka bisa memadu kasih asmara. Biasanya, seorang anak perana memainkan
genggong dengan lagu tertentu yang telah dimengerti oleh kekasihnya, sehingga dia akan keluar dari rumah. Genggong juga diperkirakan telah hilang dari kebudayaan
musik Karo saat ini.
Universitas Sumatera Utara
BAB III PERANAN JASA TARIGAN DALAM KESENIAN KARO
3.1 Perubahan Tradisi Masyarakat Karo Secara Umum
Tradisi masyarakat Karo secara bertahap mengalami perubahan bersamaan dengan proses perkembangan masyarakat dan munculnya pengaruh dari kebudayaan
luar masyarakat tersebut. Mayoritas masyarakat Karo juga telah meninggalkan kepercayaan lama yaitu pemena, sehingga beberapa kegiatan ritual tradisional
semakin jarang dilakukan. Kegiatan ritual tersebut memiliki kaitan yang erat dengan musik tradisional
Karo, maka apabila ritual tersebut tidak dilaksanakan lagi, maka secara otomatis musik tradisionalnya juga semakin jarang ditampilkan. Selain itu sistem pertanian
masyarakat Karo juga telah berubah dari sistem pertanian substansi menjadi bersifat ekonomis. Hal ini berdampak pada acara Gendang guro-guro aron yang menjadi
salah satu seni pertunjukan tradisi yang biasanya dilaksanakan anak perana-singuda- nguda muda-mudi. Acara tersebut juga menjadi berkurang kwantitas
pertunjukannya karena sebagian besar anak perana-singuda nguda meninggalkan daerah kabupaten Karo untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di kota
Medan atau kota-kota besar lainnya. Masyarakat yang tinggal di wilayah kabupaten Karo juga telah puluhan tahun
mengenal media informasi dan hiburan, seperti: surat kabar, televisi bahkan belakangan ini media innternet mulai bayak di gunakan sehingga berbagai jenis
informasi dan hiburan juga telah dapat diketahui atau diamati.
Universitas Sumatera Utara